Home / Romansa / Suami Wasiat dari Suamiku / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Suami Wasiat dari Suamiku: Chapter 141 - Chapter 150

175 Chapters

Chapter 36

Noah memang sangat irit bicara jika itu bukan tentang pekerjaan, namun diamnya Noah kali ini terasa berbeda. Lisa merasakan kulitnya sedikit meremang, terintimidasi oleh kesunyian dibalik keramaian kota.Langkah Noah perlahan terhenti, menghadap jalan buntu tanpa Lisa tahu apa alasannya.Lisa terdiam merasakan sesuatu berbahaya yang mengintainya, tapi Lisa tidak begitu yakin dengan perasaan gelisah yang menjalar di seluruh nadinya.Noah berbalik, menempatkan angannya dibelakang punggung. “Sepertinya kita salah berbelok,” ucap Noah beralasan.Lisa menghembuskan napasnya dengan penuh kelegaan, tenyata dia hanya mengalami kegelisahan semu. Noah hanya salah jalan, jadi Lisa tidak perlu mengkhawatirkan apapun, lagipula Lisa harusnya bersyukur bukan karena kini dia memiliki banyak waktu untuk bersama Noah? “Kau sudah lama mengenal ibuku?” tanya Noah berdiri dalam ketenagan, tidak menunjukan tanda-tanda akan segera pergi meninggalkan jalan buntu itu.Lisa menyampirkan rambut panjangnya di
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Chapter 37

Evelyn menurunkan tas yang telah menutupi wajahnya, dia tidak dapat menghindar begitu Noah berjalan kearahnya dengan langkah cepat.“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Evelyn canggung.“Aku melakukan kunjungan ke supermarket, sekalian membeli pisau yang bagus untuk adikmu,” jawab Noah seraya menunjukan paper bag ditangannya. “Kau sendiri, kenapa sendirian disini?” Noah balik bertanya.Evelyn mengedarkan pandangannya dengan bibir terkatup, perasaannya masih sedikit dongkol setelah bertemu dengan Milia. “Aku sedang mencari gaun.”“Kau sudah menemukannya?”Evelyn menggeleng memaksakan diri untuk tersenyum. Noah mendekat dalam beberapa langkah, menyadari ada sesuatu yang telah terjadi pada Evelyn. “Ayo aku temani.”“Tidak perlu Noah kau pasti sibuk,” tolak Evelyn memelan.“Aku bisa.”Tidak memberi kesempatan Evelyn untuk menjawab lagi, Noah meraih tangan Evelyn dan menariknya pergi melewati kerumunan banyak orang. Membawanya pergi menaiki sebuah taksi.Evelyn tidak banyak protes, jauh
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Chapter 38

Evelyn menyandarkan punggungnya di cermin, ruangan yang kecil membuatnya tidak memiliki banyak ruang gerak. Tirai besar yang tinggi tertutup dan lampu otomatis menyala menandakan bahwa ruangan itu tengah diisi.Terburu-buru Evelyn melepas satu-persatu kancing kemeja Noah untuk segera menyelesaikan pekerjaannya dan pergi keluar. Evelyn tidak ingin terjebak untuk yang kedua kalinya dalam tipu daya Noah seperti apa yang sempat terjadi tempo hari di toilet restaurant.“Sabarlah Eve, kenapa terburu-buru, apa kau sudah tidak tahan?” tegur Noah menangkap tangan kecil Evelyn.Wajah Evelyn terangkat seketika, matanya mendelik kesal. “Kau jangan berpikiran macam-macam Noah! Memangnya siapa yang menyeretku masuk kedalam sini?” gerutu Evelyn.Noah menghela napasnya dengan berat, pria itu kembali menunjukan wajah rapuh sambil meremas sisi kepalanya. “Ya sudah jika kau tidak sudi membantuku, silahkan keluar saja, aku bisa sendiri,” jawab Noah dengan suara yang dia coba serakkan agar terdengar benar
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Chapter 39

Langit sudah gelap, setengah hari penuh Evelyn menghabiskan waktunya untuk membeli pakaian, memesan cincin pernikahan dan mencari ginseng. Segala persiapan untuk pesta keluarga terselesaikan dengan baik meski harus dengan beberapa drama kecil yang dilakukan Noah karena rencana kencan mereka kembali dibatalkan.Mobil yang ditumpangi melesat pergi menuju sebuah restaurant ditepi pantai.Suara lonceng terdengar berdering kala pintu kaca restaurant terbuka, Noah dan Evelyn mengambil tempat duduk disisi jendela yang langsung mengarah pada suasana pantai buatan dan sekumpulan yacht yang terparkir di dermaga.Samar-samar terdengar alunan musik dari gedung opera yang hanya terhalang satu blok dari keberadaan restaurant.Noah menyandarkan bahu kokohnya pada kursi kayu, dibawah lampu-lampu yang kekuningan dia melihat Evelyn tengah membuka handponenye untuk membalas pesan sambil menunggu pesanan makanan mereka datang. Pandangan Noah bergerak turun, melihat jemari ramping Evelyn yang tidak meng
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Chapter 40

“Kau yakin akan pergi berburu dengan Michael?” tanya Evelyn diantara suara mesin pengering rambut.Noah yang tengah duduk dipinggir ranjang, terlihat fokus dengan tabletnya karena harus menyelesaikan pekerjaan untuk besok. Tidak hanya Noah yang tidak akan pergi masuk bekerja, Lisa pun sudah dipastikan pasti tidak akan datang.“Memangnya kenapa Eve? Aku sudah terbiasa berkuda di hutan,” jawab Noah tidak mengalihkan perhatiannya dari tab.“Aku khawatir Michael terluka, tolong jaga dia,” pinta Evelyn dengan serius.Kening Noa mengerut samar. “Tentu saja,” jawabnya tidak begitu yakin dengan ucapannya sendiri. Evelyn boleh saja terkecoh oleh Michaelin yang masih muda dan butuh bimbingan, prilakunya yang terlihat polos berbanding balik dengan kepribadian aslinya.Pada kenyataannya, kemungkinan justru Noah yang akan dilindungi Michaelin.Kerutan di kening Noah kian dalam, sekelebat pikiran buruk langsung muncul di kepalanya.Apa alasan Michaelin tiba-tiba baik dan mengajaknya pergi berburu
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Chapter 41

Sebuah handpone bergetar diatas meja, Alex menyeka wajahnya yang basah dengan handuk kecil. “Milia, ada yang menelponmu,” panggil Alex melihat kepenjuru arah. Tidak seperti biasanya Milia lupa membawa handponenya, biasanya dia selalu membawa handpone sekalipun ke kamar mandi.Milia yang tidak datang sampai panggilan telepon itu berakhir. Alex memutuskan pergi berpakaian, dan tidak berapa lama panggilan telepon di handpone Milia kembali terdengar, membuat Alex berinisiatif untuk mengambil handponenya, melihat layar, tertera sebuah panggilan tanpa nama.“Milia!” panggil Alex sekali lagi.Sebelum panggilan telepon berakhir, akhirnya Alex memutuskan untuka menerima telepon itu. “Selamat malam Bu Milia, kami sudah menemukan dokter yang akan membantu, saya harap Anda segera mengkonfirmasi waktu telah dokter jadwalkan.”Alex terdiam dengan wajah kebingungan. Alex tahu, Milia memiliki kebiasaan suka melakukan berbagai jenias perawatan kecantikan untuk menunjang kariernya karena sering ters
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Chapter 42

Jam diatas nakas menunjukan pukul tiga pagi.Suara deringan telepon terdengar, Evelyn terbangun dari tidur lelapnya dan langsung terjaga. Terbiasa dengan keadaan darurat, Evelyn sangat mudah waspada meski tertidur.Dengan hati-hati Evelyn bergeser melepaskan diri dari pelukan Noah dan duduk disisi ranjang dalam keadaan tanpa sehelai benangpun.“Hay Indila, ada yang bisa aku bantu?” sapa Evelyn.“Maaf aku menelponmu sepagi ini Eve. Aku mendapatkan kabar jika kamp tempatmu dulu bertugas sekarang akan dipindahkan karena perang meluas dan salah satu rekan kita terkena altileri. Semua anggota relawan yang bertugas akan segera dipulangkan besok.”Deg!Tubuh Evelyn menegang, sejenak jantung berhenti berdetak dan pikirannya langsung tertuju pada Edgar yang tinggal wilayah kamp yang sama.“Bagaimana dengan keadaan pengungsinya?” “Mereka akan pergi ke tempat penampungan lain.”“Terima kasih informasinya Indila.”“Sama-sama Eve,” jawab Indila memutuskan sambungan teleponnya.Evelyn termangu, bu
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Chapter 43

Michaelin melajukan kendaraannya dengan cepat melintasi jalanan khusus, Noah yang tengah dia bonceng sesekali melihat ke belakang memastikan jika roda sepeda listrik tidak meledak karena muatan yang berat.Siapapun yang melihat pasti akan merasa kasihan pada sepeda listrik itu karena harus menanggung dua manusia sebesar beruang diatasnya.Kaki Noah yang panjang mulai dia tumpangkan di atas ranjang karena pegal, sudah lebih dari dua puluh menit berkendara namun dia masih belum mengerti kemana sebenarnya Michaelin akan membawanya pergi.Insting Noah merasakan sesuatu yang buruk, semakin jauh Michaelin berkendara, jantungnya berdebar tanpa alasan seakan merasakan sesuatu yang berbahaya.“Kau akan membawaku kemana sebenarnya?” tanya Noah mulai menyadari bahwa Michaelin membawanya kearah yang berlawanan.Michaelin menarik gas lebih dalam, mempercepat laju kendaraannya. “Tentu saja berburu.”“Wilayah hutan ada sebelah barat!”“Memangnya aku sudah bilang padamu, kemana kita akan berburu?”“M
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Chapter 44

Dentingan bel terdengar beberapa kali, dengan cepat Evelyn menuruni anak tangga dan melihat layar dipintu, melihat kedatangan Sarah.Ini untuk pertama kalinya Evelyn melihat wajah Sarah lagi setelah sekian lama tidak bertemu.Baru saja Evelyn berencana pergi menemui Sarah secara pribadi, secara tidak terduga Sarah datang sendiri ke rumah. Ini situasi yang tidak cukup menguntungkan untuk Evelyn.Tidak kunjung mendapatkan jawaban, Sarah menekan bel lagi beberapa kali, menunjukan sifatnya yang tidak sabarannya tidak berubah.Evelyn mengatur napasnya beberapa kali, mengumpulkan banyak kekuatan untuk membuka pintu dan menyambut kedatangan Sarah.Begitu pintu terbuka, wajah cemas Sarah berubah menjadi dingin dan tidak bersahabat karena harus kembali melihat sosok wanita yang dibencinya.Keduanya terjebak dalam ketegangan, saling berdiam diri tanpa ada yang berniat memulai percakapan. Evelyn tidak tahu harus menyapa seperti apa, mengingat seberapa besar kebencian Sarah kepada dirinya. Masih
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Chapter 45

Perjalanan ke hutan kota Andreas berlangsung cepat, rombongan mendarat sebuah daratan luas, di sana terdapat sebuah villa kayu sederhana berlantai dua. Semua orang langsung bersiap-siap dengan tugas masing-masing, sementara Noah baru bergabung dalam kelompok pemburuan tampak canggung dan hanya bisa diam kebingungan tidak mendapatkan tugas apapun, pria itu perlu mencari-cari celah siapa yang membutuhkan bantuannya agar dia terlihat bisa bekerja.Michalein sibuk memilah pisau yang harus dibawa, Frederick berbicara dengan dua orang pekerja yang membawakan kuda, Zara membangun tenda untuk memasak, sementara Vernon dan Dominiq menikmati segelas kopi dan cerutu di bawah pohon rindang.Vernon beranjak dari tempat duduknya begitu melihat teman lamanya yang menjadi tukang kayu datang. “Temani ayahku bicara,” titah Vernon menepuk bahu Noah sebelum menyambut kedatangan teman lamanya dengan akrab.Noah menelan salivanya dengan kesulitan, kakinya bergerak begitu berat menghampiri Dominiq. Saat
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more
PREV
1
...
131415161718
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status