Home / Romansa / Cinta Ugal-ugalan Bos Tampan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Cinta Ugal-ugalan Bos Tampan : Chapter 21 - Chapter 30

40 Chapters

Kedatangan Medina

Masih tersisa setengah hari sepulang dari pemakaman ayahnya, Galang memutuskan untuk pergi ke kantor bersama Fika karena tidak ada hal yang bisa ia lakukan di rumah. Galang selalu menenangkan pikirannya dengan bekerja. Fika yang sudah mengetahui kisah hidup Galang cukup prihatin melihat pria itu selalu dianggap buruk oleh orang-orang di sekitarnya karena sikapnya itu. Sekarang ia tahu beberapa hal, bahwa Galang bersikap seperti itu semata-mata karena ia ingin menghindari orang-orang manipulatif di hidupnya dan karena ia memiliki tujuan yang belum tercapai sampai saat ini.“Sedang apa kamu melihat ruangan Pak Galang sampai sedalam itu?” Shani tiba-tiba datang dan menegur Fika dengan suara cemprengnya.“Ah, tidak, Bu. Saya tidak sengaja.” Fika mengalihkan pandangannya.“Halah, alasan saja! Saya mau minta tolong sama kamu. Kerjakan ini semua dan harus selesai sebelum jam pulang kerja, saya harus mengurus rapat penting siang ini,” pintanya sambil menyodorkan s
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Janji Seorang Galang

“Maafkan saya.” Sudah kalimat kesekian yang Galang ucapkan pada Fika. Saat ini, ia sedang memeriksa kepala dan rambut Fika yang dijambak oleh Medina. Fika sudah berkali-kali meyakinkannya bahwa kepala dan rambutnya baik-baik saja. Akan tetapi, Galang seolah tak percaya dan memeriksanya sendiri berkali-kali sejak tadi.“Ini bukan salah Pak Galang,” ucap Fika.“Apa kepalamu sakit?” tanya Galang.“Tidak, Pak. Saya sudah mengatakannya berkali-kali. Apakah wajah saya terlihat menunjukkan rasa sakit itu?”Galang menundukkan kepalanya.“Tidak seharusnya saya membawa kamu ke kehidupan saya. Jika saja saya tidak pernah pergi ke butik Medina, wanita itu pasti tidak akan berkali-kali menemui saya seperti ini, dan dia tidak perlu menyerang kamu seperti tadi.”“Maaf, Pak jika saya lancang, memangnya apa yang dikatakan Medina tadi dan saat dia datang ke sini beberapa hari lalu?” tanya Fika hati-hati.Galang menatap lurus ke depan.
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Perubahan Galang

Sudah lima belas menit berlalu. Semua karyawan sudah berkumpul di ruang rapat. Namun, si pemberi perintah belum juga menunjukkan dirinya.“Maaf saya telat,” ujarnya polos sambil berjalan menuju ‘singgasananya’.Galang masih belum mengucapkan sepatah kata pun pada seluruh karyawannya. “Maaf, Pak, tujuan Bapak mengumpulkan kami semua di sini ada apa, ya? Apakah kami telah melakukan kesalahan fatal yang membuat Bapak marah?” tanya Diana memberanikan diri setelah menahan diri beberapa lama, karena jujur, ia sendiri tidak berani menatap Galang, takut jika tiba-tiba pria itu lebih marah dari sebelumnya.“Apakah kalian merasa telah melakukan kesalahan kepada saya?” tanyanya balik sambil menyatukan kedua tangannya, dan menyimpannya di bawah dagu.Semua karyawannya menggeleng pelan tanpa suara.“Lalu, kenapa kalian harus setegang ini?”“Kami terkejut melihat pesan yang Bapak kirim di grup. Semuanya dikirim dengan capslock. Biasa
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Pendekatan dari Galang (1)

Sejak Galang menaikkan seluruh gaji karyawan kantornya, suasana kantor menjadi semakin hangat. Interaksi antara atasan dan bawahan semakin terlihat jelas. Galang tidak lagi menunjukkan sikap tidak manusiawinya. Pria itu perlahan mulai menunjukkan sisi baik dan sisi positif dari dalam dirinya. Hari ini seperti biasa, pagi-pagi Fika mengantar kopi pesanan Galang ke ruangannya. Meskipun itu seharusnya menjadi tugas office boy atau office girl di sana, tetapi Galang meminta Fika yang selalu melakukannya karena ia menggaji gadis itu secara khusus hanya untuk melayani keperluan pribadinya.“Saya lupa tanya, bagaimana kabar nenekmu sekarang? Apakah sudah lebih baik dari sebelumnya?” tanya Galang saat Fika mengantarkan kopi untuknya.“Nenek sudah lebih baik, Pak. Saudara saya juga bilang kalau sekarang nafsu makannya sudah lebih meningkat, karena beberapa waktu lalu, nenek sempat tidak nafsu makan untuk waktu yang cukup lama.”“Siapa yang biasa merawatny
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Proyek yang Hampir Gagal

Galang tak mengucapkan sepatah kata pun sepulang dari pertemuannya dengan Gallen dan Medina. Ia terlihat benar-benar kesal. Saat ini, ia bahkan hanya melakukan hal-hal tak penting di ruangannya. Ia merapikan miniatur-miniatur hiasan di ruangan kerjanya.“Pak, saya mohon izin masuk,” ucap Fika. Galang menatap gadis itu sekilas. Ia kembali melanjutkan aktivitasnya membersihkan setiap miniatur yang dipajang di ruangannya. Gadis itu tampak memeluk laptop Galang yang tadi disiram air oleh Medina.“Pak, laptop Bapak aman, tidak ada masalah apapun yang terjadi, semua file juga aman. Saya sudah memeriksa semuanya. Ini, Pak,” Fika menyodorkan laptop Galang dan menyimpannya di meja kerja Galang.“Sepertinya kamu bisa merangkap menjadi teknisi laptop sekaligus asisten pribadi saya di kantor ini. Gajimu bisa bertambah banyak untuk itu,” ujar Galang sambil terus membersihkan hiasan-hiasan di ruangannya yang sedikit berdebu dengan tisu basah di tangannya.“Pak
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Perasaan Galang

Beberapa hari belakangan ini, Galang mulai memperhatikan beberapa hal kecil yang ada pada diri Fika. Mulai dari gadis itu yang senang memainkan poni rambutnya, ia yang suka menggigit bibir bawahnya ketika sedang berpikir, hingga ia yang selalu menjentikkan ibu jari dan jari tengah tangannya ketika mendapatkan sebuah ide baru. Galang mulai merasakan perasaan aneh kepada Fika. Ia menolak mengakui ia sedang menyukai gadis itu. Galang berusaha meyakinkan dirinya sendiri, bahwa wanita bukan lagi hal yang harus ia pikirkan saat ini. Ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melupakan Medina, ia tak ingin hal yang sama terulang kembali untuk kedua kalinya. “Ke ruangan saya sekarang,” pinta Galang pada Fika melalui telepon selulernya.“Bodoh, Galang! Kenapa kamu malah meminta gadis itu datang?” Ia merutuki dirinya sendiri yang memiliki pemikiran dan perkataan yang tidak sejalan.Fika mengetuk pintu kemudian meminta izin untuk masuk.“Bapak me
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Sisi Buruk Keluarga Fika

Fika baru saja berangkat siang ini menuju rumah neneknya. Akan tetapi, Galang sudah merasa kehilangan gadis itu. Seolah-olah gadis itu sudah pergi beberapa hari.“Apa kutelepon saja?” Ia bermonolog.Galang membuka room chat-nya bersama Fika. Gadis itu sedang offline. Galang menahan tangannya untuk tidak menekan tombol panggil ke nomor Fika. Setidaknya, ia harus membiarkan gadis itu sampai ke rumah terlebih dahulu, baru menanyai kabarnya. Perjalanan menuju rumah nenek Fika membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Jadi, ia harus lebih bersabar sedikit. “Ah, hentikan Galang! Ini bukan dirimu! Lakukan hal lain yang bisa membuatmu lupa pada Fika.” Tegasnya, pada dirinya sendiri. Galang meletakkan ponselnya di meja, ia mulai melakukan aktivitas lain yang sekiranya dapat melupakan ia dari Fika. *=*=*=*Fika telah menempuh perjalanan selama 4 jam. Sebenarnya, ia sangat lelah, akan tetapi, kekhawatirannya mengalahkan rasa lelahnya. Ia tak henti-hentinya
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Seseorang dari Masa Lalu

“Nenek? Nenek bangun, Nek! Ayo kita ke rumah sakit,” ajak Fika kepada tubuh neneknya yang sudah tak lagi bergerak dengan air mata yang semakin bercucuran.Fika mengguncang-guncangkan tubuh neneknya, berharap ada reaksi. Namun, hasilnya nihil. Tak ada gerakan. Tubuh Fika ambruk seketika. Ia menatap kosong. Sedetik kemudian, ia berteriak memanggil neneknya. *=*=*=*Galang berkali-kali menelpon Fika untuk menanyai kabarnya atau untuk sekadar bertanya apakah ia sudah sampai atau belum. Berkali-kali menelepon, berkali-kali pula ia tak mendapat jawaban. Galang mulai gelisah. Ini sudah ganti hari dan Fika belum memberinya kabar walaupun hanya sekadar pesan singkat saja. Seharusnya, malam tadi juga Fika sudah sampai di rumah neneknya. Galang khawatir terjadi sesuatu pada gadis itu, terlebih ia pergi sendirian ke sana.“Halo, bisakah kamu melacak keberadaan seseorang hanya dengan nomor teleponnya?” tanya Galang pada seseorang melalui telepon.
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Cerita dari Rifal

“Halo, Pak,” jawab Fika dengan hati-hati. Ia masih cukup takut dengan Galang yang memiliki mood yang mudah berubah-ubah.“Astaga! Fika, apakah kamu baik-baik saja? Apakah kamu sampai dengan selamat? Kapan kamu sampai? Di mana kamu sekarang?” tanyanya bertubi-tubi.“Saya di rumah, Pak. Maafkan saya, saya lupa mengabari Bapak kalau saya sudah sampai sejak malam tadi. Saya terlalu sibuk mengurusi prosesi pemakaman nenek saya, jadi saya tidak sadar banyak panggilan tak terjawab dari Bapak. Sekali lagi maafkan saya, Pak.”“Pemakaman? Apakah nenek kamu meninggal dunia?” tanya Galang.“Betul, Pak. Nenek saya meninggal semalam.”“Saya turut berduka cita, ya, Fika. Um, bolehkah saya datang melayat ke sana?” Fika terhenyak. Apakah ia tidak salah dengar? Seorang Galang akan datang ke rumah karyawannya, yang notabene terletak di luar kota hanya untuk melayat nenek karyawannya yang bahkan bukan siapa-siapa bagi Galang? Rasanya terdengar sang
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Galang Kecewa (1)

Galang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia tahu hal itu sangat berbahaya bagi dirinya dan orang lain, tapi dia lebih mengkhawatirkan Fika yang banyak diam saat ia meneleponnya tadi. Dia takut Fika melakukan hal-hal yang tidak diinginkan karena frustrasi ditinggalkan oleh satu-satunya keluarga yang sangat ia sayangi.Perjalanan yang seharusnya ditempuh 4 jam, bisa ia selesaikan dengan waktu 2 jam saja. Artinya, ia mengemudi dua kali lebih cepat dari kecepatan normal. Berbekal alamat yang telah ia dapatkan, Galang sampai di depan sebuah rumah kuno dengan bentuk bangunan jaman dulu. Walaupun kota ini bisa disebut kota yang berpolusi, rupanya masih ada daerah asri dengan udara segar dan pemandangan hijau seperti di sekeliling rumah Fika. Galang turun dari mobilnya dan berjalan ragu ke rumah itu. Benarkah ini rumah Fika? Bagaimana jika ia salah rumah. Tapi, ada bendera kuning tepat di depan rumah ini. Pasti ini rumah yang benar.
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status