Lahat ng Kabanata ng Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu : Kabanata 111 - Kabanata 120

189 Kabanata

Tangisan Lalita

Melihat Arga dipaksa berlutut membuat hati Lalita tak karuan, pria yang biasanya angkuh kini harus di bawah demi menyelamatkan dirinya. "Mas aku mohon." Air mata terus Lalita terjatuh. Pria itu tak tega melihat istrinya yang histeris melihatnya. "Aku mohon lepaskan istriku." Pinta Arga sambil mendongakkan kepala. Suara tawa kembali terdengar, kedua pria paruh baya saling tatap kemudian tersenyum licik. "Baiklah tapi kamu jangan melawan apabila mereka memukulmu!" Lalita yang tau kelicikan mereka berusaha memberi tahu Arga tapi pria itu lagi-lagi karena takut kehilangan istri dan anaknya mengiyakan keinginan penculik itu. "Baiklah." Sebuah kayu menghantam punggungnya, pria itu memejam menahan rasa sakit yang baru saja menghujamnya. "Mas...... " Lalita berteriak sekerasnya bahkan dia memaki Arga dengan sebutan bodoh.Makian Lalita tak berpengaruh, pria itu tetap berlutut. Kembali dia mendapatkan pukulan lagi, dan kali ini dia sedikit mendoyongkan tubuhnya ke depan kare
last updateHuling Na-update : 2024-11-05
Magbasa pa

Drama Tiga Pria Tampan

Air mata Lalita mengalir deras, dia tak bisa membayangkan apabila hidup sendiri tanpa sang suami. Kakek? Anaknya? dan dirinya sendiri harus bagaimana? setelah Arga pergi. "Mas bangun! beraninya kamu pergi seperti ini Mas!" Lalita semakin histeris. Ketiga pria tampan di belakangnya nampak saling pandang, raut wajah mereka sulit dibayangkan. Terlebih Gilang, dia menggeleng semakin tak karuan. "Bagaimana ini." Cicitnya pelan. "Mas aku janji berapapun kamu mintanya akan aku penuhi tanpa lelah aku akan jadi istri penurut Mas... Tapi tolong bangunlah!" Teriak Lalita. Wanita itu membuka kain penutup tubuh suaminya, dia menciumi wajah tampan sang suami. Saat itu dia merasakan hal yang aneh. Setaunya orang yang sudah mati tubuhnya pasti dingin tapi tubuh suaminya tidak, apa mungkin karena baru meninggal? Rangga pun datang mendekat, dia meminta Lalita untuk ikhlas. "Aku nggak rela dia pergi Pak Rangga." Tatapannya tak lepas dari sang suami. "Semua sudah takdir kamu harus iklhas
last updateHuling Na-update : 2024-11-06
Magbasa pa

Sepupu Arga

"Mas kamu so sweet sekali, tuh kan air mataku menetes." Kania menghapus air mata bahagianya. Damar tersenyum kemudian memeluk Kania dengan erat. "Semoga aku terus menjadi alasan air mata bahagiamu keluar sayang." Bisiknya penuh cinta. Usai makan, mereka kembali bekerja. Hingga jam pulang telah tiba. Sore itu Arga menghubungi Damar untuk membawanya pergi melihat Anan dan kliennya. Dia ingin melihat wajah orang yang telah membuat istrinya tersiksa waktu itu. Tak kurang dari satu jam Damar sudah tiba di rumah Arga, mereka segera berangkat agar sampai di penjara tidak kemalaman. Di rumah tahanan mereka sekarang, Damar meminta sipir untuk membawa keluar Anan. Melihat pria paruh baya itu darah Arga mendidih, ingin sekali dia membunuh pria itu dengan tangannya sendiri. "Lepaskan aku Arga." Pria itu menatap Arga dengan tatapan sinisnya. "Jangan bermimpi Anan!" Sahut Arga dengan mengepalkan tangan. Sebenarnya hukuman pak Anan dan klien satunya hanya sepuluh tahun saja tapi karena Ar
last updateHuling Na-update : 2024-11-07
Magbasa pa

Mencicil

Setiap hari melihat Arga yang menyayangi istrinya membuat Lili iri, bahkan dia mulai membayangkan dirinya yang berada di posisi Lalita. Suatu hari Lalita sehabis minum obat sangat mengantuk, dia yang biasanya menunggu Arga pulang malam ini tidur terlebih dahulu. Melihat istrinya yang sudah tidur Arga tak ingin membangunkannya, dia kembali turun karena perutnya lapar. Sesampainya di ruang makan, kerutan-kerutan mulai kentara. Perasaan dia belum memerintah pelahyan untuk menyiapkan makanan tapi di meja makan sudah tersaji aneka menu makanan. Ketika hendak menarik kursi, terlihat Lili membawa semangkung sup ikan. "Eh Mas Arga, sudah pulang?" Wanita itu berbasa-basi kepada sepupunya. "Tidak usah melempar pertanyaan retoris!" Kata Arga sarkasme. Lili terdiam, dia menunduk. "Maaf Mas Arga." Cicitnnya pelan-pelan. "Sudahlah." Arga tak peduli. Pria itu melihat menu-menu di meja, dia sungguh bingung ingin makan yang mana. Namun dengan lancangnya Lili hendak meletakkan lauk d
last updateHuling Na-update : 2024-11-08
Magbasa pa

Gombalan Maut Di Pagi Hari

Kania menggelengkan kepala, sungguh calon suaminya pintar sekali memainkan kata. "Memangnya kamu mau mencicil apanya dulu Mas?" tanya Kania. "Rambut, mata, telinga, tangan, kaki dan lainnya." Pria itu kembali tertawa. "Itu nggak nyicil tapi kontan." Sahut Kania bersungut. Pria itu menyabukkan tangan di pinggang calon istrinya, dia menatap wanitanya begitu dalam. "Kamu mau apa Mas?" tanya Kania dengan bibir yang memucat. Segera kedua bibir mereka bertemu, pautan tak dapat terelakkan. Keduanya begitu menikmati pautan panas mereka hingga lupa apabila mereka masih di aula. Para petugas hotel yang ingin membersihkan aula harus ternodai matanya karena ulah pasangan itu. Tau ada pelayan hotel yang ingin bersih-bersih, Damar menyudahi pautannya. "Ternyata ada yang melihat live kita." Dia berbisik di telinga sang kekasih. "Kamu sih mas, ciuman disini," sahut Kania. Akhirnya mereka pindah ke kamar yang baru saja Damar booking. "Mas kenapa kita tidak pulang saja." Kania d
last updateHuling Na-update : 2024-11-10
Magbasa pa

Benar-Benar Cinta

Arga dan Lalita memutuskan kembali ke kamar mereka, tapi ketika akan masuk ke dalam ruangan pribadi mereka, tiba-tiba Lili datang dengan memegangi perutnya. "Arga tolong antar aku ke rumah sakit." Pintanya sambil menahan sakit. Pria itu terlihat santai menatap Lili yang kesakitan, sedangkan Lalita begitu gugup takut terjadi apa-apa dengan bayi yang berada di dalam kandungan wanita itu. "Mas antar dia ke rumah sakit." Lalita segera meminta Arga untuk mengantarnya ke rumah sakit. Namun bukannya segera menolong Lili, Arga justru berjalan menuju tangga, dari tempatnya berdiri dia berteriak memerintah pelayan untuk memanggil sopir, lalu dia kembali ke tempat istrinya dan Lili berada. "Bentar lagi sopir akan kemari, aku mau ke kantor jadi kamu diantar sopir saja." Lalu Arga masuk ke dalam kamarnya. Sementara itu, Lalita bingung harus bagaimana. Sungguh suaminya sangat tega."Sabar Lili." Lalita mengelus perut Lili. 'Kenapa jadi sopir yang mengantar aku.' batin Lili kesal. Wanita itu
last updateHuling Na-update : 2024-11-11
Magbasa pa

Salah Paham Akan Kejutan

"Pak kerja sama dengan Bu Indah telah terjalin, keuntungan yang mungkin akan kita dapat setelah proyek ini berjalan kira-kira mencapai puluhan milyar bahkan sampai di angka triliun." Damar memberikan laporannya. Senyuman tersungging di bibir Arga, kerja sama dengan semua klien selalu berjalan mulus bahkan keuntungan yang dia dapat tak tanggung-tanggung. Sebagai rasa terima kasih kepada kliennya, Arga memerintahkan Damar untuk memberi hadiah mewah. "Beli hadiah yang disukai wanita Damar." Ujar Arga. "Baik Pak." Damar mengangguk kemudian pamit kembali ke meja kerjanya. Di dalam ruangan rapi itu, Damar memikirkan hadiah apa yang cocok untuk wanita. Perhiasan? mobil? atau apa? lama berpikir akhirnya pilihannya jatuh pada perhiasan.Pria itu bergegas keluar kantor untuk membeli mumpung dia agak longgar. Kalung yang bertaburan berlian menjadi pilihannya, mengingat klien CEOnya adalah seorang wanita dengan usia yang cukup matang."Kalung ini pasti tidak mempermalukan Pak Arga." Meliha
last updateHuling Na-update : 2024-11-13
Magbasa pa

Menginap

"Kejutan?" Pria itu balik bertanya. "Iya Mas." Jawab Kania sambil tersenyum. Mungkin Damar lupa jadi Kania mengingatkannya tapi calon suaminya yang tidak ingin memberikan kejutan tentu menggelengkan kepala. "Tidak sayang." Raut wajah Kania berubah, 'Tidak' pikirnya. Pikiran wanita itu mulai ramai, "Apa akan diberikan besok?" Dia bermonolog dalam hati. Kania meyakinkan dirinya kembali, mungkin Damar memberikan kalung itu ketika di kantor. Kemudian wanita itu tersenyum dan mengangguk sendiri. Hari sudah larut, sudah waktunya Kania pulang tapi Damar yang masih ingin bersama Kania agaknya enggan membiarkan calon istrinya itu pulang. "Menginap disini saja ya Sayang." Pinta Damar. "Kamu ngawur Mas, nanti Mama dan Papa kalau marah gimana?" Kania menatap Damar. Namun tiba-tiba Kania kepikiran akan kalung tadi, apa mungkin Damar memintanya tetap tinggal karena besok pagi ingin memberikan kalung itu padanya? ah so sweet. Kania begitu bahagia membayangkan hal itu. "Tapi jika k
last updateHuling Na-update : 2024-11-14
Magbasa pa

Perkara Kalung

Sepanjang hari Kania gusar karena Damar tak kunjung memberikan hadiah kalungnya. Apalagi ketika jam makan siang Damar justru keluar sendiri tanpa mengajaknya. Kania yang tidak bisa menahan rasa hatinya pergi menemui sang atasan untuk bertanya langsung urusan Damar keluar kantor. "Arga, apa Damar ada meeting dengan klien?" Segera Kania mengeluarkan pertanyaan saat dia memasuki ruangan CEO. Arga yang masih sibuk menatap Kania sesaat lalu dia menggeleng. "Tidak ada meeting?" Sekali lagi Kania memastikan. "Tidak Kania, jika kamu ingin tahu dimana dia sekarang kenapa tidak menelponnya saja!" Merasa terganggu akan pertanyaan Kania, Arga pun sedikit kesal. Wanita itu mengangguk, kemudian dia pamit kembali ke ruang kerjanya. "Apa aku telpon saja ya." Sepanjang lorong menuju ruangannya Kania bergumam. Dia masih ragu antara menelpon Damar atau tidak. Hingga akhirnya Kania memencet kontak Damar. Panggilan tersambung tapi calon suaminya tak kunjung menerima panggilannya. "Dima
last updateHuling Na-update : 2024-11-15
Magbasa pa

Kania Malu

Di ruangan CEO Damar turut menyambut kedatangan Bu Indah. Dia dan Arga sama sekali tidak menyangka kalau Bu Indah datang sendiri untuk berterima kasih bahkan dengan penuh terima kasih memakai kalung pemberiannya kemarin."Saya sangat berterima kasih Pak Arga atas hadiah yang sangat mewah ini." CEO wanita itu bergantian menatap Arga dan juga Damar secara bergantian."Jangan sungkan Bu Indah Itu hadiah yang tidak seberapa." Sahut Arga.Keduanya mengobrol dan saling berterima kasih sambil membahas planning kerjasama mereka kedepannya.Tak terasa waktu cepat berlalu sudah waktunya bagi Bu Indah untuk pamit.Selepas kepergian wanita nomor satu itu Damar juga pamit kembali ke ruangannya.Ketika jam makan siang datang Damar datang ke ruangan calon istrinya, pria itu ingin mengajak Kani untuk makan siang. "Ajak saja wanita kamu jangan mengajakku!" Kania merespon ajakan Damar dengan ketus. Kerutan-kerutan di dahi Damar mulai terlihat. Ada apa? dia merasa heran dengan ucapan sang wanita yang a
last updateHuling Na-update : 2024-11-16
Magbasa pa
PREV
1
...
1011121314
...
19
DMCA.com Protection Status