Home / Romansa / Istriku Seorang Juragan / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Istriku Seorang Juragan : Chapter 111 - Chapter 120

123 Chapters

Reuni(awal masalah)

Pada akhirnya aku kalah dengan rasa cemburuku dan berakhir terjebak satu mobil dengan si Ujang yang kini berpenampilan begitu rapi, padahal acara reuni masih beberapa jam lagi.Aku memandang nanar jalanan ibu kota yang begitu macet selepas meeting sore ini. Sementara si Ujang tengah senyam-senyum dengan gawainya, entah sedang berkirim pesan pada siapa. "Tempatnya dimana?" Aku bertanya selepas terbebas dari kemacetan. Si Ujang mendongak, ia menunjukan maps di gawainya. "Hotel Mutiara," jawabnya. "Loh, kok di hotel?" tanyaku heran."Iya, soalnya ini acara besar. Reuninya bukan hanya kelas kita saja, tapi tujuh kelas angkatan kita." Jawabnya. Aku berdecak, "pantesan. Jadi lu kekeh mau hadir soalnya si Ayu Rengganis juga bakalan datang. Kan beda kelas, gue paham sekarang"Si Ujang menjentikan jarinya dengan puas. "Itu lo paham. Katanya dia sudah jadi dokter sukses di sini, idaman kan?""Bodo amat Jang, yang gue tau istri gue yang paling idaman" kekehku.Si ujang mendelik. "Dulu aja se
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

menagih janji

"Ahmad, lu harus tau. Gue menderita semenjak nikah sama orang kaya, hidup gue penuh tuntutan. Rasa sakit atas perselingkuhan, kekecewaan, pengkhianatan dan saling tuduh sudah menjadi makanan gue sehari-hari disini. Gue nyesel Mad, gue kira setelah nikah sama orang kaya hidup gue bakalan enak, gak sengasara lagi kaya di desa!"Aku terdiam, dadaku rasanya sesak mendengar racauan Sinta malam ini. "Ta, udah. Lu udah mabuk, jangan diminum lagi" aku segera mencegah Sinta yang hendak membuka sebotol wine baru di genggamannya, padahal malam ini ia sudah menghabiskan sebotol penuh wine yang tadi diminta dan disajikan untukku.Sinta menggeleng, ia dengan cepat membuka segel tutup botol wine itu lalu menuangkannya ke gelas. "Gue butuh pelarian, lu jangan bilang ini ke siapa-siapa ya. Termasuk emak sama bapak, mereka pasti kecewa kalau tau gue gini"Aku menggeleng, segera merebut paksa secangkir wine yang hendak ia teguk. Cukup, aku tidak akan membiarkan orang yang kucintai merusak tubuhnya send
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

ayo nikahi aku kang!

Sesampainya di rumah sakit, Sinta ditangani oleh dokter dengan baik. Beberapa alat infus dan oksigen sudah terpasang di tubuhnya sekarang. Aku menghela napas lega saat dokter mengatakan kalau dia baik-baik saja, tak ada luka serius yang ditimbulkan oleh Bara. Hanya lebam saja, dan katanya janin yang ada di rahimnya cukup kuat hingga mampu bertahan. Ya, Allah setelah pesakitan yang Sinta rasakan dan kini dia harus menerima jika dirinya tengah mengandung anak lelaki kejam itu? Sungguh rasanya aku tak rela. Jam sudah menunjukan pukul tiga pagi lebih lima belas menit saat aku memutuskan untuk keluar ruangan sebentar barang mencari udara segar sebentar. Saat aku berjalan menyusuri koridor, tiba-tiba saja aku berpapasan dengan teh Ayu yang nampak baru keluar dari ruang operasi. Wajahnya begitu lelah saat pandangan kami bertemu. Aku berusaha menunduk dan berusaha melewatinya namun sialnya cekalan tangan teh Ayu pada tanganku lebih cepat dari apa pun. "Kamu ngapain disini, sepagi ini?" t
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

berubah

Jingga povAku mengelus perutku yang sudah membesar, terhitung saat ini usia kandunganku sudah menginjak tujuh bulan. Itu artinya tak lama lagi, sekitar dua bulanan lagi bayi kecil yang kami tunggu akan lahir ke dunia. Ah, rasanya sungguh tak sabar. Dari hasil USG, dokter memperkirakan jika bayi yang tengah ku kandung itu berjenis kelamin laki-laki. Aku sangat bersyukur, karena ini sesuai dengan harapan kang Ahmad saat kami tengah berbulan madu waktu itu. Tapi sebenarnya, kalau pun nantinya anak kami berjenis kelamin perempuan. Kami juga tak mempermasalahkan, toh kang Ahmad bilang mau perempuan atau pun laki-laki yang penting sehat. Sejak awal hamil, kang Ahmad jadi lebih sibuk, dia bahkan tak pernah ada hanya untuk menemaniku yang ingin bermanja dengannya. Banyak sekali alasan saat aku memintanya agar tetap di rumah, bahkan entah mengapa hampir setiap minggu kang Ahmad selalu izin pergi ke kota. Katanya mau meeting dengar para investor padahal yang ku tau hal itu di lakukan rutin s
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

tidak mungkin

Jingga povKejadian pagi itu sungguh menyakitkan bagiku. Entah apa yang terjadi pada suamiku hingga tega bersikap demikian, meninggalkan aku yang tengah terisak pagi itu. Emak dan bapak yang saat itu masih menikmati sarapannya bahkan ikut terkejut menghampiriku saat suara bantingan pintu begitu keras dari kang Ahmad saat meninggalkanku. Terhitung, sudah dua hari sejak kejadian itu Kang Ahmad bahkan tak pulang ke rumah kami. Untungnya Mail masih belum berangkat ke Jepang, untuk menyelesaikan studinya dan mau menemani serta menghiburku saat ini. Namun rasa sedih kembali hinggap, saat aku membantu Mail mengemas barang-barangnya. Hari ini, hari terakhir ia menemaniku sebelum besok kembali bertolak ke Jepang untuk mengikuti kuliah pertamanya. "Gak ke US lagi Mad? Teteh kira saat menempuh jalur beasiswa SMA disana, kamu bakalan lanjut kuliah di sana juga," ucapku saat memikirkan bagaimana sulitnya perjuangan adik lelakiku saat mengambil keputusan waktu itu, ketika ia mengambil beasiswa d
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

terbongkar

Katakan kalau aku ini pria brengsek, pengecut dan tak tahu malu. Sudah dua hari ini aku bahkan tak pulang ke desa dan memilih menemani wanita yang tengah berbadan dua, yang ingin bermanja denganku. Kalian mungkin mengira bahwa aku sudah menikahi wanita yang ku cintai sejak lama ini, Sinta. Tapi dugaan kalian jelas salah, sampai saat ini aku masih bukan siap-siapanya. Hanya sekedar sahabat, itu saja. Hanya saja bebanku terhadapnya lebih berat saat waktu kejadian itu aku berjanji akan mengambil alih tanggung jawab Bara terhadapnya, tapi tidak untuk menikahinya dalam waktu dekat. Selama ini pula, Sinta begitu gencar mendekatiku. Berusaha mengambil hatiku kembali, ia bahkan selalu saja menjelek-jelekan istriku yang sama halnya tengah mengandung anakku. Sebenarnya aku sudah muak, ingin rasanya bersikap tak peduli namun ia selalu mengancam jika aku tak bersamanya dan tak menikah dengannya ia akan melakukan hal yang sama seperti waktu itu. Ya, bunuh diri. Bahkan ia juga selalu menagih jan
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

talak aku!

Sebuah tarikan kuat pada kerah bajuku membuat tubuhku terhentak kedepan, dengan mata menyala Mail. Adik iparku itu, mengangkat kerah bajuku hingga tubuh ini ikut terangkat. Lalu detik berikutnya tinjuan kuat melayang pada perutku beberapa kali. Aku diam, masih mencerna apa yang terjadi. Benarkah? Benarkah kejadiannya harus seperti ini?"Brengsek! Bajingan! Gue percaya elo seratus persen buat lindungi teh Jingga, tapi nyatanya elu buat teteh gue menderita!" teriak Mail tepat di depan wajahku. Setelah itu, sebuah dorongan kuat darinya membuat tubuhku tersungkur ke depan, mencium marmer dingin rumah ini. Air mata jatuh dari pelupuk mataku begitu saja melihat semua orang hanya menyaksikan dengan kecewa tanpa berani menghentikan pukulan Mail padaku. Kulihat Jingga tengah menangis tersedu-sedu dengan gelengan tak percaya bersama emak yang kini sudah memeluknya, berusaha menenangkan. Aku berusaha bangun, berjalan pelan mendekati dua perempua
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

hidup harus terus berjalan

Jingga povSejak perselingkuhan kang Ahmad dengan Sinta terbongkar di depan mataku, aku tak lagi bisa hidup dengan tenang dan bahagia. Setiap malam, aku selalu menangis tergugu sendirian mengurung diri di kamar. Sakit, rasanya begitu sakit.Bayangan saat tawa kang Ahmad begitu lepas bersama dengan wanita di pangkuannya membuat hatiku semakin teriris. Rasanya benci, jijik dan menyakitkan apalagi saat teringat wanita itu juga tengah mengandung, dari perutnya yang buncit mungkin usia kandungannya tak jauh berbeda denganku. Sial, begitu menyakitkan. "Teh, buka pintunya. Teteh belum makan malam teh!" Aku menoleh kearah pintu yang tertutup, suara Mail terdengar semakin menambah pesakitanku. Gara-gara kejadian itu, adikku tak jadi berangkat dan terpaksa mengubur impiannya dalam-dalam. Aku sudah memaksanya untuk tetap pergi, namun ia begitu keras kepala tak ingin meninggalkanku sendirian disini. Padahal, emak sama bapak selalu mengunjungi ku s
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

lelaki serakah

Kedua mataku tiba-tiba saja terbeliak tengah malam. Keringat bercucuran sebiji jagung di keningku. Mimpi buruk itu kembali menghantuiku. Teriakan, tangis kekecewaan, dan umpatan kasar kembali menyapa alam bawah sadarku, seolah memberi signal bahwa rasa bersalah ini kian menggerogoti relung hatiku. Aku menarik napas dalam-dalam lalu terduduk begitu saja. Hujan deras disertai angin kencang membuat hawa dingin menyapa tubuhku yang kini duduk meringkuk di sofa ruang tamu. Buru-buru aku bergegas mengambil segelas air putih di dapur lalu setelah itu aku memutuskan untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat malam. Shalat yang biasa Jingga kerjakan setiap malamnya. Ah, aku merindukannya. Sudah dua bulan ini, aku rutin melaksanakan shalat tahajud untuk meminta pengampunan atas dosa-dosa yang ku perbuat. Sudah dua bulan ini pula, aku memutuskan untuk tidak menghubungi keluarga di desa. Rasa malu selalu menguasai diriku saat aku merindukan mereka dan
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

talak

Pada akhirnya aku ikut bersama teh Ayu untuk pulang ke desa. Rindu yang menggebu membuat pertahananku runtuh, aku ingin bertemunya. Aku ingin segera memeluknya, mengucap maaf dan sayang padanya. Burung-burung bernyanyi menyambut hari dengan kaki bertengger di ranting pohon, sepanjang perjalanan embun dan kabut terlihat masih menyelimuti pandangan karena hujan semalam suntuk. Kedua jagoan di sampingku terus saja berceloteh, bercerita tentang aktivitas yang akan di lakukannya di desa menemani perjalanan kami. Sesampainya di pekarangan rumah, suasana nampak begitu sepi siang ini. Padahal biasanya emak dan bapak tengah bersantai ria di teras rumah bersama para pekerjanya. Kami terheran-heran saat tak ada satu pun pekerja orangtua kami yang menunggu rumah ini. "Kalian tunggu saja, biar Mas tanya tetangga kenapa rumah sepi dan kayaknya di kunci deh," ujar mas Abi menebak. Aku dan teh Ayu hanya mengangguk pasrah, malas rasanya jika harus bertemu dengan para te
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status