Kirana pulang dalam keadaan lelah, wajahnya lesu dan terlihat gusar. Namun, pada saat yang sama, ia mendapati Ardan tengah duduk di ruang tengah dengan tatapannya yang dingin."A—ardan, apa yang sedang kau lakukan?" Kirana bertanya dengan gugup. Entah kenapa, ia merasa bahwa Ardan kembali menjadi pria dingin tanpa belas kasih."Aku hanya sedang menunggu istriku yang pergi entah kemana, disaat aku sedang sakit."Ardan menatap Kirana tajam, tatapannya menusuk seperti es. Udara di ruangan itu tiba-tiba terasa dingin, menusuk tulang. Kirana merasakan bulu kuduknya berdiri. Suasana yang selama dua hari terakhir terasa hangat dan penuh perhatian, kini sirna tanpa jejak. Hanya ada keheningan mencekam, diselingi detak jantung Kirana yang berdebar kencang."Aku sudah tahu semuanya," ucap Ardan, suaranya berat dan datar, tanpa sedikitpun emosi. Ia berdiri, mendekati Kirana dengan langkah pasti. Kirana terpaku di tempat, tak mampu berkutik. Ia tahu, Ardan sudah mengetahui pertemuannya den
Terakhir Diperbarui : 2025-01-15 Baca selengkapnya