All Chapters of Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya: Chapter 121 - Chapter 130

135 Chapters

Bab 121: Kotak

Setelah meninggalkan rumah tua di Jalan Narpati, Nirmala dan Bhaskara kembali ke apartemen yang menjadi markas sementara dengan membawa kotak besi kecil di tangan mereka. Perasaan campur aduk menguasai keduanya—rasa penasaran, kecemasan, dan ketegangan menyelimuti udara di antara mereka.“Apa yang kau pikirkan tentang kotak ini?” tanya Bhaskara, memecah keheningan.Nirmala mengendikkan bahunya. “Aku tidak tahu,” jawab Nirmala sambil memandangi kotak itu di atas meja. “Tapi aku merasa kotak ini bisa memberikan jawaban yang selama ini aku cari.”Bhaskara duduk di kursi seberang, menatap Nirmala dengan serius. "Bagaimana jika ini hanya jebakan?" ujarnya berspekulasi. “Tapi jika kita tidak membuka, kita tidak akan tahu," sambung Bhaskara cepat.Nirmala mengangguk pelan. “Ya, apapun itu kita harus melangkah maju."Selama beberapa jam berikutnya, Nirmala dan Bhaskara mencoba mencari cara untuk membuka kotak itu. Mereka memeriksa seluruh apartemen, berharap menemukan alat yang bisa digunakan
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 122: Tempat Bermulanya Permainan

Sesuai kesepakatan semalem, Nirmala dan Bhaskara bersiap pergi ke lokasi pesan misterius semalam. Ada satu titik koordinat yang disebutnya tempat yang pernah menjadi saksi bisu pengkhianatan terbesar.“Kau yakin tentang ini?” tanya Bhaskara sembari mencengkeram setir mobil dengan gelisah. Ia ingin memastikan kembali keputusan Nirmala. Meskipun ia telah percaya dengan keputusan wanita itu, ada perasaan tak enak yang menghinggapi benaknya.Nirmala mengangguk, mengindahkan rasa takut yang terus menghantui pikirannya. “Jika aku tidak pergi, aku tidak akan pernah tahu kebenarannya.”Setelah perjalanan selama satu jam, mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Ternyata titik lokasi itu berada di sebuah pabrik tua yang telah lama ditinggalkan. Bangunan itu tampak suram, dengan dinding yang sudah mulai runtuh dan jendela yang pecah akibat termakan zaman.“Pabrik ini dulunya adalah milik Rajya Corp,” gumam Bhaskara tanpa disangka mengenali bangunan tersebut.“Oh ya? Aku pikir kau tidak mengetah
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 123: Retak

Setelah meninggalkan pabrik tua itu, Nirmala dan Bhaskara kembali ke apartemen dalam keheningan. Pikiran mereka sibuk dengan informasi baru yang baru saja mereka dapatkan. Surat dari Wahyatma, kehadiran Arya, dan pesan-pesan misterius yang terus menghantui mereka adalah tanda bahwa permainan besar ini jauh dari kata selesai.“Apa kau percaya pada Arya?” tanya Bhaskara tiba-tiba memecah keheningan.Nirmala mendesah panjang. “Aku tidak tahu, Bhaskara. Tapi aku tidak bisa mengabaikan apa yang dia katakan. Ada sesuatu di balik semua ini, sesuatu yang lebih besar dari yang kita pikirkan.”Wanita itu dilanda frustrasi berlebih. Sudah hampie sebulan ia disibukkan dengan permasalahan masa lalu. Kondisinya terlihat lesuh dengan kantung mata yany mulai menghitam.Bhaskara mengetuk setir mobil pelan, menunjukkan kegelisahannya. Ia menoleh kepada Nirmala sekilas. Ada rasa iba dalam benak pria itu, juga rasa tak terima. “Nirmala," panggilnya mterlihat ragu.Begitu sang pemilik nama menoleh, Bhaska
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 124: Labirin Penghianatan

Nirmala bergegas keluar dari apartemen dengan langkah cepat, meninggalkan Bhaskara yang masih terdiam di ruang tamu. Udara malam yang dingin menyambutnya, tapi itu tak mampu meredakan panas di dadanya. Kata-kata Bhaskara masih terngiang di telinganya.Sementara itu, Bhaskara mengutuk dirinya sendiri. Ia tahu ia telah melukai hati Nirmala. Setelah beberapa saat, ia mengambil jaketnya dan berlari keluar, mencoba mengejar wanita itu.“Nirmala, tunggu!” panggil Bhaskara saat melihatnya di trotoar.Nirmala berhenti, tapi tidak berbalik. “Apa lagi, Bhaskara? Apa kau ingin meneriakiku lagi?”Bhaskara menghela napas panjang, berusaha meredakan emosinya. “Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membentakmu tadi. Aku hanya... aku khawatir.”Nirmala berbalik perlahan, matanya masih basah. “Kau khawatir, tapi kau malah menyakitiku dengan kata-katamu. Kau pikir aku ingin percaya pada Aditama? Aku hanya mencoba mencari jawaban.”Bhaskara mendekatinya, menyesali apa yang telah terjadi. “Aku tahu. Aku tahu
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 125: Kotak Rahasia Masih Terkunci

Ketika Nirmala dan Bhaskara mengemasi semua dokumen penting untuk pindah ke tempat yang lebih aman, tiba-tiba lampu kembali menyala. Mereka bergegas mengosongkan apartemen dan pergi ke sebuah kafe yang sepi untuk melanjutkan pencarian mereka. “Kita tidak bisa terus seperti ini,” kata Bhaskara usai menuntaskan dokumen bagiannya. “Aditama memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dari kita. Jika kita tidak hati-hati, dia akan menemukan kita sebelum kita menemukan bukti yang cukup.” Nirmala menegakkan punggungnya menatap Bhaskara lurus. “Ya memang, makanya kita butuh lebih banyak informasi. Kita harus menemukan seseorang yang tahu lebih banyak tentang hubungan Aditama dengan proyek ini.” “Bagaimana dengan Arya?" usul Nirmala tiba-tiba, membuat Bhaskara terdiam menimbang keputusan. "Dari caranya membantu kita menemukan kepingan puzzle, sepertinya ia tampaknya ingin kita melawan Aditama.” Bhaskara menggeleng samar. “Aku masih belum mempercayainya sepenuhnya. Kau tahu, Mala, duni
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 126: Di Balik Akun Anonim

Saat Nirmala kembali ke apartemen, ia mendapati Bhaskara sedang berbicara di telepon, suaranya terdengar tegang.“Apa yang kau lakukan?” tanya Nirmala ketika Bhaskara menutup teleponnya.Bhaskara menoleh dengan ekspresi kaku. “Aku baru saja memastikan sesuatu. Aku menemukan bahwa PT Laksana Bhumi terhubung dengan salah satu direktur di perusahaan kita.”“Siapa?” tanya Nirmala cepat.Bhaskara menatapnya dalam-dalam sebelum menjawab. “Aditama.”Nirmala merasakan darahnya mendidih. Semakin banyak bukti yang mereka temukan, semakin jelas bahwa Aditama adalah dalang dari semua ini. Tapi pertanyaannya, bagaimana mereka bisa mengungkapnya tanpa membahayakan diri sendiri?“Ini semakin berbahaya,” ujar Bhaskara pelan.Malam semakin larut, Nirmala dan Bhaskara masih berusaha menyusun strategi berdasarkan informasi baru yang mereka dapatkan. Nama PT Laksana Bhumi kini menjadi fokus utama. Jika perusahaan itu benar-benar menjadi alat Aditama untuk mencuci uang, maka membongkar operasinya akan men
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 127: Permulaan Perang

Di tengah malam, di sebuah kafe kecil yang sepi di pinggir kota, Bhaskara dan Nirmala bertemu dengan Vira lagi. Kali ini, mereka sedang menyusun rencana yang lebih berani yaitu memanfaatkan bukti-bukti sementara untuk menjebak Aditama dan memancingnya ke langkah berikutnya.“Aku telah menelusuri lebih dalam,” ujar Vira sambil membuka laptopnya. Ia lantas memutarkan laptopnya membuat Nirmala juga Bhaskara mampu melihat isinya. “Ada jaringan transaksi gelap yang melibatkan Aditama, PT Laksana Bhumi, dan sebuah perusahaan cangkang di luar negeri. Tapi ini hanya pucuk dari keseluruhan jaringan.”Nirmala dan Bhaskara melihat secara saksama.“Berapa banyak waktu yang kita punya sebelum mereka menyadari kita sudah menemukan ini?” tanya Bhaskara.Sejenak wanita berambut panjang itu menganalisa. “Tidak lama,” jawab Vira. “Tapi kita bisa memanfaatkan waktu ini untuk melancarkan serangan kecil.”“Serangan kecil seperti apa?” tanya Nirmala yang sedari tadi memilih bungkam.Vira tersenyum tipis. “
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 128: Hilangnya Surya

Nirmala dan Bhaskara berdiri di tengah ruang kerja Surya yang berantakan. Dokumen-dokumen berserakan di lantai, kursi terbalik, dan tanda-tanda mencurigakan terlihat jelas.“Dia tidak mungkin pergi begitu saja meninggalkan ruangannya seberantakan ini,” lirih Bhaskara, matanya penuh kekhawatiran.Nirmala memungut sebuah dokumen dari lantai, lalu menatap surat Rajendra yang tertinggal di meja. Sesuatu terasa tidak beres.“Kita harus menemukannya, Bhaskara,” kata Nirmala, suaranya gemetar. “Kepergian Om Surya dalam keadaan seperti ini, ditakutkan karena ulah seseorang. Kau tahu kan Aditama orangnya nekat, dia bisa saja merencanakan penculikan ayahmu untuk menggagalkan rencana kita.”Bhaskara nampak termagu sejenak. “Aku akan menghubungi orang-orang kepercayaan Ayahku. Mungkin mereka tahu di mana dia berada.”Namun, jauh di dalam hati, Bhaskara merasa cemas. Jika benar Surya telah diculik, maka ini bukan lagi sekadar permainan kekuasaan. Ini adalah perang total.***Keesokan harinya, Nirm
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 129: Crisis Point

Nirmala dan Bhaskara saling bertukar pandang tanpa sadar menahan napas saat langkah kaki Aditama semakin mendekat. Suara pintu besi yang terbuka sepenuhnya bergema di ruangan kecil itu. Cahaya lampu senter menyapu dinding, nyaris mengenai tempat mereka bersembunyi.“Aku tahu kalian ada di sini,” ujar Aditama dengan nada rendah, tetapi penuh ancaman. “Kalian pikir bisa menggali masa lalu tanpa konsekuensi?”Pria yang bersama Aditama menyisir ruangan dengan cermat. Sementara itu, Nirmala menggenggam tangan Bhaskara erat-erat, berharap keheningan mereka cukup untuk menghindari deteksi.“Apa kalian ini ingin menjadi anak kecil? Aku tidak suka bermain petak umpet,” lanjut Aditama. “Tapi aku juga tidak keberatan. Semakin lama kalian bersembunyi, semakin aku menikmati permainan ini.”Nirmala menatap Bhaskara, memberikan isyarat agar mereka bersiap. Namun, sebelum mereka sempat bergerak, pria yang bersama Aditama berbicara.“Pak, ada dokumen di sini. Sepertinya mereka sudah menemukannya.”Adi
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 130: Strategi Umpan

Vira masuk dengan ekspresi serius, membawa dokumen yang baru saja ia periksa.“Kita punya bukti kuat,” katanya. “Namun, untuk menjatuhkan Aditama, kita butuh lebih dari ini. Dia punya banyak pengaruh di luar sana.”Bhaskara mengangguk. “Kita harus memastikan bahwa semua bukti ini dipublikasikan secara luas. Tidak ada jalan keluar baginya.”“Tapi bagaimana dengan Om Surya?” tanya Nirmala. “Aku merasa dia tahu lebih banyak daripada yang ia ceritakan. Dan aku tidak bisa mengabaikan keterlibatan ayahku dalam semua ini.”Vira menghela napas. “Kita memang membutuhka Surya untuk bersuara. Jika dia tidak berbicara, permainan ini tidak akan pernah berakhir.”"Tapi di mana ayahku. Aku juga tak tahu sekarang dia ada dimana," ujar Bhaskara frustrasi."Kita harus menemukan ayahmu, Bhaskara," tandas Nirmala tak terbantahkan.***Langit malam tampak kelabu, seolah menandakan sesuatu yang buruk sedang terjadi. Bhaskara duduk di ruang tamu apartemen dengan wajah tegang, matanya terus menatap layar po
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status