Home / Romansa / Wanita Incaran Sang Billionaire / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Wanita Incaran Sang Billionaire: Chapter 111 - Chapter 120

180 Chapters

111. She in a dilemma

Langley, Virginia, US“Tetap disini, jangan berkeliaran kemanapun sampai aku kembali” perintah Lova saat mobil sedan hitam milik Caid sudah terparkir tak jauh dari kantor pemerintahan CIA.“Kau takut aku meledakan gedung tua itu?” goda Caid dengan senyum menggoda yang sulit disembunyikan.Lova menatapnya dengan serius, matanya mendelik, tak mengindahkan godaan Caid. “Aku tidak takut, tapi aku lebih khawatir jika kau malah menarik perhatian yang tidak perlu. Terutama dari orang-orang yang seharusnya tidak perlu tahu tentang kita.”Caid mendengus pelan, seolah tidak terpengaruh dengan peringatan Lova. “Tenang saja, Love. Aku hanya di sini untuk memastikan kau tidak terlalu tenggelam dalam pekerjaan kotormu.” Ia melirik ke arah gedung tinggi di depan mereka. "Lagipula, aku lebih tertarik untuk tahu apa yang sedang terjadi di dalam sana, bukan di luar."Lova berdecak “Pekerjaan kotor kepalamu”
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

112. Playing with fire

“Kau dan Railyn harus menemukan bukti keterlibatan Lorenzo dan Caid dalam pergerakan ini. Jika terbukti keduanya saling bekerja sama, kita akan menghancurkan aliansi mereka.” Sambung MeredithLova masih mencerna semua informasi ketika ingatan percakapannya dengan Caid tadi terlintas. Dia menyebut dirinya sebagai kepala kudeta, dan sekarang Meredith mengonfirmasi keterlibatan Lorenzo dalam jaringan mafia. Semuanya terasa semakin kacau dan berbahaya, lebih dari yang pernah ia bayangkan.Lova tak tahu jika tiba saatnya dia merasa sesak saat berada di markasnya. Dan tak pernah terpikirkan oleh Lova jika Meredith, orang yang sudah dia anggap ibu itu terasa mencurigakan baginya.“Aku menolak”Meredith yang tadinya berdiri dengan penuh wibawa, alisnya langsung terangkat mendengar kata-kata Lova. Sorot matanya berubah tajam, seperti sedang menimbang alasan di balik keberanian Lova menolak perintahnya“Menolak?” ulang Meredith, nadanya dingin dan datar. "Apakah aku mendengarmu dengan benar, Re
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

113. Twisted

“Percayalah, kau tidak ingin tahu apa yang baru saja kulakukan.”Lova merasa darahnya berdesir mendengar jawaban itu. “Aku tahu kau punya rencana aneh dalam kepalamu. Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?”Caid mendekat, tangannya yang masih mengenakan sarung tangan hitam itu menggapai pipi Lova dengan lembut, seolah mencoba menenangkannya. “Kau yakin ingin tahu, Love?” Tanya CaidLova menepis tangannya, perasaan marah dan curiga bergejolak dalam dirinya. “Jangan bicara padaku seolah-olah aku ini boneka yang hanya bisa menerima perintahmu. Kau memintaku memercayaimu, tapi kau terus-menerus menyembunyikan sesuatu dariku.”Caid menatapnya, tatapannya melembut, namun bibirnya tetap terkatup rapat. Lalu, tiba-tiba, langkah-langkah cepat terdengar mendekat ke arah mereka. Caid segera meraih lengan Lova“Diam di sini” bisik Caid, matanya waspada“Kau mau apa?! Gedung disayap kanan
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

114. Conspiracy

Central Intelligence Agency memiliki unit departemennya sendiri dan Lova tergabung dalam unit SSU ‘Strategic Services Unit’. Sebuah departemen yang didedikasikan untuk misi-misi yang tidak dapat diidentifikasi oleh badan utama CIA. Dalam SSU, terdapat beberapa sub-unit yang memiliki peran masing-masing, termasuk Secret Intelligence, yang menangani infiltrasi, pengintaian tingkat tinggi, dan eliminasi target strategis.Lova tergabung disana dalam tim yang disebut dengan Foxy02 dan Phantom Blitz adalah pasukan elite bayangan yang dimiliki unit SSU“Apa Meredith memerintahkan kalian untuk membunuhnya?” tanya Lova dengan nada penuh ketegangan, matanya menatap tajam ke arah pria yang Lova perkirakan pemimpin Phantom Blitz.Dia hanya menatap Lova dengan ekspresi yang sulit dibaca, seolah mempertimbangkan apakah akan menjawab pertanyaannya atau tidak. Namun, sedikit gerakan tangan darinya cukup untuk membuat salah satu anak buahnya menu
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

115. Pertempuran pertama

Letusan tembakan terdengar dengan cepat, memecah keheningan yang hanya sejenak terhenti setelah salah seorang anggota Phantom Blitz melesatkan sebuah peluru yang mengenai lengan Caid, darah mengucur deras dari luka yang terbuka di kulitnya“Shit! Berlindung Love”Lova segera bergerak gesit, merunduk dan melompat ke sisi mobil, berlindung di balik badan kendaraan yang menjadi pelindung sementara dari serangan yang datang tanpa ampun.Tembakan-tembakan itu terus berseliweran, menyentuh dinding mobil dan menghantam kaca yang langsung pecah berhamburan. Lova merunduk lebih dalam, merasakan panas dari tembakan yang melesat hanya beberapa inci di atas kepalanya. Detak jantungnya berdegup kencang, mengingatkan dia bahwa setiap detik di tempat ini bisa berakhir dengan bencana.Dia mengintip dari balik mobil, melihat beberapa pasukan Phantom Blitz mengarahkan senjata mereka pada Caid dan Calton.Lova bergerak gelisah, ini situasi yang sulit karena kondisi m
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

116. Khawatir dengannya

Jalanan yang semula sepi dan kosong kini dipenuhi oleh genangan darah yang menyatu dengan aspal dan tubuh manusia yang teronggok di atasnya tanpa nyawa.Suasana suram menyelimuti, aroma besi dan kematian menggantung di udara. Di antara tumpukan tubuh yang tak bergerak, darah mengalir seperti sungai kecil yang tak henti-hentinya, menciptakan pemandangan yang bahkan bagi Lova sekalipun terasa mencekam.Tak pernah Lova perkirakan jika dia akan melakukan pembantaian dan melihat pemandangan seperti ini secara langsung. Namun, lebih dari itu, ada perasaan dingin yang mulai merayapi dirinya, seolah-olah sisi lain dari dirinya—sisi yang lebih gelap—sedang tumbuh.Lova berdiri di tengah-tengah kekacauan itu, nafasnya terengah-engah namun tenang, pandangannya tajam mengamati setiap gerakan yang masih ada.Tangan kanannya memegang erat G18, matanya berkeliling mencari ancaman yang tersisa. Di balik kegelapan yang menutupi jalanan, suara ledakan dan temba
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

117. Fall for me, Love

Lova gelisah, sungguh Lova berharap dia mengusai ilmu media agar bisa menyelamatkan Caid yang kini berada dalam ruang pemeriksaan.Beberapa menit yang terasa seperti selamanya, pintu ruang pemeriksaan terbuka, dan seorang wanita berjas putih keluar dengan wajah tegas namun tenang. Lova segera berdiri, tubuhnya tegang, menunggu kabar tentang kondisi Caid.“Bagaimana keadaannya?” tanya Lova cepat, suaranya serak dan penuh kecemasan.Dokter itu, yang memperkenalkan dirinya sebagai Dr. Annelise, menghela napas pelan. “Racunnya sangat kuat, tapi untungnya kami berhasil menetralkannya tepat waktu. Kondisinya masih kritis, tapi stabil untuk saat ini. Dia membutuhkan istirahat total dan perawatan intensif.”Lova merasakan sedikit kelegaan “Aku bisa menemuinya?” tanyanya dengan penuh harap.Dr. Annelise mengangguk. “Hanya sebentar. Dia masih dalam pengaruh obat penenang. Pastikan kau tidak membuatnya terlalu lelah.&
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

118. Be Dominant

Lova menatap Dr. Annelise yang memeriksa Caid. Dia memicingkan mata, fokus pada setiap gerakan Dr. Annelise yang tampak begitu profesional, namun sedikit berlebihan di mata Lova. Dokter itu dengan santai menggeser stetoskop di dada Caid, menyentuhnya dengan hati-hati namun terlalu lamaLova mendengus, kenapa rasanya dia menjadi kekanakan begini? Tapi tetap saja, ada sesuatu dalam cara Dr. Annelise memeriksa Caid yang membuatnya merasa tidak nyaman. Tatapan lembut dokter itu, sentuhan yang menurutnya terlalu personal, dan cara bibirnya melengkung saat berbicara dengan Caid, semuanya memicu rasa tidak suka di dalam dirinya.‘Kau cemburu’Suara dalam otaknya itu terus berputar‘Ayo patahkan saja tangannya, berani sekali dia menyentuh milikmu’Lova menggeleng pelan, mengepalkan tangannya dengan kuat, berusaha keras menahan dorongan impulsif yang menguar dalam dirinya.Ini gila. Aku tidak mungkin benar-benar mematahkan
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

119. Liar

Ciuman antara dua insan itu sempat terputus karena mereka harus kembali kerumah. Namun setibanya dirumah itu, Caid keluar dari mobil terlebih dahulu, membanting pintu dengan keras, sorot matanya penuh gairah dan ketegangan yang ia tahan sepanjang perjalanan.Lova, yang masih mencoba mengatur napasnya setelah interaksi panas mereka sebelumnya, hanya bisa menatapnya dengan senyum miring, tahu persis apa yang sedang terjadi dalam pikiran pria itu.“Kau tak sabar, Walton” kata Lova dengan nada santai, meskipun ada kilauan tantangan di matanya.Caid tidak menjawab. Sebaliknya, dia melangkah cepat ke arah Lova, membuka pintu mobil untuknya dengan kasar, lalu menarik tangannya hingga Lova terpaksa melangkah turun. Sebelum Lova bisa berkata apa-apa lagi, Caid menerjangnya—tangannya melingkar di pinggangnya, mengangkat tubuhnya dengan mudah seperti dia tidak berbobot sama sekali.“Caid! Tanganmu?!” seru Lova. Dia khawatir dengan perba
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

120. Just like animal

“Goodboy, huh?" suaranya rendah namun berbahaya, hampir seperti geraman.Lova terkekeh, dia mendongak menatap mata abu itu yang menyorotnya tajam.“Apa aku boleh memutar lagu Animal-Marron 5?”Caid mengangkat alis, sedikit terkejut oleh respons tak terduga Lova. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis, tapi tatapan tajamnya tidak berubah. "Kau ingin menambah suasana?”Lova mengangkat bahu santai “Aku hanya merasa lagu itu cocok untuk kita”“Siapa pemburunya?”“Kau. Tapi sayangnya sang pemburu terlena pada tangkapannya”Caid tertawa kecil, suara rendahnya bergema di ruangan. Terkadang Lova bersikap dewasa, terkadang nampak seperti anak kecil yang polos dan terkadang menjadi sangat liar. Kombinasi itu membuat Caid tak pernah bosan, selalu terpesona sekaligus tertantang oleh wanita di depannya.Mungkin inilah yang membuat Caid tak bisa melepaskannya bahkan setelah 3 bulan be
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status