Semua Bab Wanita Untuk Sang Penguasa: Bab 41 - Bab 44

44 Bab

41. Kehidupan Baru

Chelsea melangkah tergesa menuju ruang rawat VVIP dimana Regan dirawat, namun ia kesulitan untuk bertemu dengan putranya itu, karena ruangannya dipenuhi oleh dokter dan petugas medis yang sedang memeriksa kesehatannya. Renata datang dan menarik tangan ibunya dan mengajak ibunya untuk duduk di kursi di depan kamar rawat. "Regan belum bisa ditemui sekarang, karena dokter sedang memeriksany secara intensif," bisik putrinya itu kepada Chelsea. Akhirnya kedua wanita itu pun memutuskan untuk keluar dari ruangan. "Apa dia bisa berbicara?? Apa yang dia katakan ketika sadar??" Chelsea bertanya dengan tidak sabar. Renata menatap ibunya itu sejenak. "Saat Regan sadar, ada aku dan Patricia ysng sedang berada di dalam ruangan," sahut Renata membuka cerita. "Regan tiba-tiba menggerakkan kedua tangannya ke atas seperti sedang menggapai sesuatu entah apa. Aku pun langsung memanggil dokter saat itu juga. Namun sebelum dokter datang, Regan ternyata telah membuka mata." "Lalu??" tukas Chelsea tak
Baca selengkapnya

42. Halo, Arabella

Regan sudah sadar? Tubuh Bella membeku sejenak setelah mendengar berita yang disampaikan oleh George. Regan, orang yang setiap malam sebelum ia tidur selalu menjadi salah satu nama yang turut terucap dalam doanya... telah sadar dari koma? Jika saja saat ini Bella sedang berdiri alih-alih duduk di sofa, mungkin ia tidak akan sanggup untuk menopang tubuhnya yang mendadak lunglai tak bertenaga. Ia bahagia. Sungguh. Untuk saat ini tak ada yang paling ia inginkan selain kesembuhan yang sempurna untuk lelaki itu. Meskipun akan selalu ada perih yang terasa menusuk jiwa Bella, karena dirinya yang ingin sekali dapat mendampingi Regan di masa-masa penyembuhan seperti apa yang dulu lelaki itu lakukan padanya, saat Bella berusaha untuk berlatih berjalan. "Jadi apa keputusanmu, Bella? Apa kamu mau bertemu dengan Regan? Ataukah melupakannya saja, dan melanjutkan kehidupan barumu di sini?" Ulang George lagi. Bella menelan ludahnya sebelum menjawab. Ia memang baru saja menata hidupnya di Singa
Baca selengkapnya

43. Apa Kabarmu?

**FLASHBACK DUA HARI SEBELUMNYA** "George, kurasa... aku... aku tidak akan kembali kepada Regan," tukas Bella seraya mengepalkan kedua tangannya untuk menguatkan diri. "Begitukah?" Lelaki paruh baya itu mengangguk-angguk pelan untuk sesaat. "Boleh kutahu apa alasannya?" "Terlalu banyak alasannya, hingga aku tak tahu lagi harus dari mana untuk menjelaskannya." Secarik senyum sedih menghiasi bibir merah muda alami tanpa perona itu. Bella merasa cukup tahu diri dengan keadaannya. Bukan cuma Regan masih terikat pernikahan dengan Patricia, dan Chelsea yang sangat membencinya, kini bertambah satu lagi penghalang antara cinta mereka. Ada seseorang yang menginginkan kematian Bella, dan pada akhirnya hal itu malah berakibat fatal untuk Regan yang terbaring koma, gara-gara ingin melindungi dirinya. Bella tidak akan pernah membuat Regan berada dalam bahaya lagi. Ia harus menjauh dari pria itu, meskipun hatinya seolah menjerit ingin bertemu. "Bagaimana jika aku memberikan informasi yang m
Baca selengkapnya

44. Sebuah Kata Maaf Yang Terlambat

"Halo juga, George." Chelsea kini saling berdiri berhadapan dan beradu pandang dengan lelaki yang pernah ia cintai dengan sepenuh hati. Bahkan dulu harga dirinya pun rela ia singkirkan, demi untuk mendapatkan cinta dari seorang George Bradwell, meskipun ternyata cinta itu tak jua datang untuknya. "Syukurlah kamu terlihat sehat," ucap George tersenyum, seraya mengamati wanita di depannya lamat-lamat. Wanita itu pun menghela napas pelan. Bertemu dengan lelaki yang dulu menjadi suaminya benar-benar sebuah kejutan yang tidak ingin ia dapatkan hari ini. Atau hari-hari lain juga, jujur saja. "After all these years, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Chelsea sembari mengerutkan kening. "Aku mendengar kabar kalau Regan kecelakaan. Aku hanya ingin mengetahui bagaimana keadaan putraku," sahut George santai. "Sekaligus juga menemui Renata untuk melepas rindu." Wanita bersurai pirang berpotongan bob itu pun memicingkan netra biru safirnya. "Kau sudah berjanji untuk tidak akan pernah mena
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status