All Chapters of Aduh Jenderal Tak Tahan: Chapter 1091 - Chapter 1100

Orang itu menembak surat ke kamar utama Ardin.Dedi yang berjaga di luar pintu sudah terbiasa dengan hal ini.Terdapat selembar kertas di ujung anak panah."Ardin" masih belum tidur, dia menuruni tempat tidur dan mengambil kertas itu.Benar saja, tertulis alamat pengambilan barang di atas kertas itu.Berdasarkan aturan, dia sudah bisa mengutus orang-orang untuk mengambil manusia obat itu.Evan yang sedang tidur di tengah kegelapan, tiba-tiba membuka matanya dan mengejar ke arah anak panah itu ditembakkan.Sosok itu memiliki teknik meringankan tubuh yang sangat hebat dan juga sangat mengenal denah Sekte Karan.Setelah berbelok beberapa kali, Evan tertinggal jauh dengan sosok itu.Terdapat semangat juang di mata Evan dan mengejar orang itu tanpa henti.Benaknya dipenuhi dengan sosok Joka.Keinginannya untuk membalas dendam membuat Evan bisa bertahan hidup sampai sekarang.Dia harus menangkap orang-orang itu!Wus ....Terdapat sebuah anak panah yang ditembakkan dari kegelapan, Evan memuta

Kota Gido, di dalam kantor pemerintahan.Para pejabat hampir tidak makan dan minum, mereka sibuk menghitung jumlah orang hilang dalam beberapa tahun terakhir.Banyak rakyat yang datang untuk melapor.Selain Tuan Nadif, para pejabat lainnya tidak tahu bahwa Ratu juga telah datang ke Kota Gido. Beberapa dari mereka bahkan mencoba mengorek informasi darinya."Tuan Nadif, kudengar Yang Mulia Ratu pergi ke Kerajaan Puanin dan menjadi penguasa di sana? Apa ini benar?"Wajah Tuan Nadif tetap mencerminkan kehikmatan."Itu tidak mungkin!"Namun, ada yang membantahnya. "Tuan Nadif, keadaan sudah seperti ini, tidak perlu lagi Anda sembunyikan. Sekarang, semua orang sudah tahu, mantan istri Anda sebenarnya adalah adik kandung dari mendiang pemimpin Kerajaan Puanin ...."Mata Tuan Nadif langsung membesar.Dia memang pernah mendengar desas-desus itu sebelumnya dan telah bertanya pada Nabila, tetapi reaksi Nabila menunjukkan bahwa itu hanyalah kabar burung.Sekarang orang-orang ini kembali mengungkit

Yohan benar-benar tidak menyangka bahwa dia dan Nabila masih bisa memiliki anak.Sebelumnya, dia menyuruhnya berhenti minum obat, karena memang sudah berniat untuk tidak memiliki keturunan. Yohan mengira bahwa dirinya tidak ditakdirkan untuk punya anak.Namun, tabib itu sangat yakin."Ini memang tanda kehamilan. Sudah lebih dari satu bulan."Yohan langsung berseri-seri."Bagus! Sangat bagus! Pengawal, beri hadiah!"Tabib itu menerima beberapa batang emas, seketika tubuhnya melemas.Ini ... ini ... ini benar-benar rezeki nomplok!Hanya karena memeriksa kehamilan, dia mendapatkan bayaran setinggi ini?Setelah itu, Pengawal Dafka mengantar tabib keluar.Di dalam kamar ....Yohan begitu bersemangat hingga langsung mengangkat Nabila dari kursinya."Nabila, kita akan punya anak!"Nabila mengangkat telunjuknya, menekan bibir Yohan untuk mengisyaratkan agar Yohan tidak berbicara keras."Pelan sedikit, jangan sampai kagetkan janin."Tentu saja, Nabila juga sangat bahagia.Namun, para tetua sela

Rega berada di Kota Bambu, tugas utamanya adalah menyelidiki jalur perdagangan bayam merah.Agar lebih memudahkan pergerakannya, Yohan meninggalkan beberapa orang untuk membantunya.Kini, akhirnya ada hasil.Dalam suratnya, Rega menyebutkan bahwa dia sudah lama curiga bahwa bayam merah tidak dijual sebagai obat, tetapi melalui jalur lain. Kalau tidak, tidak mungkin tidak ada jejak sama sekali.Akhirnya, dia menemukan bahwa ada ayam-ayam yang diberi makan bayam merah.Hasilnya, dia mendapati bahwa setiap bulan ada sekumpulan ayam yang dijual ke kota lain.Pedagang ayam itu berpindah-pindah, jejak mereka sangat mencurigakan."Lapor, Yang Mulia, Tuan Muda Rega sudah menangkap para pedagang ayam itu, tapi mereka sangat keras kepala dan tidak mau mengaku apa pun."Mata Yohan terlihat dingin."Meski mereka tidak mengaku, ini sudah hampir pasti."Hari ini Yohan masih harus menemani Nabila merayakan ulang tahunnya. Urusan interogasi ini, Yohan memercayakan pada para bawahan untuk ditangani.La

"Ke perbatasan utara?" Yohan mengernyitkan alisnya, segera menoleh dan menatap Nabila, ingin memastikan apakah keputusannya benar-benar sudah bulat.Yohan telah memikirkan banyak kemungkinan, tetapi tidak menyangka Nabila ingin pergi ke perbatasan utara untuk merawat kehamilannya.Kalau begitu, bukankah mereka akan berpisah untuk sementara sebagai suami istri?Nyonya Windi juga memiliki kekhawatiran yang sama.Jika suami Nabila adalah pria biasa, hal ini mungkin tidak menjadi masalah, tetapi suaminya adalah seorang kaisar.Di dalam istana, masih ada para selir.Bagaimana mungkin dia bisa menahan kesepian?Dunia penuh ketidakpastian, dan hati manusia lebih sulit diprediksi.Nyonya Windi tidak ingin Nabila menyesal di kemudian hari.Hati seorang pria seperti layang-layang, tidak boleh membiarkan benangnya terputus.Sekali dilepaskan, akan sulit untuk menariknya kembali.Nyonya Windi pun maju untuk menasihatinya."Yang Mulia Ratu, kalau Anda mau pergi ke perbatasan utara untuk merawat keh