Senyum lebar menghiasi wajah perempuan dengan jilbab yang warnanya sudah memudar itu."Nanti kalau Faiz sudah besar pasti mengerti. Sekarang, kita tinggal di sini dulu, ya!" bujuknya lagi.Faiz mengangguk pasrah. Sejujurnya dia masih bingung, kenapa ibunya terus membawanya tinggal ke tempat yang berbeda?Tak lama kemudian, istri pemilik kontrakan datang dengan membawa kunci. Dia lalu mengajak Rasti dan Faiz untuk mengikutinya."Berdua aja, Neng?" tanyanya sambil memerhatikan Faiz."Iya, Bu.""Barang-barangnya banyak, nggak?""Hanya pakaian saja, Bu. Belum ada apa-apa."Bu Zaenal terdiam sambil memandang Rasti dan Faiz."Nanti tidurnya bagaimana? Kontrakan ini nggak ada kasurnya.""Kami bisa tidur di karpet, Bu. Nanti saya beli.""Ya Allah ... ayo masuk, sini lihat-lihat dulu."Mata Rasti berkeliling. Meski hanya sepetak, bangunannya terlihat rapi. Dia langsung yakin menempatinya, begitu juga dengan Faiz."Gimana?""Iya, Bu. Saya mau."Rasti lalu merogoh saku celananya. Mencari dompet
Last Updated : 2024-11-15 Read more