"Yang Mulia, ada apa ini?" Isaac bertanya saat ini dipaksa berlutut di aula pemerintahan.Kainer menatap Isaac, hatinya sakit bukan main, tapi kemarahannya jauh lebih besar dari rasa sakit itu. "Isaac, apakah kau tidak tahu di mana letak kesalahanmu?""Yang Mulia, aku benar-benar tidak tahu."Kainer turun dari singgasananya, ia mendekat pada Isaac. Ia kemudian menarik Isaac berdiri. Kainer memberikan sebuah pukulan kuat di wajah Isaac hingga membuat Isaac terjatuh ke belakang. "Isaac, apa yang kau sembunyikan di balik goa itu telah aku ketahui."Isaac diam sejenak, lalu kemudian dia tersenyum kecil. Pria itu kemudian berdiri. "Ah, jadi Yang Mulia menyelidikiku.""Isaac, kau benar-benar keji! Bagaimana bisa kau menggunakan manusia sebagai bahan penelitianmu!""Yang Mulia, jangan terlalu berlebihan. Jumlah orang yang mati di tanganku tidak sebanding dengan jumlah orang yang mati di tanganmu." Isaac membalas tanpa rasa takut.Jawaban Isaac membuat Kainer semakin geram. Bagaimana mungkin
Read more