Home / Romansa / Suamiku Bukan Satpam Biasa / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Suamiku Bukan Satpam Biasa: Chapter 21 - Chapter 30

49 Chapters

bab 21

Saat keluar dari ruangan kerja Wisnu yang kebetulan tak jauh dari ruangan marketing. Reza melihat sang istri yang melangkag menuju ruangannya. Sepertinya wanita itu baru kembali dari toilet. Langkah mereka terhenti dengan posisi saling berhadapan. Mereka diam untuk sesaat. Sudah cukup lama mereka tak bertegur sapa, bahkan saat mereka berada di rumah. Reza yang selalu menghabiskan waktu yang lama berpura-pura membetulkan motor atau mandi, saat Nia sedang makan malam. Saat berada dikamarpun Reza tak banyak bicara, meraka bagai dua orang asing yang harus tinggal dalam satu kamar. "Kamu dari ruangan Pak Wisnu?" Tanya Nia seolah heran. Reza mengangguk pelan "Ya" jawabnya dengan datar. Nia menautkan alisnya. "Dia memanggilmu? Soal pekerjaan?" Telisiknya heran. Reza kembali mengangguk "Ya, soal pekerjaan, sepertinya kamu heran? Apakah pegawai rendahan seperti aku tidak pantas dipanggil oleh bos besar keruangannya?" Jawab Reza dan lanjut balik bertanya. “Aku tidak mengatakan begi
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

bab 22

Sementra itu, Baskara sudah berada didepan ruangan Wisnu kemudian ia mengetuk pintu."Masuk" ujar Wisnu dari dalam.Baskara membuka pintu lalu masuk dengan senyum ramah pada Wianu."Apa kabar Pak Baskara?" tanya Wisnu sambil mengulas senyum saat Baskara masuk ke ruanganna."Kabar baik Pak Wisnu" jawab Baskara sambil menjabat tangan Wisnu. "Gimana kabar Pak Wisnu?" Sambungnya bertanya balik."Sangat baik Pak." Jawab Wisnu. "Silahkan duduk." Sambung Wisnu menunjuk kursi."Terima Kasih." Sahut Baskara lalu duduk."Maaf pak Baskara. Saya mengganggu waktu anda dan mendadak menyuruh anda untuk datang kekantor saya." Ujar Wisnu meminta maaf."Iya nggak apa-apa pak Wisnu, lagian saya juga lagi tidak ada kesibukan." Jawab Baskara "Sepertinya ada hal yang sangat penting hingga Bapak menghubungi saya untuk datang kekantor Bapak?" Tanya Baskara Penasaran."Betul pak. Dalam waktu dekat ini saya akan pergi keluar negri, mungkin tepatnya bulan depan saya berangkat. Jadi saya mau minta tolong sama B
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

bab 23

Sementara itu, Dewangga baru tiba di rumah sakit. Dia langsung menuju ruangan dimana Anita dirawat."Pak!" sapa bi Tuti dengan ranah saat melihat majikannya masuk ruangan tempat Anita dirawat."Iya. Ibu sudah pulang bi?" Jawab dewangga dan langsung menanyakan istrinya pada bi Tuti."Sudah Pak, tadi sore" jawab bu Tuti.Dewangga menganggukan kepala, lalu dia menghampiri Anita yang sedang tiduran di ranjang pasien."Gimana keadaan kamu sekarang Nak?" Tanya Dewangga pada Anita dengan khawatir."Sudah agak mengdingan Pa." Jawab Anita dengan suara serak. "Besok juga sudah dijinin pulang." Sambungnya"Oh syukurlah kalau begitu. Ingat Anita, kamu harus banyak istirahat dan jangan banyak pikiran, supaya anak yang ada dalam kandunganmu sehat." Papar Dewangga"Baik pa." Jawab Anita yang terdengar sedikit lemah."Ya sudah, sekarang kamu istirahat lagi, papa mau pulang dulu kasian Mama kamu sendirian dirumah." Ujar Dewangga berpamitan pada anak tirinya itu."Iya Pa, hati-hati dijalan." Sahut Anit
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

bab 24

Anita menelan salivanya dengan berat saat menatap pada lelaki yang berdiri di sampingnya."Apa aku tidak salah melihat saat di kamar mama pada waktu itu?” tanya Anita dengan suara yang lemah."Apa maksudmu?” Ardi berpura-pura tak mengerti."Kamu waktu itu keluar dari kamar Mama pagi-pagi dengan hanya menggunakan kaos dalam dan celana? Apa yang sudah kalian lakukan?" Anita menoleh pada lelaki yang terlihat mematung dengan mata melebar."Tidak ada sayang, waktu itu emang kebetulan Mama minta bantuan aku" Ardi semakin jauh bersandiwara.Anita tersenyum miring. Dia bahkan tak sanggup untuk terbahak, saking lemasnya."Sejak kapan kamu dan Mama ada main?” tanyanya lagi dengan sisa kekuatan yang ada. Meski tubuhnya lemah tapi dia ingin menguji kejujuran suaminya.“Apa maksudmu, Anita? Main apa maksudnya?" Suara Ardi mulai meninggi.Jika saja punya kekuatan, sudah pasti Anita akan bangkit dan menampar suaminya itu. Namun, untuk bicara pelan begitu saja, energinya seperti terkuras habis.Anita
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

bab 25

Wanita yang duduk di kursi roda itu hanya bisa melengos dengan mata yang sudah digenangi air. Sekali saja mengedip, jatuh bergerombol membasahi pipinya.“Oh ya Anita, aku mau telepon teman aku dulu, untuk minta bantuan carikan pembantu buat dirumah kita.” Ujar Ardi pada Anihta saat sudah tiba diparkiran rumah sakit.“iya Mas, silahkan” jawab Anita. Ardi pun lantas menjauh dari tempat Anita untuk menghubungi seseorang.Tak lama berselang, Ardi pun kembali ketempat Anita yang menunggu di kursi roda.“Kenapa Mas harus menjauh segala? sekedar menelopan teman aja.” Tanya Anita heran saat Ardi kembali.“Disini sangat berisik.” Jawab Ardi sambil mendorong kursi roda yang diduduki Anita. Anitapun hanya menggagukan kepal.“Kita kerumah Mama dulu untuk mengemasi barang-barang yang akan kita bawa, dan lanjut kerumah aku” ujar Ardi lagi, lalu dia membantu istrinya masuk ke mobil.“Iya Mas.” Jawab Anita.Anita diam selama di perjalanan. Matanya hanya menatap ke jalan dari kaca jendela. Lalu tering
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

bab 26

. . .Hari Minggu pun tiba, Reza sudah bersiap untuk berangkat menuju rumah Wisnu untuk melatih cucu sang Bos. Dia begitu bersemangat karena selain untuk melatih dirinya sendiri, dia juga akan mendapatkan bayaran yang cukup besar. Dua hal yang sangat menyenangkan. Tak sabar rasanya jika dia sudah memiliki gaji yang berkali lipat dari saat menjadi satpam komplek.Dia ingin mengajak Nia dan ibunya jalan-jalan, membeli baju, makan di restoran dan segudang rencana Reza untuk membahagiakan kedua wanita yang amat disayanginya.Reza menaiki motornya untuk menuju rumah sang Bos. Sesampainya disana, motor yang dikendarai Reza berhenti di depan gerbang sebuah rumah yang sangat mewah. Pagarnya sangat tinggi dengan halaman yang sangat luas.Reza turun lalu menekan tombol bel yang ada di pilar."Mau ke siapa?" terdengar suara dari balik pintu gerbang."Saya mau bertemu Pak Wisnu," jawab Reza."Oh, apakah Mas sudah ada janji sama Tuan Besar?” tanya di seberang sana lagi.“Iya, saya mau ngajar silat
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

bab 27

Walaupun Rini masih merasa hatinya sangat sakit sampai sekarang, atas ucapan penghinaan dan perlakuan yang dia terima dari ibu mertuanya. Tapi saat mendengar ibu mertuanya telah meninggal, tetap saja Rini merasa sedih."Iya Rin, ibu sudah meninggal. Ibu juga berpesan padaku untuk mencari kamu. Dia menyesali semua perbutannya, dan meminta maaf atas semua kesalahan yang ibu lakukan pada kamu." Ucap wisnu menyampajkan pesan ibunya sebelum meninggal.Rini pu mengangguk. "Iya Mas, aku maafin ibu" ucapnya dengan tulus."Terima kasih Rin, semoga ibu tenang setelah kamu memafkannya." Sahut Wisnu lirih."Iya Mas." Ujar Rini "Mas, Kamu jangan terus berlutut seperti itu, malu dilihat tetangg Mas." Lanjutnya sambil menengok kanan kiri."Tapi Rin, kamu maafin aku kan?" Tanya Wisnu kembali untuk memastikan."Iya Mas aku maafin kamu, lagi pula semua ini bukun seutuhnya kesalahan kamu. Aku juga salah, waktu itu aku yang langsung pergi tanpa memberi tahu Mas kejadian sebenarnya yang aku alami." Papar
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

bab 28

Wisnu mengangguk. Dia tak merasa heran jika menantunya itu mampu membeli mobil. Sebab yang dia ketahui bahwa istrinya Reza adalah anak orang kaya."Rin, Kamu maukan ikut kerumah Mas? Kita tinggal bersama lagi?" Tanya Wisnu tiba-tiba mengalihkan pembicaraan."Iya Mas." Jawab Rini sambil mengangguk "Tapi, gimana dengan Reza dan istrinya? Apa mereka juga ikut? "Reza dan istrinya, untuk sementara mereka tetap tinggal disini." Jawab Wisnu dengan yakin. "Kamu juga jangan cerita dulu sama menantu kita, tentang Reza". Lanjutnya mengingatkan Rini.Rini pun mengangguk setuju dengan rencana Wisnu."Yah udah kalau begitu, Mas mau pamit pulang dulu Rin, takut keburu menantu kita pulang dan melihat Mas ada disini." Pamit Wisnun yang langsung berdiri dan menghapiri sang wanita. "Kamu siap-siap aja, besok siang Mas jemput kamu disini." Lanjutnya, dan kemudian kembali memeluk sang wanita.Rini pun menyambut pelukan dari sang lelaki yang sudah lama tidak dia rasakan. "Iya Mas, hati-hati." Ujar Rini ya
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

bab 29

Siang hari pada saat jam makan siang. Wisnu keluar dari ruangannya, dia aka pergi untuk menjemput Rini."Reza, kamu bisa menyetir?" Tanya Wisnu pada Reza yang sedang berjaga, saat dia telah tiba di lobi kantor."Bisa Pak." Jawab Reza tegas"Bagus, kamu antar saya sekarang." Perintah Wisnu pada Reza"Siap Pak." jawab Reza lagi. "Kemana Pak" lanjutnya dengan bertanya sopan."Nanti saya beritahu dijalan" jawab Wisnu sambil memberikan kunci mobilnya kepada Reza. Rezapun menyambutnya dan langaung keparkiran untuk membawa mobil bos nya.Sesaat kemudian mobil yang dikendarai Reza pun keluar dari area gedung dan lansung meluncur ke jalan raya. Saat diperjalan Reza mulai menanyakan arah tujuan mereka."Kita akan pergi kemana Pak?" Tanya Reza dengan sopan."Kita ke rumah sakit. Tapi sebelum ke rumah sakit kita kekontrakan kamu dulu." Jawab Wisnu yang membuat Reza terkejut dengan tujuan bos nya."Ke kontrakan saya?" Tanya Reza memastikan."Iya." Jawab Wisnu "Apa kamu keberatan membawaku berkunj
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

bab 30

Rini menangis bahagia saat menyaksiakan semua itu. Yang tak pernah sama sekali dia bayanag. Lalu dia pun menghampiri kedua. "Za, maafkan ibu juga yang tak pernah mau mengatakan kepadamu tentang ayah kandungmu." ucapnya setelah mendekati keduanya."Iya bu" jawab Reza lalu memeluk sang ibu. Kemudian mereka pun kembali duduk dan berbincang dengan hangat.Setelah cukup lama mereka mengobrol bercerita tentang masalalu dan bercanda. Mereka pun memutuskan pergi kerumah sakit untuk melaukan tes DNA."Yah, kenapa juga kita harus kerumah sakit untuk melakukan tes DNA? Padahal sudah jelas aku adalah anak kandung ayah dan Ayahpun mengakuinya." Tanya Reza yang penasaran kepada Wisnu saat mereka sedang diperjalan menuju rumah sakit."Reza, tes DNA hanya untuk penguat bukti untuk menghidari hal-hal yang tak di inginkan dari orang-orang yang tak bertanggung jawab dan iri pada keluarga kita." jawab Wisnu menjelaskan tujuannya. "Sebab, kamu akan mewarisi semua harta yang ayah miliki. Terutana perusahaa
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status