Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam의 모든 챕터: 챕터 401 - 챕터 410

412 챕터

Bab 401

Eleanor segera mengalihkan pandangannya.Melihat wajah Eleanor yang memerah, Jeremy makin tergoda. Dia menundukkan kepala dan mengelus pipi Eleanor. "Eleanor, aku ini pria normal, jadi ini reaksi normal. Kenapa malu?"Eleanor menghela napas dengan pelan, lalu menutupi mulut Jeremy yang nakal dan berkata dengan wajah yang makin memerah, "Tutup mulutmu."Jeremy membiarkan Eleanor tetap menutupi mulutnya dan menganggukkan kepala dengan patuh.Eleanor memelototi Jeremy. "Lihat bagaimana kamu bisa menahannya sekarang."Jeremy menarik tangan Eleanor, lalu menggenggam dan mengecupnya dengan lembut. Setelah itu, dia tersenyum dan berkata, "Bantu aku menanganinya."Eleanor langsung menarik kembali tangannya dan menatap Jeremy dengan marah. "Teruslah bermimpi. Kalau kamu berani menciumku lagi, aku akan menamparmu."Jeremy hanya tertawa, sepertinya suasana hatinya sangat baik. Dia tidak merasa kesal dengan apa pun yang dikatakan Eleanor, hanya menundukkan kepala dengan tenang dan mengecup telinga
더 보기

Bab 402

"Ya. Kalau ini, aku memang nggak bisa melakukannya," kata Jeremy dengan tatapan yang serius dan lengannya juga merangkul pinggang Eleanor dengan makin erat.Eleanor tertegun sejenak, lalu tersenyum. Entah karena tatapan Jeremy yang penuh kasih membuat hatinya bergetar, dia merasa makin linglung. Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi pada akhirnya memilih untuk tetap diam. Melihat Jeremy perlahan-lahan membungkuk dengan tatapan yang fokus pada bibirnya, dia langsung sadar dan menoleh ke samping untuk menghindari ciuman Jeremy.Jeremy tetap menatap Eleanor dengan tatapan yang intens, tetapi dia tidak memaksa Eleanor."Kalau kamu nggak bisa melakukan yang lain, setidaknya lepaskan aku dulu bisa, 'kan?" kata Eleanor sambil menghela napas.Jeremy pun perlahan-lahan melepaskan Eleanor untuk menuruti permintaan Eleanor. Dia juga tidak menekan tubuh Eleanor lagi.Eleanor bersandar di dinding, lalu menarik napas dalam-dalam sambil memegang dadanya. Mungkin karena tadi mengandalkan kekuatan Jere
더 보기

Bab 403

"Aku nggak tahu. Pak Arnav yang menyelamatkanku bilang racun ini bukan berasal dari peluru atau mata pisau. Kalau bukan diracuni saat dikejar, mungkin saat di hotel. Tapi selama beberapa jam di sana, aku nggak makan apa pun, cuma minum sedikit alkohol. Jadi, sampai sekarang aku belum menemukan pelaku yang meracuniku dan sama sekali nggak punya petunjuk."Hal ini membuat Eleanor sangat cemas, karena itu berarti pelakunya masih bersembunyi dalam kegelapan dan belum ditemukan.Namun, dia benar-benar tidak bisa memikirkan siapa lagi yang mungkin menyimpan dendam terhadapnya. Orang itu begitu kejam, langsung meracuninya tanpa peringatan.Jeremy mengerutkan kening. Jika seseorang ingin meracuni Eleanor, hanya ada dua kesempatan, yaitu di aula pesta atau saat pengejaran. Yoana, Simon, dan satu lagi, Sergio ...."Bukan Yoana, juga nggak mungkin Simon," ucap Eleanor segera."Sergio ...." Jeremy mengernyit."Siapa dia?""Dia yang melepaskan tembakan itu."Eleanor terdiam sejenak. "Sergio ... dar
더 보기

Bab 404

Jeremy mengusap keningnya, berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua bagian pada selimutnya sedikit menggembung dan terus bergerak seperti ulat.Dia menarik selimut itu. Di bawahnya, terlihat dua bocah kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Mereka menatapnya dengan senyuman penuh harapan."Papa, akhirnya kamu datang! Malam ini kami tidur bersamamu ya. Cepat naik!"Harry menepuk tempat di sebelahnya, sementara Daniel bergeser ke samping, memberikan ruang yang lebih luas untuk Jeremy.Alis Jeremy berkedut keras. "Kalian sedang merencanakan apa?""Papa 'kan susah tidur malam-malam. Nih, buatmu."Jeremy menatap buku pelajaran yang tiba-tiba diselipkan ke tangannya. Alisnya semakin berkedut. "Buat apa ini?""Baca buku! Aku selalu mengantuk kalau baca buku. Sangat efektif. Coba saja!"Jeremy sungguh kehabisan kata-kata melihat tingkah mereka.Harry masuk ke dalam selimut, lalu menatap Jeremy. "Cepat baca."Jeremy mengusap keningnya dengan pasrah. "Kalau ada sesuatu yang in
더 보기

Bab 405

Simon perlahan-lahan menuruni tangga. "Sudah tengah malam, kalian mau ke mana?""Nggak bisa tidur, jadi mau jalan-jalan sebentar," balas Jeremy dengan tenang sambil menoleh, tanpa tanda-tanda berbohong."Nggak bisa tidur, jadi jalan-jalan?" Simon mengulangi kata-katanya, lalu mendengus dingin. "Jalan-jalan sebentar, lalu ujung-ujungnya pergi menemui Eleanor, 'kan?"Ekspresi Simon penuh dengan ketegasan. Kedua anak itu tinggal di rumah Keluarga Adrian. Selama Eleanor masih hidup, cepat atau lambat dia pasti akan kembali.Melihat perubahan sikap kedua anak itu terhadap Jeremy, Simon pun bisa menebak bahwa Eleanor pasti masih hidup dan sudah kembali. Hal ini membuat tatapan Simon dipenuhi kekhawatiran.Jeremy menggigit bibirnya erat-erat, lalu tiba-tiba berkata dengan nada ringan, "Aku hampir mati.""Apa?" Simon mengernyit tajam."Gangguan tidur. Bastian bilang kalau aku nggak segera mendapat perawatan, aku akan mati." Nada suara Jeremy begitu datar, seolah-olah dia hanya sedang membicara
더 보기

Bab 406

Jeremy terdiam sejenak, lalu menghela napas. Akhirnya, dia berkata, "Mobilku rusak."Mobil rusak, artinya dia tidak bisa pulang.Eleanor menatapnya. Pria ini ingin menginap? Jangan mimpi!Berpura-pura tidak mengerti, Eleanor berujar, "Tunggu sebentar."Jeremy tidak tahu maksudnya, sampai dia melihat Eleanor mengambil kunci mobil dan menjelaskan di mana mobilnya diparkir dengan sabar. "Pakai saja, besok suruh orang antar kembali."Jeremy menatap kunci mobil di telapak tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum. Wanita ini sengaja!"Tebak gimana aku bisa membawa mereka ke sini?" tanyanya."Hm?" Eleanor berkedip bingung."Aku bilang kalau aku nggak melihatmu, aku akan mati. Kalau aku pulang, apakah orang tua keras kepala itu akan memindahkan rumahnya ke sini malam ini juga?"Eleanor melihat kedua anak yang dipegangnya. Dia tahu betapa keras kepala dan semena-menanya Simon. Pria tua itu memang akan melakukan hal seperti itu.Jadi, maksud Jeremy adalah kalau dia di sini, anak-anak di sini. Kalau d
더 보기

Bab 407

Eleanor memberikan satu set pakaian untuk Vivi, sementara Jeremy sudah membawa anak-anak ke ruang tamu.Lima menit kemudian, mereka semua duduk di ruang tamu, saling bertukar pandang. Vivi melihat Jeremy, lalu Eleanor, kemudian menatap mereka berempat. Di tengah keluarga ini, keberadaannya benar-benar terasa berlebihan.Saat berikutnya, dia teringat kejadian di restoran tadi. Mereka berdua ... mau balikan? Vivi berpikir, merasa lebih baik tidak ikut campur urusan asmara orang lain. Jadi, dia mengambil tasnya dan berdiri. "Aku paham, aku paham."Karena tidak ingin merusak momen, dia langsung bersiap untuk pergi. "Aku datang lagi lain kali."Dalam sekejap, Vivi melesat keluar. Eleanor melihat kepergiannya yang secepat kilat, merasa Vivi sudah sangat mahir dalam seni melarikan diri.Eleanor menatap Jeremy. "Kamu benar-benar mau menginap di sini?""Kalau tidur di luar, aku bisa mati kedinginan. Jadi ...." Jeremy menarik sudut bibirnya. "Kasihanilah aku."Eleanor mengangguk. Dia tidak sekej
더 보기

Bab 408

Langkah kaki Eleanor terhenti sejenak. Masa dia tidak berani duduk di sofa rumah sendiri?Dengan tenang, dia mendekat dan duduk. Jarak di antara dia dan Jeremy tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak jauh, cukup untuk satu orang duduk di antara mereka.Tidak ada yang berbicara. Seolah-olah mereka memang hanya tidak bisa tidur dan duduk untuk menonton film. Namun, nyatanya tidak ada yang benar-benar menonton.Saat film diputar hingga setengah, Jeremy tiba-tiba merasakan beban lembut di bahunya. Hatinya bergetar. Dia menoleh sedikit, dagunya tanpa sengaja menyentuh dahi Eleanor yang tertidur lelap.Perlahan-lahan, dia mengangkat tangannya, setengah merangkul wanita itu. Bibirnya membentuk senyuman tipis.Dia menggendong Eleanor dengan hati-hati, seolah-olah mengangkat barang paling berharga di dunia. Kemudian, dia berbaring di samping Eleanor.Aroma wangi yang samar dari tubuh Eleanor terasa menenangkan, perlahan meredam kegelisahan dalam hati Jeremy. Jeremy menunduk untuk mengecup dahiny
더 보기

Bab 409

"Kukembalikan kepadamu," ujar Jeremy.Charlie mengangkat alis. "Kamu menyelidikiku?"Jeremy menatapnya dengan tenang. "Aku cuma menebak."Selama dua bulan terakhir, kecurigaan Jeremy terhadap Charlie tidak pernah surut. Dia terus mengawasi Charlie dan akhirnya menemukan sejumlah besar uang yang keluar dari rekeningnya.Empat triliun. Bukan jumlah kecil, cukup untuk membeli sebuah kediaman mewah atau barang berharga lainnya. Anehnya, Charlie hanya mengeluarkan uang tanpa membeli aset apa pun.Lebih mencurigakan lagi, transaksi itu terjadi tepat tiga hari setelah Eleanor menghilang. Ditambah dengan pengakuan Eleanor bahwa dia terkena racun yang sangat langka, Jeremy menyimpulkan bahwa uang itu kemungkinan besar telah digunakan untuk menyelamatkan Eleanor.Jika itu memang untuk Eleanor, Jeremy merasa sudah seharusnya dia kembalikan.Charlie tertawa kecil, meletakkan cek itu di atas meja dengan santai. "Kamu ini siapa? Berani sekali kamu menggantikan dia membayar utangnya?"Jeremy menyahut
더 보기

Bab 410

"Di mana Nenek?" Eleanor tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Tiara.Meskipun Eleanor tahu Tiara hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Yoana untuk menanggung kesalahannya, Tiara tetap memiliki niat buruk terhadap anak-anaknya dan bersedia dimanfaatkan secara sukarela.Saat ini, Eleanor tidak punya waktu untuk berurusan dengannya. Selama Tiara tidak menimbulkan masalah lagi, Eleanor akan menganggapnya tidak ada.Tiara tertegun sejenak sebelum menunjuk ke lantai atas. "Nenek ada di atas."Eleanor langsung menaiki tangga. Begitu dia pergi, Tiara buru-buru menelepon ayah dan ibunya. "Ayah, Eleanor masih hidup ...!"Eleanor tiba di depan kamar Jovita dan mengetuk pintu dengan pelan. Sesaat kemudian, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Eleanor membuka pintu dan melangkah masuk. Jovita yang memakai kacamata rabun tua sedang duduk di kursi malas dekat jendela besar sambil merajut sesuatu. Cahaya matahari menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan hangat dan damai.Ketika dia mengangkat kepa
더 보기
이전
1
...
373839404142
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status