Tiga ekor anjing berburu berlarian mengikuti kuda yang memasuki wilayah hutan, terdengar suara senjata meletup diudara, burung-burung berterbangan di langit meninggalkan sarangnya, menghindari peluru yang akan menyasar mereka.Pemburuan sudah berlangsung lebih dari dua jam, menyusuri jalanan setepak, melewati aliran sungai dan tebing curam, memasuki kedalaman hutan yang luas.Semakin jauh rombongan memasuki hutan, kesabaran Noah semakin diuji.Semangat Noah terbakar menjadi segumpal kemarahan yang sangat sulit untuk dia ungkapkan, pria itu tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan apapun, sekalinya mendapat sasaran, Frederick akan melepaskan tembakan yang membuat buruannya berlari menjauh.Terlepas dari sikap menyebalkan semua orang, Harus Noah akui, sangat sulit melawan Frederick dalam berburu, dan lebih sulit lagi melawan Michaelin. Michaelin memiliki akurasi yang sangat sempurna pada setiap buruannya, setiap peluru, setiap pisau yang dia lembar selalu tepat mengenai sasaran. Tidak
Awan semakin mendung berselimut langit yang mulai gelap, dua jam yang lalu rombongan telah kembali ke kamp dan berkumpul untuk beristirahat, menikmati makanan yang disediakan secara khusus oleh Vernon.Suara hujan deras yang turun terdengar di atap tenda, lampu-lampu di villa telah menyala, setumpuk kayu bakar menghangatkan keadaan tenda udara malam yang dingin.Dominiq menyandarkan bahunya ke sandaran kursi kayu. Sambil menikmati segelas kopi local, matanya beberapa kali dia melihat ke arah hutan, menanti kepulangan Michaelin dan Noah yang tidak kunjung terlihat. Dominiq sudah tahu perburuan hari ini bukan sesuatu yang biasa, ditengah hutan Noah akan mendapat mendapatkan ujian untuk mengukur seberapa kuat mental dan seberapa dalam kesabarannya menghadapi halangan yang dilakukan Frederick dan Michaelin.Dominiq perlu menguji kematangan cara berpikir Noah dan pengendalian pikiran dalam memecahkan suatu masalah.Bagi Dominiq, tidak menjadi masalah jika memang Sarah tidak dapat menerim
Sayup-sayup suara gemercik air terdengar, Evelyn bergerak dibawah selimutnya, dia terbangun dari tidur lelapnya sekadar melihat pintu kamar mandi yang sedikit terbuka dan membawa cahaya.Pandangan Evelyn berpindah ke jam di atas nakas yang sudah menunjukan pukul tiga dinihari.Apakah Noah telah pulang?Karena sepanjang malam tidak kunjung pulang, Evelyn pikir Noah akan pergi menginap bersama Michaelin. Dengan kedipan mata yang berat, Evelyn kembali memjamkan mata dan tidur.Sementara itu, Noah yang sudah kembali pulang dan membersihkan diri, kini dia berdiri di depan cermin tengah mengeringkan rambutnya.Perjalanan berburu berlangsung lebih lama dari apa yang direncanakan, cuaca yang sempat berkabut setelah hujan turun membuat penerbangan pulang harus diundur.Sambil menunggu cuaca membaik, Noah mengistirahatkan kakinya yang lelah berkeliaran seharian di tengah hutan. Dia duduk ditenda, berbicang santai sambil makan malam bersama dengan orang-orang.Meski melelahkan sampai membuat ba
Napas Evelyn tertahan didada, terkejut oleh pengakuan yang tidak terduga Noah. “Kau terkena luka bakar? Kenapa bisa? Kenapa tidak mengatakannya padaku semalam?” ucap Evelyn dengan rentetan pertanyaannya yang beruntun.Noah menekan bibirnya dengan gigitan menahan senyuman malu. Sangat menyenangkan bisa mendengar Evelyn panik karena mengkhawatirkannya.“Punggungku memar,” jawab Noah segera kembali duduk dan menarik lepas kaus hitam yang dia gunakan, menunjukan memar yang menghitam lebih luas dari jengkalan tangan dan goresan memanjang.Tubuh Evelyn menegang terkejut. “Kau jatuh dari kuda?”Wajah Noah bersemu malu, gengsi untuknya bercerita bahwa dia sempat terlempar karena serudukan babi hutan, rasa-rasanya tidak begitu keren untuk didengar. “Begitulah,” jawabnya berdusta.Evelyn bergeser menghadap punggung Noah. “Ini tidak cedera kan Noah?” tanya Evelyn meraba hati-hati permukaan bahu Noah dan merasakan struktur tulangnya untuk memastikan keberadaannya yang masih berada di tempat, de
Tangan Noah terkepal kuat menggenggam kemarahan. Dia tidak setuju dengan pernyataan Sarah.Sekalipun mereka sering bertengkar dan berbeda pendapat, hingga Noah menentang banyak hal yang Sarah inginkan. Hal itu, sama sekali tidak pernah merubah seberapa besar kasih sayang Noah pada ibunya.Noah hanya membenci beberapa prilaku Sarah, bukan diri Sarah yang seutuhnya.Sarah tetaplah seorang ibu bagi Noah. Bahkan ketika Evelyn pergi setelah keguguran dan Noah sedang berada dalam penantian. Noah menjadi orang pertama yang merawat Sarah dikala dia sakit, menemaninya di rumah sakit, Noah selalu membantu mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa Sarah selesaikan, Noah masih merayakan hari ulang tahunnya, Noah masih tetap melindunginya setiap kali ada orang yang berbicara buruk tentangnya.Apa itu belum cukup bagi Sarah?Apalagi yang Sarah tuntut darinya? Apakah itu semua belum cukup membuktikan bahwa Noah akan tetap menjadi anak yang Sarah andalkan?Selama ini Noah telah banyak bersabar untuk ibu
“Meski aku baru mengetahui pernikahan kalian setelah Eve memutuskan berpisah sementara denganmu, bukan berarti aku tidak tahu semua hal yang telah Eve lalui setelah kepergian suaminya,” ucap Dominiq dengan serius.Tangan Noah saling bertautan, sepasang matanya terlukis bayangan cahaya kobaran api yang menyala dan membawa kehangatan dipermukaan kulitnya. Semua orang sedang tidur dan beristirahat sebelum melakukan perjalanan pulang menuju ibukota, menyisakan Noah dan Dominiq yang perlu melanjutkan percakapan yang belum selesai mereka bahas.“Meski kepergian suami pertama Eve karena sebuah kecelakaan, namun kepergian bayi dalam kandungannya adalah kelalaianmu. Kau telah gagal melakukan peranmu sebagai suami, kau gagal menjaganya.”Noah tidak menjawab, semua yang Dominiq katakan tidak berusaha Noah sanggah untuk membela diri. Dia mengakui kesalahannya, dan kini dia telah belajar dari kesalahannya.Dominiq meneguk segelas anggur sampai gelas kosong, tidak berapa lama dia akhirnya kembali
“A a-apa?!” lengkingan teriak Noah yang gagap terdengar cukup keras. “Kenapa kau terkejut?” tanya Evelyn, tidak mengerti dengan reaksi berlebihan Noah yang diuar dugaan.Noah terperangah sampai tidak bisa berkata-kata mendengar respon biasa Evelyn dan ekspresi diwajahnya yang datar. Keduanya saling berhadapan, terjebak dalam diam mematung, ditemani suara mesing pengering yang masih berputar-putar. Di ruangan sempit itu, Noah dan Evelyn hanya bisa saling memandang dengan perasaan yang saling bertolak belakang. Saling tidak mengerti jalan pikiran pasangan mereka masing-masing.Jantung Noah berdebar hebat sampai tangannya gemetar, darah di nadinya memanas dan tubuhnya merinding tidak karuan, dia terkejut hebat sampai membuatnya berpikir bahwa dia berhalusinasi! Evelyn tidak tahu seberapa besar Noah mendambakan sebuah pengakuan cinta darinya.Logika Noah tahu bahwa Evelyn telah menjadi miliknya sejak dia telah kembali dan menjadi isterinya. Namun hati terdalam Noah tahu, apa yang di s
mbayung sore terlihat di langit, membawa sisa-sisa kehangatan pada kulit.Noah meninggalkan kamar mandi dalam keadaan tubuh yang masih basah, sejenak pria itu berdiri membelakangi cahaya untuk memeriksa handponenya, menunggu sebuah kabar yang sangat dia nantikan setelah kerja kerasnya beberapa hari terakhir ini. Noah harus sudah memiliki jawaban yang pasti ketika dia kembali mendapatkan pertanyaan dari Dominiq mengenai keseriusannya dalam memperjuangkan anak yang sangat ingin Evelyn adopsi.Ditengah ketenangannya, ada senyuman terukir dibibir Noaha kala dia mendapatkan kabar yang sesuai dengan apa yang dia harapkan.Meniggalkan handponenya, Noah melangkah masuk ke dalam ruang pakaian, dia harus pergi bersiap-siap karena pesta akan berlangsung kurang dari dua jam lagi.Mengambil pakaian yang telah disiapkan, Noah mengenakannya didepan cermin besar. Malam ini, semuanya harus berjalan dengan sempurna karena dia akan bertemu secara resmi dengan seluruh keluarga Evelyn, termasuk kejutan r
“Kalian berdua, kemarilah,” perintah Reene, memperlakukan Michaelin dan Noah seperti anak kecil yang masih perlu diurus. Reene ingin, semua anak-anaknya tampil sempurna secara maksimal dari sisi manapun di potret photo yang dan juga dimata orang lain.Evelyn mengulum senyuman malunya, saling melempar pandangan dan kerlingan mata dengan Noah yang berdiri tidak jauh darinya, tengah dikeliling tim stylist Reene yang perlu berdiri di atas kursi karena tinggi Noah yang sulit dijangkau.Semburat merah menghiasi pipi Noah, didepan banyak orang dia tidak berusaha menutup diri bahwa saat ini dia adalah seorang lelaki yang sedang jatuh cinta.Matanya tidak pernah lepas dari Evelyn, memandanginya dengan bangga meski terkadang, terbesit kekhawatiran di dalam hatinya. Noah khawatir jika Evelyn menjadi pusat perhatian, akan ada lelaki yang mencoba mendekatinya.Disisi lain, Noah tidak dapat menyembunyikan percikan kebagaiannya diperlakukan dengan baik oleh Reene. Begitu menyenangkan bisa terlibat d
Matteo sama sekali tidak tahu jika ternyata Sarah juga akan datang ke pesta dan mendapatkan undangan secara terpisah. Dilihat dari cara Sarah berpakaian tidak lebih dulu menyapa tuan rumah, tampaknya Sarah belum tahu jika Evelyn sebenarnya bagian dari keluarga sah Stalyn.Matteo harus memperingatkannya agar Sarah tidak mempermalukan dirinya sendiri dan terutama keluarga besar Silvester. Di pesta ini, Matteo telah menemui hampir seluruh keluarga Stalyn dan menyapa mereka dengan formal, memperkenalkan diri bahwa dia adalah kakek sekaligus walinya Noah. Mereka cukup ramah meski memberi batasan, terutama Reene Stalyn dan Dominiq yang masih belum berhasil Matteo temui.Matteo tidak ingin, usahanya untuk Noah menjadi sia-sia karena prilaku bar-bar Sarah.Padahal, Matteo sudah berencana akan memberitahu dan memberi pengertian kepada Sarah setelah nanti dia mendapatkan kepastian diterima keluarga Stalyn agar pertemuan dua keluarga besar bisa dilakukan dengan lancar. Matteo tahu betul, jika
mbayung sore terlihat di langit, membawa sisa-sisa kehangatan pada kulit.Noah meninggalkan kamar mandi dalam keadaan tubuh yang masih basah, sejenak pria itu berdiri membelakangi cahaya untuk memeriksa handponenya, menunggu sebuah kabar yang sangat dia nantikan setelah kerja kerasnya beberapa hari terakhir ini. Noah harus sudah memiliki jawaban yang pasti ketika dia kembali mendapatkan pertanyaan dari Dominiq mengenai keseriusannya dalam memperjuangkan anak yang sangat ingin Evelyn adopsi.Ditengah ketenangannya, ada senyuman terukir dibibir Noaha kala dia mendapatkan kabar yang sesuai dengan apa yang dia harapkan.Meniggalkan handponenya, Noah melangkah masuk ke dalam ruang pakaian, dia harus pergi bersiap-siap karena pesta akan berlangsung kurang dari dua jam lagi.Mengambil pakaian yang telah disiapkan, Noah mengenakannya didepan cermin besar. Malam ini, semuanya harus berjalan dengan sempurna karena dia akan bertemu secara resmi dengan seluruh keluarga Evelyn, termasuk kejutan r
“A a-apa?!” lengkingan teriak Noah yang gagap terdengar cukup keras. “Kenapa kau terkejut?” tanya Evelyn, tidak mengerti dengan reaksi berlebihan Noah yang diuar dugaan.Noah terperangah sampai tidak bisa berkata-kata mendengar respon biasa Evelyn dan ekspresi diwajahnya yang datar. Keduanya saling berhadapan, terjebak dalam diam mematung, ditemani suara mesing pengering yang masih berputar-putar. Di ruangan sempit itu, Noah dan Evelyn hanya bisa saling memandang dengan perasaan yang saling bertolak belakang. Saling tidak mengerti jalan pikiran pasangan mereka masing-masing.Jantung Noah berdebar hebat sampai tangannya gemetar, darah di nadinya memanas dan tubuhnya merinding tidak karuan, dia terkejut hebat sampai membuatnya berpikir bahwa dia berhalusinasi! Evelyn tidak tahu seberapa besar Noah mendambakan sebuah pengakuan cinta darinya.Logika Noah tahu bahwa Evelyn telah menjadi miliknya sejak dia telah kembali dan menjadi isterinya. Namun hati terdalam Noah tahu, apa yang di s
“Meski aku baru mengetahui pernikahan kalian setelah Eve memutuskan berpisah sementara denganmu, bukan berarti aku tidak tahu semua hal yang telah Eve lalui setelah kepergian suaminya,” ucap Dominiq dengan serius.Tangan Noah saling bertautan, sepasang matanya terlukis bayangan cahaya kobaran api yang menyala dan membawa kehangatan dipermukaan kulitnya. Semua orang sedang tidur dan beristirahat sebelum melakukan perjalanan pulang menuju ibukota, menyisakan Noah dan Dominiq yang perlu melanjutkan percakapan yang belum selesai mereka bahas.“Meski kepergian suami pertama Eve karena sebuah kecelakaan, namun kepergian bayi dalam kandungannya adalah kelalaianmu. Kau telah gagal melakukan peranmu sebagai suami, kau gagal menjaganya.”Noah tidak menjawab, semua yang Dominiq katakan tidak berusaha Noah sanggah untuk membela diri. Dia mengakui kesalahannya, dan kini dia telah belajar dari kesalahannya.Dominiq meneguk segelas anggur sampai gelas kosong, tidak berapa lama dia akhirnya kembali
Tangan Noah terkepal kuat menggenggam kemarahan. Dia tidak setuju dengan pernyataan Sarah.Sekalipun mereka sering bertengkar dan berbeda pendapat, hingga Noah menentang banyak hal yang Sarah inginkan. Hal itu, sama sekali tidak pernah merubah seberapa besar kasih sayang Noah pada ibunya.Noah hanya membenci beberapa prilaku Sarah, bukan diri Sarah yang seutuhnya.Sarah tetaplah seorang ibu bagi Noah. Bahkan ketika Evelyn pergi setelah keguguran dan Noah sedang berada dalam penantian. Noah menjadi orang pertama yang merawat Sarah dikala dia sakit, menemaninya di rumah sakit, Noah selalu membantu mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa Sarah selesaikan, Noah masih merayakan hari ulang tahunnya, Noah masih tetap melindunginya setiap kali ada orang yang berbicara buruk tentangnya.Apa itu belum cukup bagi Sarah?Apalagi yang Sarah tuntut darinya? Apakah itu semua belum cukup membuktikan bahwa Noah akan tetap menjadi anak yang Sarah andalkan?Selama ini Noah telah banyak bersabar untuk ibu
Napas Evelyn tertahan didada, terkejut oleh pengakuan yang tidak terduga Noah. “Kau terkena luka bakar? Kenapa bisa? Kenapa tidak mengatakannya padaku semalam?” ucap Evelyn dengan rentetan pertanyaannya yang beruntun.Noah menekan bibirnya dengan gigitan menahan senyuman malu. Sangat menyenangkan bisa mendengar Evelyn panik karena mengkhawatirkannya.“Punggungku memar,” jawab Noah segera kembali duduk dan menarik lepas kaus hitam yang dia gunakan, menunjukan memar yang menghitam lebih luas dari jengkalan tangan dan goresan memanjang.Tubuh Evelyn menegang terkejut. “Kau jatuh dari kuda?”Wajah Noah bersemu malu, gengsi untuknya bercerita bahwa dia sempat terlempar karena serudukan babi hutan, rasa-rasanya tidak begitu keren untuk didengar. “Begitulah,” jawabnya berdusta.Evelyn bergeser menghadap punggung Noah. “Ini tidak cedera kan Noah?” tanya Evelyn meraba hati-hati permukaan bahu Noah dan merasakan struktur tulangnya untuk memastikan keberadaannya yang masih berada di tempat, de
Sayup-sayup suara gemercik air terdengar, Evelyn bergerak dibawah selimutnya, dia terbangun dari tidur lelapnya sekadar melihat pintu kamar mandi yang sedikit terbuka dan membawa cahaya.Pandangan Evelyn berpindah ke jam di atas nakas yang sudah menunjukan pukul tiga dinihari.Apakah Noah telah pulang?Karena sepanjang malam tidak kunjung pulang, Evelyn pikir Noah akan pergi menginap bersama Michaelin. Dengan kedipan mata yang berat, Evelyn kembali memjamkan mata dan tidur.Sementara itu, Noah yang sudah kembali pulang dan membersihkan diri, kini dia berdiri di depan cermin tengah mengeringkan rambutnya.Perjalanan berburu berlangsung lebih lama dari apa yang direncanakan, cuaca yang sempat berkabut setelah hujan turun membuat penerbangan pulang harus diundur.Sambil menunggu cuaca membaik, Noah mengistirahatkan kakinya yang lelah berkeliaran seharian di tengah hutan. Dia duduk ditenda, berbicang santai sambil makan malam bersama dengan orang-orang.Meski melelahkan sampai membuat ba
Awan semakin mendung berselimut langit yang mulai gelap, dua jam yang lalu rombongan telah kembali ke kamp dan berkumpul untuk beristirahat, menikmati makanan yang disediakan secara khusus oleh Vernon.Suara hujan deras yang turun terdengar di atap tenda, lampu-lampu di villa telah menyala, setumpuk kayu bakar menghangatkan keadaan tenda udara malam yang dingin.Dominiq menyandarkan bahunya ke sandaran kursi kayu. Sambil menikmati segelas kopi local, matanya beberapa kali dia melihat ke arah hutan, menanti kepulangan Michaelin dan Noah yang tidak kunjung terlihat. Dominiq sudah tahu perburuan hari ini bukan sesuatu yang biasa, ditengah hutan Noah akan mendapat mendapatkan ujian untuk mengukur seberapa kuat mental dan seberapa dalam kesabarannya menghadapi halangan yang dilakukan Frederick dan Michaelin.Dominiq perlu menguji kematangan cara berpikir Noah dan pengendalian pikiran dalam memecahkan suatu masalah.Bagi Dominiq, tidak menjadi masalah jika memang Sarah tidak dapat menerim