Sesampainya Laras di sana, wanita itu menangis melihat Sheila yang tak sadarkan diri. Putrinya terbaring dengan wajah pucat serta perban yang melilit dahinya. Dia mengelus pipi Sheila pilu. "Sheila, bangun ini Mama.""Semenjak Sheila bersama kamu, dia sering celaka Bara!" gerutu Herman."Ini musibah Pa, aku juga tidak pernah mengharapkan hal ini terjadi," sahut Bara."Yang terpenting sekarang adalah keadaan Sheila. Sudahlah Pa, jangan menyalahkan Bara," kilah Laras."Tolong, biarkan aku berdua bersama Sheila," pinta Bara memohon."Kami sebagai orang tuanya jauh lebih mencemaskan Sheila!" geram Herman. Laras beralih memegang lengan Herman, mengusap pundaknya agar tidak terbawa emosi."Ayo kita keluar. Kita beri waktu Bara dulu, Papa juga tenangin diri Papa." Laras menggandeng tangan Herman.Bara kembali duduk dan menggenggam tangan Sheila. "Buka matamu, aku merindukan senyummu," ucap Bara, sudah hampir 45 menit Sheila tak kunjung sadar.Bara merasakan jemari Sheila bergerak lemah diir
Last Updated : 2025-01-18 Read more