Semua Bab SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE: Bab 91 - Bab 99

99 Bab

BAB 91

"Berani sekali kau berkata seperti itu. Dasar kurang ajar!" bentak kakek sambil berdiri dan menunjuk wajahku dengan marah."Siapa kau berani mengancam akan membunuh putraku di hadapanku? Apa kau tahu kalau aku bisa membunuhmu sekarang juga?" Wajah kakek terlihat sangat menakutkan. Jantungku berdetak sangat kencang dan tanganku mulai merasa dingin, lututku lemas tiba-tiba. Tapi entah mengapa mulut dan otakku sama sekali tidak selaras dengan bagian tubuhku yang lain."Dan membiarkan Dante kembali terpuruk? Silakan bunuh aku dan saksikan Dante yang kembali menjadi pria aneh yang ketakutan terhadap wanita!" balasku dengan keberanian yang entah muncul dari mana."Kau benar-benar merasa besar kepala hanya karena bisa menyentuh Dante! Kau tahu kau bukan satu-satunya! Ada Naomi, wanita yang lebih pantas menjadi masa depan Dante dari pada kau!""Apa kakek tahu, sekarang bukan cuma kami berdua tapi Dante sudah bisa mengendalikan serangan paniknya terhadap wanita manapun. Dan itu karena aku, ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

BAB 92

Dante menarik tanganku dan berjalan dengan cepat menuju ke kamar kami. Sesampainya di kamar, dia melepaskan tanganku lalu menatapku dengan emosional."Apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanyanya pelan.Aku menghela napas sambil terus menatapnya."Aku akan keluar dari rumah ini. Bagaimana denganmu?" jawabku pasrah.Dante mundur lalu punggungnya menabrak dinding, hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Lalu bersandar disana, tanpa mengatakan apa-apa."Kau baik-baik saja?" tanyaku khawatir. Tadi dia tampak biasa saja, tapi kenapa wajahnya tiba-tiba memucat?"Ya," jawabnya pelan.Aku rasa dia mencoba menahan semuanya. Rasa terkejutnya, kecewa, takut, dan malu. Dia mencoba menutupinya, tapi pasti tidak semudah itu. Kenyataan pasti sangat berat baginya.Aku mendekatinya. Lalu entah apa yang merasukiku, aku meraih tubuhnya lalu memeluknya dengan erat. Dante diam saja, aku bisa merasakan tubuhnya yang tegang."Aku akan menemanimu menghadapi semuanya," bisikku sambil membelai pungggungnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

BAB 93

"Dia tahu? Apa anda yang memberitahunya?""Tidak! Dia tidak sengaja mendengarnya, ketika kakek memberitahu semuanya kepadaku," jawabku cepat."Oh sial!" maki Pedro, lalu segera meminta maaf begitu menyadari aku ada di hadapannya."Memangnya kenapa kakek harus merahasiakan begitu banyak hal dari Dante?" tanyaku penasaran."Maaf Nona, saya harus pergi memeriksa kakek. Saya sudah memberikan penjelasan yang lebih dari cukup. Kalau masih ada yang ingin anda ketahui, bertanyalah langsung pada kakek." Pedro berdiri dan sudah membuka pintu masuk ke rumah saat aku memanggilnya."Pedro, kenapa kau membantuku dan keluarga angkatku?"Dia berbalik dan menatapku cukup lama sebelum menjawab dengan pelan."Aku hanya membayar hutang orangtuaku."Pedro langsung meninggalkanku setelah menjawab dengan tegas. Aku terdiam, sambil menatap punggung Pedro.Mengapa hidupku harus serumit ini? Kenapa aku tidak bisa hidup tenang saja bersama keluargaku, dan menjalani hari-hari normal dengan persoalan-persoalan y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

BAB 94

Aku segera membalikkan badanku, lalu berjalan perlahan ke arah pintu keluar. Rasanya menyakitkan melihat Dante seputus asa itu. Tapi yang lebih menyakitkan lagi adalah menyadari kalau bukan aku yang menemaninya di titik terendahnya. Bukan aku yang menyeka air mata juga menggenggam tangannya, dan bukan aku yang dia inginkan untuk membagi rasa sakitnya."Ayo kita pulang," perintahku kepada supir yang menungguku di depan gedung.Perjalanan pulang terasa sangat panjang, meski jalanan sesepi dan selancar tadi tapi rasanya mobil ini bergerak sangat lambat. Aku menatap keluar jendela dan tanpa terasa airmataku menetes perlahan, membasahi pipiku. Dasar cengeng!***"Selamat pagi, kek. Ayo sarapan," sapaku dengan ramah."Kenapa kau terus menggangguku? Tinggalkan saja disana. Nanti aku akan memakannya," jawab kakek ketus."Maaf kek. Tapi aku akan menyuapimu dan baru akan keluar setelah kau selesai makan dan minum obat," sahutku tidak peduli dengan sikap kasarnya."Aku bukan bayi, tidak perlu me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

BAB 95

Apa yang harus aku lakukan? Sebaiknya aku mengacuhkannya saja. Toh dia tidak tahu pasti apakah aku benar-benar ada disini atau tidak.Lalu pesan lain masuk, ternyata itu adalah sebuah pesan ancaman yang dikirim oleh Dante.[Kalau kau tidak keluar sekarang. Aku akan membuat kekacauan dan memeriksa setiap kamar di hotel ini sampai menemukanmu!]Oh, pria ini benar-benar keterlaluan! Apa maunya? Kenapa dia harus menggangguku? Benar-benar mengesalkan.Aku segera mengganti pakaianku dan keluar dengan wajah marah. Aku berlari ke lobi dan menemukan Dante sedang duduk tenang sambil memegang telepon genggamnya."Bagaimana kau bisa tahu aku disini?" tanyaku tanpa basa-basi begitu aku sampai di hadapan Dante."Kau membayar dengan kartu kreditku," jawab Dante pelan sambil berdiri.Aku mengepalkan tanganku dengan kesal."Tunggu disini, aku akan mengembalikannya kepadamu!" sahutku lalu berlari ke kamarku.Aku masuk dan langsung membongkar tasku, mengeluarkan kartu kredit Dante dan semua uang yang ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

BAB 96

Matahari masuk ke dalam kamar hotelku dari sela-sela tirai yang tidak tertutup rapat. Aku juga bisa mendengar suara riuh dari jalanan yang sibuk. Semua berjalan seperti biasa bagi orang-orang yang ada di luar sana, tapi tidak bagiku.Sejak semalam, aku duduk di tempat tidur, sambil menatap tumpukan uang, yang tadinya berceceran di atas tempat tidur dan lantai, sebelum aku kumpulkan. Mataku sama sekali tidak bisa tertutup. Aku pikir aku akan menangis tersedu-sedu saat berpisah dengan Dante, tapi herannya tak satupun air mata menetes ke pipiku. Padahal biasanya aku adalah seorang wanita yang sangat cengeng."Jadi beginilah akhirnya," gumamku sambil menatap ke arah jendela yang tertutup tirai.Sekarang aku bahkan tidak tahu apa yang harus aku lakukan, semua terasa gelap. Padahal kemarin aku sudah merencanakan masa depanku setelah berpisah dari Dante. Tapi nyatanya tidak semudah itu.Aku meringkuk di atas tempat tidur lalu mulai memejamkan mataku. Aku lelah, sangat lelah, mataku mulai ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

BAB 97

Setelah keluar dari rumah sakit, Dora memaksaku untuk tinggal di rumahnya."Aku masih punya cukup uang untuk menyewa tempat. Dante memberikan uang sebagai bayaran menjadi istrinya beberapa bulan ini," tolakku saat itu, tapi dia memaksa."Kau pikir pengeluaranmu hanya sewa tempat? Bagaimana dengan uang makan? Transportasi? Belum lagi kalau kau membutuhkan uang untuk perlengkapan kuliah. Lalu bagaimana kalau kau sakit? Kau bahkan tidak memiliki asuransi," paksa Dora membuatku menyerah. Dia benar, setidaknya aku harus punya pemasukkan untuk tinggal sendirian."Baiklah, tapi aku akan tinggal di rumahmu hanya selama aku belum mendapatkan pekerjaan. Setelah aku mendapat pekerjaan, aku akan menyewa tempat," jawabku yang langsung disetujui oleh Dora.***"Nona Ruby, tumben anda makan sedikit. Seingat saya anda sangat suka makan," komentar pembantu Dora yang sudah tinggal di rumah itu sejak Dora kecil."Aku sedang diet," dalihku, dia hanya tersenyum lalu masuk."Ayo kita ke kampus sekarang. K
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

BAB 98

"Ini Dante, dia sudah pernah mengajar di kelas khusus, kau pasti sudah mengenalnya. Yang satu lagi Felix, dia akan mulai mengajar kelas khusus, bergantian dengan Tuan Dante. Dia adalah seorang jaksa," jelas dekan berapi-api.Aku mengangguk sopan."Dante, Felix. Ini Ruby, dia adalah mahasiswa beprestasi, dan sangat cerdas. Karena kecerdasannya itu, dia mendapatkan beasiswa penuh. Dia belum pernah membayar apapun sejak masuk ke kampus kita. Kalian berdua juga sangat pintar, tapi kalian harus tahu kalau kalian kuliah bersamanya, kalian pasti tidak ada apa-apanya," puji dekan sambil tertawa, membuatku merasa tidak nyaman."Tapi kita semua juga tahu, nilai kuliah sama sekali bukan patokan kesuksesan seseorang. Karena bisa saja gadis secerdas ini pada akhirnya akan berakhir tanpa karir apapun," sahut Dante tiba-tiba.Suasana menjadi canggung karena komentar kejamnya itu."Kau ada benarnya. Kalau begitu ingat Ruby! Bila kau ingin menikah, carilah pria yang akan mendukung masa depanmu dan men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

BAB 99

"Ha? Aku?" tanyaku bingung.Kenapa dia tiba-tiba muncul dan mengajakku masuk ke mobilnya? Apa yang perlu kami bicarakan hingga dia menemuiku seperti ini?"Ya, kau! Cepat masuk!" jawab Dante terburu-buru.Aku tersadar, dia pasti ingin membicarakan tentang perceraian kami. Aku langsung menggangguk dan masuk ke dalam mobilnya.Dante melajukan mobilnya, tapi tidak berkata apapun."Apa yang akan kita bicarakan?" tanyaku tidak nyaman dengan suasana sunyi ini."Kita akan tiba sebentar lagi. Mari bicara disana saja," jawabnya tanpa mengalihkan tatapannya dari jalanan.Aku tidak menanggapi, lalu suasana kembali hening. Jalanan yang kami lewati tampak akrab. Aku mengenali jalan ini, karena ini adalah jalan menuju ... rumah kakek."Apa kita akan ke rumah kakek?" tanyaku panik."Ya," jawab Dante singkat."Untuk apa kesana? Bukankah kita akan bercerai?""Kakek ingin menemuimu. Kita bicara setelah kau menemui kakek," ucapnya santai, seakan-akan ini bukan masalah besar."Apa maksudmu kakek ingin bic
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status