All Chapters of Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api) : Chapter 81 - Chapter 90

109 Chapters

81.Khasiat Buah Iblis

Tangan kanan raksasa Iblis Tanduk Api itu putus setelah terkena satu tebasan pedang milik Bima. Teriakan keras terdengar membuat telinga siapa pun yang mendengarnya merasa sakit. Tangan besar itu jatuh di atas tanah hingga terdengar suara keras menggetarkan tanah. Darah berwarna biru pucat mengucur deras bagaikan air terjun. Iblis raksasa itu berteriak kesakitan. Urat besar di keningnya menyembul karena menahan rasa sakit bercampur dingin yang luar biasa. Tubuhnya terlihat bergetar. Racun Es dari serangan Bima mulai menjalar ke seluruh tubuh raksasa Iblis tersebut. Bima tersenyum kecil. "Aku sudah menduga, kenapa Iblis Tanduk Api terlihat lemah di banding tiga Iblis Legendaris lainnya," kata Bima dalam hati. "Apa yang kau duga anak muda?" tanya Iblis Es. "Aku yakin karena warisan itu," jawab Bima. "Hahaha! Sepertinya dugaanmu sangat tepat, tapi saat kamu mendapatkan warisan, kamulah yang berhak atas semuanya, bukan mereka. Mereka adalah iblis-iblis yang gagal mewarisi kekuata
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

82.Kutukan Dibalik Jembatan

"Hei! Apa kau tak mau lanjut terung denganku?" tanya Bima sambil melempar krikil ke arah Iblis raksasa yang duduk termenung. Iblis raksasa itu menoleh. Dia ambil batu besar lalu balas melempar ke arah Bima. Pemuda itu sontak saja melompat untuk menghindar. "Sialan! Aku melemparmu menggunakan krikil! Kenapa kau balas dengan batu sebesar itu!?" teriak Bima. Iblis itu terdiam sambil menatap Bima. Sejurus kemudian dia tertawa terbahak-bahak. Bima tak mengerti kenapa Iblis sebesar itu bisa tertawa. "Manusia setengah Iblis bodoh! Bagiku batu besar itu adalah krikil!" ucap raksasa Iblis itu. Bima merasa ada yang aneh dengan makhluk besar itu. Dia segera melompat mendekat. "Apakah kau sekarang tidak mengajak bertarung lagi?" tanya Bima. "Kenapa aku harus menyerangmu? Kau juga bangsa Iblis meski hanya separuh tubuhmu, oh iya, aku berterimakasih padamu, kau telah menyelamatkan diriku dari kutukan sialan ini!" kata Iblis itu. "Kutukan? Apa maksudmu?" tanya Bima. "Aku adalah pendekar dar
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

83.Gadis Tengkorak

Semua mata mengarah pada pepohonan yang tersibak. Suara langkah kaki berat masih terdengar. Duk! Duk! Duk! Hingga akhirnya muncul Iblis raksasa itu dari rimbunnya pepohonan pinus. Semua yang ada di situ bersikap waspada dan siap-siap jika terjadi serangan. Kepala Dharmawangsa mendekat ke arah mereka dan menatap sosok Dharmasraya. "Hai, Dharmasraya... Masih ingat pada kakakmu ini?" tanya Dharmawangsa. Terkejut semua yang mendengar Iblis itu menyebut nama Dharmasraya. Terlebih lagi Dharmasraya yang sangat kaget. Mereka berdua saling bertatap mata. "Kau... apakah kau kakakku? Dharmawangsa?" tanya Dharmasraya dengan bibir bergetar dan mata berkaca-kaca. Raksasa Iblis itu mengangguk. Bima melompat dari atas bahu raksasa tersebut dan mendarat di sebelah Arimbi. Gadis itu langsung memeluknya tak peduli lagi dengan makhluk lain yang melihatnya. "Ini... bagaiamana bisa terjadi!? Dharmawangsa yang sudah hilang puluhan tahun silam ternyata masih hidup!" ucap Raja Baka terheran-heran. Ad
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

84.Ujian Ilusi

Makhluk dengan muka hancur itu melayang mendekati tumpukan mayat siluman yang dibantai oleh Bima dan Arimbi. Wajahnya terlihat sangat marah dan kesal. Matanya yang tak mempuyai kelopak mata melotot ke arah mereka berdua membuat bulu kuduk berdiri. Tanpa suara tubuh makhluk itu perlahan menyusut menjadi kabut tipis. "Arimbi, hati-hati,ini adalah ilusi... ternyata sejak awal kita telah memasuki medan ilusi yang dia ciptakan..." kata Bima. Namun Arimbi tak menjawab. Ketika Bima menoleh, dia tak melihat Arimbi yang tadi ada di sampingnya. Bima menoleh ke berbagai arah dengan tatapan nanar. "Hikhikhik," tiba-tiba terdengar tawa cekikikan dari arah belakang Bima. Namun saat Bima menoleh, tak ada siapa pun di sana. "Iblis Es...! Iblis Es!" panggil Bima dalam hati. Namun tak ada jawaban dari Iblis yang ada di dalam tubuh Bima. "Seorang manusia berani sekali masuk ke dalam sarangku... hikhikhik, apakah kau tak tahu kisah tentangku? Aku adalah siluman yang mempunyai kekuatan penakluk Ibl
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

85.Iblis Tanduk Emas

Palu besar itu melesat ke arah Bima. Dengan cepat Bima segera berkelit ke kiri. Namun dari arah depan telah menyambut satu gelombang beraura hitam dari telapak tangan Iblis Tanduk Hitam. Tak bisa menghindar lagi, Bima segera kerahkan tenaga dalamnya. Cahaya biru keluar dari tangannya membentuk sebuah bola. Dengan cepat Bima melempar Ajian Bola Iblis miliknya itu ke arah gelombang hitam. Wooossshhh! Gelombang hitam itu terbelah oleh serangan Bima. Aura gelapnya terserap masuk kedalam ajian Bola Iblis. Bola itu pun terus melesat ke arah Iblis Tanduk Hitam. Karena kaki kirinya telah putus, makhluk itu pun tak bisa menghindari nya. Dia akhirnya menggunakan tangan untuk menangkis. Blaaaarrr! Tubuh besar itu terpental ke udara dalam keadaan tangan hancur kanan hancur. Bima menarik napas lega. Matanya menatap ke arah depan. Iblis Tanduk Hitam itu tak bisa bangkit lagi. Tubuhnya membiru dan membeku. Meski tak tewas, dia terlihat kesakitan. Bima melompat ke arah Iblis tersebut. "Aku a
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

86.Aku Adalah Kamu!

Melihat dua Iblis Tanduk Emas itu menyerang dengan ganas ke arahnya, Bimasena seketika teringat pada buah Iblis yang dia bawa. Dengan cepat dia mengambil buah itu lalu memakannya. Dalam keadaan kesakitan karena penyembuhan secara paksa, Bima meraih pedangnya lalu dengan cepat menangkis serangan pedang Iblis yang pertama. Trang! Tubuh Bima berlutut saat menahan kekuatan Iblis tersebut. Iblis kedua datang dengan tendangan kaki. Buak! Tubuh Bima kembali terpental dan menabrak pohon yang belum lama ditabrak nya juga. Prak!Pohon itu hancur patah menjadi dua. Tubuh Bima masih terpental hingga jatuh ke tanah. Rasa sakit yang dia terima sungguh luar biasa. Namun Bima masih berusaha berdiri dengan susah payah. Luka-luka di tubuhnya masih dalam proses penyembuhan. Luka barunya pun ikut menutup kembali. Kedua Iblis itu kembali menerjang tak peduli lawan dalam keadaan kesakitan. Bima berteriak keras lalu menebas ke arah dua Iblis itu dengan jurus Pedang Pemotong Roh. Dua cahaya biru me
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

87.Melawan Diri Sendiri

"Aku adalah kamu...!" kata wanita pucat itu kepada Arimbi. Gadis itu sontak terkejut dengan ucapan wanita berkulit pucat itu. "Jangan ngawur kau mayat hidup! Aku ya aku! aku bahkan tak kenal siapa dirimu!" bentak Arimbi marah. Wanita yang menyerupai Arimbi itu tertawa kecil. "Apakah kau tahu, apa yang kau inginkan di dalam lubuk hatimu yang paling dalam...? Apakah kau menjadi lupa setelah kau bertemu pemuda separuh Iblis itu?" tanya sosok itu. Arimbi terdiam. Dia tak tahu apa maksud dari sosok yang menyerupai dirinya itu. "Apa maksud mu!?" tanyanya. "Kamu sungguh melupakannya Arimbi, tujuan utamamu mendekati Bima adalah kekuatan Iblis yang ada pada tubuhnya, apa aku salah bicara?"Mata Arimbi melotot marah. "Aku tidak pernah berpikiran seperti itu!" sanggahnya. "Hikhikhik, kau berani mengelak...!? Lalu apa kau ingat ucapan gurumu Nyai Rantak sebelum meninggal? Dia memintamu mencari manusia setengah Iblis agar bisa menghidupkannya kembali dari kematian buatan dia sendiri! Saat
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

88.Jembatan Kematian

Setelah Iblis Tanduk Emas tewas oleh pedang Bimasena, perlahan kabut pun terkuak dan Bima terkejut melihat Arimbi yang tengah duduk di dekat tengah jalan menuju jembatan. "Arimbi?" panggil Bima. Gadis yang sedang menelungkupkan wajahnya itu mendongak. Dia melihat Bima yang berdiri di depannya dalam keadaan penuh luka. "Kakang," Bima tersenyum lalu roboh di depan Arimbi. Gadis itu yang semula ragu jika di hadapannya adalah Bima, segera mendatangi pemuda tersebut. Sekarang dia yakin itu adalah Bima. Ketika Arimbi meraba kulit Bima, dia merasakan panas. Di tambah banyak luka di sekujur tubuhnya yang membuat Bima merintih kesakitan. "Aku yakin dia bertemu lawan yang tangguh..." batin Arimbi. Dia teringat buah Iblis yang Bima bawa untuk bekal. Dengan cepat gadis itu mencari buah tersebut. Akhirnya dia menemukan satu buah yang tersisa. "Kakang, makan buah ini agar kamu segera sembuh..." ujar Arimbi. Bima menggigit buah yang Arimbi sodorkan. Dia mengunyah nya beberapa saat lalu men
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

89.Ujian

Bima dan Arimbi menoleh ke arah kanan jembatan. Di sana melayang sesosok wanita dengan wajah menyeramkan. Yang membuat seram dari sosok tersebut adalah wajahnya yang hanya tulang berbalut kulit. Yang membuatnya lebih mirip dengan tengkorak. "Kalian berhasil lolos di ujian ilusi, sekarang kalian akan mendapatkan tantangan baru di jembatan kematian ini," ucap sosok wanita tengkorak tersebut. "Apakah ini alasan jembatan yang panjang ini di nama jembatan tengkorak?" tanya Arimbi. "Mungkin, kita lihat saja, ujian apalagi yang akan kita hadapi..." kata Bima. "Sebelumnya ada satu orang yang berhasil melewati jembatan ini, maka kalian harus melawan ilusi orang tersebut. Meski ini ilusi, nyawa kalian adalah taruhannya...! Jika kalian gagal, maka, kalian akan terkutuk di tempat ini selamanya hikhikhik!" ucap sosok wanita tengkorak tersebut. "Tunggu sebentar! Apa maksudmu kami harus melawan orang tersebut? Lalu sebenarnya kamu itu siapa?" tanya Bima. "Aku adalah siluman yang bertugas menj
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

90.Melawan Ilusi

Saat kaki Pendeta Barata yang separuh Iblis Neraka itu berjalan, jembatan kayu yang dia pijak mulai terbakar. Arimbi yang melihat keadaan gawat segera ambil tindakan. Dengan cepat dia menyerang ke arah Pendeta Barata. Mata Pendeta Barata menatap ke arah Arimbi. Tangan kanannya menghantam ke depan. Satu gelombang merah membara menyongsong tubuh Arimbi. Dengan cepat gadis itu segera mengeluarkan senjata rohnya yang berupa sayap perak. Blarrr! Arimbi terpekik. Tubuhnya terpental beberapa tombak di udara dan jatuh di atas jembatan. Bruk! Meski sudah menggunakan sayap perak untuk menangkis serangan, tetap saja Arimbi tak kuasa menahan ganasnya tenaga dalam lawan. Melihat Arimbi yang terkena serangan membuat amarah Bima meledak. Dengan satu gerakan cepat tubuhnya melesat ke atas. Dia pun berdiri di atas jembatan kembali. Matanya menyorot tajam. "Iblis Es, mari kita hajar saudaramu," ucap Bima sambil memutar pedangnya. "Aku suka ini, aku juga punya dendam padanya," sahut Iblis Es.
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status