Home / Romansa / Istri yang Terbuang / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri yang Terbuang: Chapter 11 - Chapter 20

23 Chapters

Keributan Pagi

“Kemana dia?”Firman pun dengan cepat meraih hp miliknya, mencari nama sang istri dalam daftar kontak yang ia punya.Namun, panggilan itu tak mendapat respon dari sang istri. “Mas, ada apa?” Nirmala pun, menghampiri Firman yang terlihat begitu panik.“Amira tidak ada,”“Coba hubungi orang tua, atau saudaranya, Mas.” Namun belum sempat Firman menghubungi mertua atau kakak iparnya, Amira sudah berada di depan pintu. Wajahnya terlihat begitu murung, rambut panjangnya terlihat sangat acak-acakan. Mata Amira bahkan terlihat, begitu bengkak.Melihat keadaan sang istri yang tidak baik-baik saja, Firman pun langsung menghampiri sang istri. Memeluknya dengan lembut. “Sayang, dari mana saja?”“Mbk ada apa? Apa Mbk baik-baik saja?” Nirmala yang hendak mendekat, dan hendak menenangkan Amira, seketika terkejut ketika Amira mentap tajam kearah Nirmala.Tentu Firman tidak mengetahui jika tatapan penuh amarah, Amira berikan pada istri keduanya itu.“Mas, aku takut.” Dengan nada manja, Amira memeluk
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Nirmala Sakit

“A-apa?” Seketika Firman beralih, menatap Nirmala.“Aku sangat yakin Mas, jika mereka memang sengaja melukai ku.”Sejak hari itu, sikap Amira semakin manja. Firman pun, mau tidak mau, harus memberikan perhatian lebih terhadap istri barunya itu.Waktu pun berlalu, hubungan Nirmala dan Firman tidak menghangat selayaknya pengantin baru. Firman yang sibuk bekerja, sementara ketika pulang, ia juga di sibukkan oleh sikap manja Amira.Meski cukup tahu diri akan posisinya, nyatanya rasa perih masih menggerogoti relung hati Nirmala. Hal semacam inilah, yang ia takutkan ketika menjadi orang ketiga.Hari ini, matahari sudah mulai menghangat, Amira bangun siang seperti biasa. Karena semenjak kedatangan Nirmala di rumah ini, pekerjaan rumah yang membosankan ia alihkan semua kepada madunya itu.“Loh, kok Nirmala belum buat sarapan. Pakaian juga belum dicuci, kemana dia?” guman Amira ketika, keluar dari kamar dan berjalan kedapur.“Mas, Mass!” wanita itu berteriak, hendak mengadukan apa yang baru s
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Keributan Lagi

“Mana Mas Firman?” Tanya Amira, didepan pintu kamar. Ia segaja tak masuk, dan berkacak tangan di pinggang.“Beli obat, Mbk.”“Obat?”“Iya, aku demam Mbk.”“Alah. Kamu sengajakan pura-pura demam, agar Mas Firman peduli padamu. Sudahlah, sebentar lagi juga mas Firman akan meninggalkanmu.” Amira pun berjalan masuk, lalu menarik tangan Nirmala. “Sudah cepat keluar dari kamar, kamu bahkan bekum belum mencuci piring semalam.”“Tapi, Mbk aku benar-benar tidak enak badan, dari semalam malah.”“Aku tidak peduli cepat!” Karena Amira terus menarik tangannya, mau tidak mau Nirmala akhirnya bangkit. Berjalan tertatih kearah dapur.Namun, saat mulai menyentuh piring kotor, perut Nirmala seolah di aduk. Mual. Sekuat tenaga ia menahan rasa tidak nyaman di tubuhnya. “Nirmala,” Firman yang khawatir dengan keadaan istri keduanya, begitu terkejut ketika mendapati wanita itu sedang terduduk dilantai.“Apa yang kamu lakukan disini?”“Rencananya aku mau cuci piring, Mas. Tapi tubuku lemas.” Firman pun ak
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

di Kontrakan

Keseokan paginya, Firman akhirnya pulang kerumah. Pria itu tiba dirumah tepat pukul tujuh pagi. Tanpa berlama-lama, ia segera bersiap untuk pergi bekerja.“Mas, kamu sudah pulang?” Amira yang mendengar suara gemercik air di kamar mandi, membuatnya segera terbangun.“Hmzz”“Kenapa kamu gak pulang semalam?” Firman hanya diam, mengabaikan pertanyan yang di lontarkan sang istri.“Loh, kamu mau kerja hari ini?” tanya Amira ketika melihat Firman, sudah mengekan pakaian kerja.“Tentu saja, memangnya kenapa?”“Tidak apa-apa. Cepat pulang ya Mas, nanti malam aku mau nonton.” Firman memutar bola matanya dengan malas, yang dipikirkan Amira hanya kesenangan saja. Bahkan Amira tidak peka, saat Firman terlihat begitu lelah pagi ini.“oh ya, sebelum bekerja Mas belikan aku sarapan dulu ya. Aku sedang tidak mau makan masakan istri barumu.”Pria itu pun memutar tubuhnya, menghadap sang istri yang masih berbaring disaat matahari sudah menghangat hari ini. Rasanya, muak sekali dengan sikap Amira. Jika
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Kehamilan

“K-kamu siapa?!” Tubuh Nirmala seketika gemetar.Begitu pintu tertutup, pria itu pun membuka topi dan masker yang ia pakai untuk menutupi wajahnya.“Zidan?!” Setelah melihat wajah pria itu, barulah Nirmala mengenali siapa sosok itu. Zidan, adalah anak pertama pak Husen. “Jangan berteriak, nanti warga akan menggerebek kita.”“Tapi, kamu mau apa kesini? Kenapa kamu bisa menemukanku?” Nirmala tak dapat menyembunyikan kepanikannya. Ia takut, jika Zidan akan menyeretnya untuk kembali pulang.Ia pun beruasaha, menarik lengan dan mendorong tubuh Zidan sekuat tenaga.“Tenanglah, aku tidak akan membawamu pulang. Apalagi menyerahkan mu pada ayah.”“A-apa?”“Nirmala tenanglah.” Zidan menatap Nirmala nanar, mata tajam milik pria itu, seketika sedikit berkaca-kaca.Meski tidak yakin akan apa yang diucapkan Zidan, tapi juga Nirmala takut jika warga sekitar akan menemukan mereka didalam. Akhirnya, ia duduk berusaha menenangkan dirinya sendiri.Saat ia menikah dengan pak Husen dulu, Zidan memang jar
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Aku Peduli Padamu

“Kamu hamil. Ayo kita pergi.” Ucap Zidan, menatap Nirmala dengan nanar. “Apa? Hamil?” Ada banyak rasa yang bergejolak dihatinya. Rasa bahagia jika memang benar sedang mengandung. Tapi, mengingat sikap Firman yang lebih mementingkan istri pertamanya, bukan tidak mungkin jika Firman akan membuanhnya.Lagi pun, akan tidak baik jika seorang anak tumbuh dalam lingkungan keluarga yang berbeda dari kebanyakan keluarga lainnya.“Iya kamu hamil, masa kamu tidam merasakan perbedaan dalam dirimu sendiri?” Nirmalaenggeleng, menandakan ia memang tidak tahu hal itu. Meski ia merasa ada perbedaan ditubuhnya, namun ia sama sekali belum mastikan hl itu. Prasaan iba terus dirasakan pria muda ini. “Aku pikir, aku hanya asam lambung dan kelelahan saja. Jadi, aku pikir karena hal itu.” Wanita itu, tidak melanjutkan kalimatnya. “Hal itu?”“Akuu....memang belum mendapat tamu bulanan, bulan ini.” Jelas Nirmala lagi, sedikit kurang nyaman sebenarnya mengatakan hal seperti ini.“Cihhh.”Wajah Zidan terlihat
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Periksa

Seperginya Zidan, Nirmala hanya duduk diam ditempatnya tadi. Wanita itu terus menimbang dan memikirkan apa saja yang Zidan katakan. Ia dilanda dilema yang luar biasa, takut jika keputusan yang akan ia ambil kembali membuat dirinya terjerat dalam situasi yang menyedihkan.Apa benar Zidan berniat baik padanya? Lalu, bagaimana dengan Firman? Apa tidak terlalu jahat, ia jika ia pergi bersama Zidan. Meninggalkan Firman yang sudah melepaskan dan mengangkatnya dari dunia hitam.Tapi bertahan dengan pernikahan seperti ini, bukanlah hal yang baik. Bagaimana jika Amira, menginginkan anak ini? Lalu, setelah anak ini lahir, bisa saja Amira menyeretnya kembali kepada pak Husen.Tapi Nirmal merasa cukup yakin dan percaya pada Zidan. Pasalnya, sejak dulu Zidan memang kerap terlibat pertengkaran dengan sang ayah. Kemungkinan Zidan akan menjebaknya, itu cukup kecil. Tapi, apa yang tidak mungkin di dunia ini.Malam semakin larut, Nirmala terus berperang dengan pikirannya sendiri. Bahkan ia lupa, hanya
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Firman Pergi

“Jadi bagaimana, apa kamu mau beli sendiri, atau menunggu saja di mobil?” Tanya Zidan, hatinya juga merasa panas melihat wajah pias Nirmala.“Tidak usah. Ayo kita pulang saja.”Akhirnya, Zidan pun melajukan mobil, membawa Nirmala untuk pulang kembali kekontrakannya. Sepanjang perjalanan wanita itu hanya diam, memalingkan pandangan kearah jendela. Ada rasa yang pedih, yang terasa. Meski ia hanya istri kedua, rasanya masih sakit ketika melihat Firman bersama perempuan lain.“Uang memang merubah segalanya, Nirmala. Firman belum tahu jika kamu sedang mengandung. Pergilah, sebelum ia menahanmu.” Zidan menoleh sebentar, ingin melihat reaksi Nirmala. Lalu kembali melihat kearah jalan. Setibanya di kontrakan, Nirmala turun didepan gang, tidak sampai di depan kontrakan. Ia takut jika ada yang melihat, lalu melapor pada Firman.“Terimasih untuk hari ini, tolong jangan temui aku lagi.” Ucap wanita itu, sebelum menutup pintu mobil. Tak ada jawaban dari Zidan, ia tahu betul jika wanita itu dalam
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Tangisan Amira

Amira tertunduk cukup lama, sementara perempuan yang ia bawa tadi, terus menepuk pundaknya. Wanita itu berusaha menenangkan sang Adik ipar.“Nirmala, kasihan Amira. Sejak kedatanganmu, ia selalu menagis. Harusnya kamu tahu itu.” Ucap Adam, seorang laki-laki yang juga Amira ajak tadi. “Sekarang Firman menghilang, aku tidak yakin jika kamu benar-benar tidak tahu hal ini.” Ucap Adam lagi, matanya memandang Nirmala dengam tajam. Tatapan ketidak sukaan jelas terlihat.Melihat wajah dan ekpresi Adam, Nirmala repleks menaikkan sebelah ujung bibirnya. “Nyatanya begitu Mas. Aku tidak berbohong.”“bagaimana kalau kita periksa saja kedalam, siapa tahu Firman dikamar.” Dewi istri Adam itu pun, berdiri dan hendak melangkah. Wanita itu dengan cepat menarik tangan suaminya, dan sedikit mendorong tubuh Nirmala. “minggir sedikit, jangan halangangi aku masuk.”Meski kesal, Nirmala hanya membiarkan keduanya masuk dan memeriksa kontrannya. Nirmala hanya mengusap wajahnya. Ia tak menyangka, jika Amira tid
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Pulang

Sepulang dari kontrakan Nirmala, wajah Amira masih terlihat murung. Ia masih tidak menyangka jika Firman, benar-benar tidak berada disana. Sepulangnya sang kakak dan iparnya, Amira hanya duduk menunggu kepulangan Firman yang entah kapan. Semenjak kepergian Nirmala, Amira benar-benar harus mengurus rumah seorang diri. Firman benar-benar tidak memberikannya seorang pembantu.Alhasil, wanita ini kelelahan meski hanya mengurus rumah saja. Bukan hanya itu, uang bulanan pun, juga ikut di kurangi oleh Firman.Hari ini harusnya Nirmala ikut pulang bersamanya kerumah. Namun nyatanya ia gagal, untuk membujuk adik madunya itu. “benar-benar merepotkan, kenapa ia betah tinggal dikontrakan sempit dan kumuh itu. Aku yakin, sebenarnya ia tahu dimana mas Firmab berada. Pokoknya besok ia harus pulang, aku tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah.” Amira terus mengumpat. Rumah mewah yang baru seminggu Nirmala tinggalkan ini pun, sudah nampak begitu kotor. Piring kotor menumpuk, pakian pun demikian. Hamp
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status