Home / Pernikahan / Kakak Ipar Adalah Maut / Kabanata 21 - Kabanata 30

Lahat ng Kabanata ng Kakak Ipar Adalah Maut: Kabanata 21 - Kabanata 30

40 Kabanata

Bab 21 - Masih Ada Rasa

Nala melompat dari tempat tidur seolah dia sangat ketakutan mendengar suara Calya yang keras dari luar kamar.Tangannya gemetar saat dia berusaha mengenakan kembali pakaiannya yang berserakan di lantai.Melihat itu Gala sangat kasihan, dia juga langsung mengenakan pakaiannya lalu membantu Nala dan berkata, “Di sini dulu aja, biar aku yang buka pintu dan mengalihkan Mbak Calya.”Awalnya Nala tidak berpikir jernih lalu mendengar apa yang dikatakan Gala, dia berhenti pada saat mengenakan celana baju santainya, mendongak menatap suaminya yang berusaha membantunya.‘Kenapa aku harus takut, Gala masih suamiku dan kita masih suami istri bukan?’Melihat dahi Nala berkerut dan ekspresi wajah Nala yang serius, Gala terdiam, lalu detik berikutnya Nala tersenyum dan tertawa, “Hahaha … kenapa kita sepertl orang sedang selingkuh sih, aku ini masih istri kamu dan …”Gala dengan cepat membungkam mulut Nala, tangan kuatnya menahan bibir Nala yang lembut dan berbisik, “Nala, jangan berisik, kalau nggak
Magbasa pa

Bab 22 - Sebuah Pertanda

Nala buru-buru keluar dari kamar Gala.Gala melihat Nala tidak berkata apa-apa, saat istrinya itu berjalan ke arah dapur.Tidak ada yang bisa Gala lakukan, dia memegang dokuman di tangannya dengan perasaan tidak menentu, bagaimana pun kejadian yang baru saja dia alami dengan Nala membuat dirinya merasa bersalah, tapi Gala juga tidak bisa menyalahkan dirinya, semua terjadi tanpa terduga dan juga mereka berdua melakukannya tanpa paksaan.Saat itu juga Gala teringat dengan surat gugatan cerai yang ingin dia ajukan ke pengadilan. Semua dia lakukan bukan tanpa alasan.Menatap punggung Nala yang terlihat rapuh itu Gala dalam hati menyesal, tapi …Dia teringat ucapan kakaknya dan juga sekarang ada masalah baru, dia harus menemani Karina kalau tidak perusahaannya akan menemui jalan buntu.Tak lama kemudian Calya sudah kembali turun.Gala duduk di meja makan setelah Nala sudah selesai menyiapkan makan malamnya.Bi Darmi membantu Nala lalu kemudian membawakan makan malam ke kamar Ayunda.“Bi, t
Magbasa pa

Bab 23 - Mau Berpisah, Kan?

Ayunda yang duduk santai di Bean Bag sofa tersenyum sambil berkata, “Ada apa Bi?”Bi Darmi yang masih berdiri di pintu tengah membawa makan malam untuk Ayunda seketika menoleh lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya menjawab, “Nggak, nggak ada apa-apa Non.”Dia berjalan mendekati Ayunda, lalu ikut duduk dan memberikan makan malam yang dibawanya pada Ayunda sambil berkata, “Makan ya Non, biar cepet sehat badannya, jangan sakit lagi kasihan mama nanti kepikiran.”“Hm …” jawab Ayunda mengangguk, dia tidak membantah langsung membenarkan posisi duduknya menghadap menu hidangan yang tersaji di depannya itu.Ayunda melihat makanan buatan mamanya yang sangat dia kenali itu tersenyum duduk santai dengan kedua kaki menyilang kedua tangannya menopang dagu, meski wajahnya masih terlihat pucat ada binar bahagia di wajah gadis belia itu.Lama dia mengamati makan malamnya, Bi Darmi yang melihat ikut tersenyum.“Cepetan makan keburu dingin.” Ujar Bi Darmi, dia duduk di depan Ayunda, menunggu gadis
Magbasa pa

Bab 24 - Tidak Pernah Berubah!

“Iya, mereka akan segera berpisah, jadi anak manis kamu pasti bakalan milih sama papa dan tante kan?”Sebuah suara keras muncul, Calya sudah berdiri di depan pintu menatap ke Ayunda.Seketika ruangan itu hening, Ayunda menoleh dengan ekspresi sangat terkejut, matanya yang bulat melotot, mulutnya ternganga saat melihat tantenya itu berdiri di depan pintu.Begitu juga dengan Gala, dia bengong mendengar apa yang dikatakan Calya lalu kemudian dia berkata, “Mbak Calya ngomong apa sih!”Calya melangkah maju, lalu saat tiba di depan Ayunda, dia ikut duduk tapi berjongkok menatap wajah gadis kecil yang tengah bengong itu sambil tersenyum dan berkata, “Anak pintar pasti tahu di mana seharusnya dia berada kan? Kalau kamu sama mama kamu, kamu pasti sama berantakannya kayak dia, hum …”Ayunda mengerjapkan matanya dia tidak berkata apa-apa saat melihat senyum tak biasa Calya, pada akhirnya gadis itu mengangguk seperti anak ayam yang nurut dengan ibunya.“Anak pintar.”Ucap Calya membelai kepala Ay
Magbasa pa

Bab 25 - Pertemuan Rahasia Darmi dan Diandra

Malam sudah larut semua orang kembali ke kamar masing-masing.Bi Darmi masih terjaga saat jam di kamar pribadinya menunjukkan angka dua belas lewa dua puluh lima menit.Dia masih berdiri menatap ke luar jendela lalu melirik ponsel miliknya yang tergeletak di meja nakas.Memikirkan keluarga ini membuat Bi Darmi merasa harus melakukan sesuatu sekarang sebelum semuanya terlanjur terjadi.Calya tidak bisa lagi dibiarkan, atau keluarga kecil Gala dan Nala akan mengalami kehancuran.Begitu dia memikirkan kemungkinan yang akan terjadi pada Ayunda, Bi Darmi tidak bisa membayangkan apa yang akan dialami gadis kecil itu kalau kedua orang tuanya benar-benar berpisah.Meskipun Bi Darmi tahu Nala mati-matian tidak akan menerima perpisahan tersebut tapi … Calya punya seribu cara untuk membuat Nala pergi dari kehidupan Gala dan menguasa putri Nala.Itu tidak akan Bi Dami biarkan.Menarik napas panjang, Bi Darmi melangkah pelan.Dia juga teringat obrolannya dengan Abian Diandra saat di rumah sakit.S
Magbasa pa

Bab 26 - Rahasia Nala dan Bi Darmi

Bi Darmi merasa tenang setelah dia memastikan bahwa apa yang dia lakukan tadi sudah sesuai petunjuk yang dikirimkan Diandra kepadanya.Wanita paruh baya yang sudah bekerja mengabdi pada keluarga Wistara selama puluhan tahun ini sangat menyayangi Nala dan Gala. Meski mereka bukan anak kandungnya, Bi Darmi sudah merawat Gala sejak lahir, itu mengapa dia juga sangat sayang dengan Ayunda.Merasa lelah, pada akhirnya Bi Darmi tertidur pulas, dan tepat pukul tiga pagi dia sudah bangun lalu sholat malam dan menuju ke dapur.Kali ini Bi Darmi menjalankan misinya lagi, membacakan ayat-ayat al-quran pada setiap galon dan botol minuman di rumah ini, Bi Darmi berharap semua akan baik-baik saja.Saat itu Nala turun dan mendapati Bi Darmi sudah berada di dapur juga.“Bi uda bangun?” sapa Nala melihat punggung Bi Darmi dari belakang.Bi Darmi langsung menoleh, dia tidak terkejut sama sekali karena Nala memang sering bangun di waktu seperti ini.“Non, udah bangun juga?”“Hm, bentar lagi shubuh Bi, ak
Magbasa pa

Bab 27 - Pokoknya Nggak!

Keduanya tersenyum bersamaan, Bi Darmi yang terlihat paling bahagia saat dia mendengar Nala ingin belajar sesuatu darinya, ngaji.Meski diam-diam Bi Darmi selalu berdoa berharap orang-orang di rumah ini mendapat hidayah minimal sholat lengkap sehari itu sudah bagus.Menurut Bi Darmi rumah ini sungguh gersang.“Bi, plis tolongin aku ya, ajarin aku ngaji, mungkin waktunya kalau mereka udah pada pergi nanti Bibi ajarin aku bacaan al-quran yang baik dan benar.”“Non serius?”“Hm … semalaman aku nggak bisa tidur Bi, memikirkan Mas Gala, semalam dia …”Nala berpikir sejenak, membayangkan kejadian semalam lalu matanya tenggelam, ada perasaan sedih, bahagia tapi juga bingung.Bi Darmi yang melihat berkata, “Bibi juga lihat semalam bagaimana Mas Gala bersikap sama kamu, tapi … Bibi was-was tuh takut Mbak Calya meledak, tapi untungnya nggak.”“Iya Bi, apa benar karena minuman Bibi ini, yang bikin Mas Gala jadi berubah?”“Bisa jadi iya Non, kita harus percaya sama kekuatan Allah ya, semoga aja n
Magbasa pa

Bab 28 - Doa Ayunda

“Ngapain diem aja begitu, cepetan sana isi botol minuman aku di atas, semuanya, awas kalau aku balik belum ada.” Ucap Calya dengan ketus, dia menatap Nala lebih pada mencibir lalu setelah minum Calya pergi meninggalkan mereka berdua.“Bi, udah sana.” Ujar Nala menyuruh Bi Darmi.“Biar aku yang kerjain yang ini.” Lanjut Nala meraih botol minum milik Gala dan Ayunda.Calya berjalan keluar rumah, dia sudah berpakaian lengkap di pagi buta seperti ini.Bi Darmi berjalan beberapa langkah melihat sosok Calya yang sudah keluar dari rumah, dia berbalik lalu mendekati Nala dan berbisik, “Bentar lagi mau adzan shubuh kok dia olahraga.”Nala menoleh lalu berkata, “Sst … udah sana Bi naik ke atas dulu.”“Iya Non. Habisnya sebel, setiap hari kok bawaannya marah muluk.”“Iya, udah sana naik.” Nala mendorong Bi Darmi, perempuan itu akhirnya naik ke atas dengan membawa air minum.Tak lama suara Ayunda terdengar, dia sudah bangun juga mendengar suara keras Calya barusan, sambil mengucek matanya, Ayunda
Magbasa pa

Bab 29 - Bocah Sinting!

“Zeb, lo bawa pesanan gue, kan?” tanya Calya lagi, dia membuka hoodie yang menutup kepalanya menjulurkan tangan pada Zeba, temannya itu.“Iya.” Jawab Zeba, dia mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya yang besar, jaket yang dikenakan Zeba terlihat seperti orang-orangan sawah dipakai olehnya yang tubuhnya kurus itu.“Ini!” Zeba menyerahkan bungkusan warna putih ke tangan Calya.“Ini lebih mahal maharnya dari pada yang sebelumnya.” Ucap Zeba selanjutnya.Calya melihat bungkusan warna putih yang sudah ada di tangannya itu sambil berkata, “Gue nggak peduli berapa harganya asal manjur dan bisa membuat ipar gue itu pergi dari kehidupan Gala dan gue.”Zeba mengernyitkan dahinya, sebenarnya selama ini dia penasaran, meskipun dia sudah mendapatkan keuntungan dari Calya, uang banyak setiap bulannya selama hampir lebih sepuluh tahun ini tapi tetap saja Zeba juga penasaran dalam hatinya.‘Kenapa ada kakak ipar sejahat dan selicik Calya?’‘Apa dia jangan-jangan terobsesi sama adiknya sendiri?’Bany
Magbasa pa

Bab 30 - Calya Beraksi

“Wooii … lo kenapa ngeliatin gue kek begitu?” ujar Calya pada Zeba, melihat temannya itu mendelik dengan mata bulatnya yang lebar hampir keluar.“Ah … gue … gue …” Melirik pada uang di tangan Calya, Zeba langsung menarik amplop coklat itu dengan cepat lalu dia tersenyum melihat uang segepok sudah di tangannya.Senyuman penuh bahagia terpampang di wajah Zeba, itu membuat Calya merasa jijik melihat temannya ini yang tergila-gila dengan uang.Sejak dulu Calya selalu memanfaatkan Zeba, karena dia tahu wanita bermata bulat dengan pipi cabi ini sangat mencintai uang.“Kalau ntar kurang lo tinggal telpon gue.” Ucap Calya.“Hm … wangi duit …” ujar Zeba sambil mengendus amplop coklat di tangannya dengan raut wajah sangat bahagia.“Dasar mata duitan.’ Umpat Calya, dia mengeluarkan bungkus kain putih dari saku jaketnya, menatap benda itu dengan penuh harap dan menyunggingkan senyuman penuh dengan kepuasaan.“Kali ini lo nggak bakal lolos lagi Nala.”Suara Calya terdengar keras sampai ke telinga
Magbasa pa
PREV
1234
DMCA.com Protection Status