Semua Bab Luka Dalam Dusta : Bab 11 - Bab 20

27 Bab

11

Tomi memandang Gina dengan wajah heran dan terkejut. Bagaimana bisa Gina mengatakan hal itu sedangkan dalam hubungan mereka selama ini, mereka berdua selalu main aman dengan menggunakan pengaman. Mereka masih menjaga nama keluarga agar jikalau mereka memang menikah ya memang menikah karena restu dan sudah waktunya, bukan karena keadaan yang terpaksa dengan kondisi Gina yang hamil."Kamu waras kan sayang?? Kamu ga sedang lupa ingatan kan??" tanya Tomi dengan wajah cemas.Hubungan keduanya memang berjalan sangat bebas dalam artian yang sebenarnya. Saat mereka menjalin hubungan pertama kali Tomi menyatakan cintanya di apartemen Gina, dimana saat itu keduanya bersahabat cukup lama dan kala itu Gina sedang tidak enak badan sehingga Gina meminta Tomi untuk menjemputnya dikantor.Sesampainya di Apartemen Gina rebahan di tempat tidur sedangkan Tomi membuat teh hangat agar badan Gina sedikit lebih baik. Gina sebenarnya sudah memendam perasaan pada Tomi sejak lama begitu
Baca selengkapnya

12

"Gina, dia bener? Dia pacar kamu?" tanya Fano dengan wajah setengah tidak percaya."Ga usah tanya Gina. Pernyataan yang aku katakan adalah benar jadi jangan harap kamu memiliki Gina karena dia itu punyaku." Tomi menjawab dengan tegas, terlihat bahwa ia berusaha memberi tanda teritorial untuk tak boleh ada orang lain yang boleh massuk ke area terdekat Gina kecuali dirinya."Aku butuh jawaban dari Gina, bukan kamu! Gina jawab aku, bener kamu pacarnya Tomi? BUkannya kalian cuma temenan?" kata Fano tegas."Maaf Fano..aku ga bisa jadi seseorang yang kamu mau.""Jawab aku dulu! Bener dia pacar kamu?""Iya..dia pacarku dan kami sudah memutuskan untuk berkomitmen." Gina menjawab dengan terbata-bata dan ragu "Sejak kapan!? Kenapa aku baru tahu kalau kalian punya hubungan? Kenapa kamu ga cerita ke aku sih, Gin.""Maaf aku belum sempet cerita ke kamu, aku ga bermaksud buat bohong sama kamu, Fan." jawab Gina yang berusaha terus berbohong, i
Baca selengkapnya

13

"Ris, kita dah 2 hari loh disini.""Trus?""Kamu ga balik duluan? Kamu dicariin loh sama istrimu dan Gina.""Dicariin doang kan, belum juga jadi DPO polisi masih aman lah..ga usah panik.""Iisssshhh..ni orang bandel banget sih, heran aku tuh sama kamu.""Ya biarin emang kenapa? Aku pengennya sama kamu kok malah kamu nyuruh aku buat buru-buru balik. Jangan-jangan kamunya yang ga mau aku temenin?""Bukan gitu, Ris. Aku sih seneng-seneng aja kamu temenin tapi kan keluargamu butuh kamu. Mereka pasti nyariin kamu.""Nyariin pasti, tapi aku dah bilang ke mereka kalau aku ada kerjaan di luar kota dan aku juga dah bilang ma anak-anak kantor untuk mengatakan hal yang sama kalau orang rumah tanya aku kemana.""Kamu udah prepare segitunya??""Iya, so what? Ada masalah?""Ya enggak sih.""Ya udah berarti case close, ga ada masalah dong ya sekarang. Jadi kamu sekarang yang santai ya, ga usah mikirin orang rumah gimana-gimana pokoknya aku disini mau nemenin kamu dan kamu fokus ke kerjaan kamu. Aku
Baca selengkapnya

14

"Kenapa, San?" tanya Aris dengan nada datar."Kok kamu ga ada kabar sih, lagi sibuk banget apa kok sampe susah ngabarin?""Hmm..iya nih, lagi ada kerjaan yang bener-bener ga bisa ditinggal." saat Aris menjawab hal itu, Yanti berjalan dengan santai tanpa mengenakan pakaian ditubuhnya, membuat Aris yang tadinya bete dan kesal jadi berubah sumringah kembali. Wajahnya terlihat kaget saat melihat Yanti melakukan hal itu, ia melongo namun sedetik kemudian ia tersenyum licik, terlihat dari wajahnya bahwa ia ingin segera menerkam tubuh itu."Kamu kapan pulang?" Santi berkata tentang banyak hal namun tak digubris oleh Aris dan yang ia dengar hanya kata-kata itu saja."Hmm..aku ga tau kapan, kalau urusanku kelar aku pulang udah dulu ya, Bye." Aris langsung menutup telponnya tanpa menunggu Santi menjawab.Dengan cepat Aris berjalan menuju ke arash Yanti dan mereka kembali menikmati malam yang sungguh menggairahkan berdua.====Ditempat lain Santi merasa sedih kenapa suaminya seperti berbeda, mema
Baca selengkapnya

15

Hari ini adalah hari terakhir Yanti dan Aris di Bandung. Kegiatan Yanti disini telah selesai, namun kesibukannya tak berhenti sampai hari ini saja. Yanti mendapatkan undangan ke Singapore untuk menghadiri pagelaran perhiasan milik Lisa, sahabat sekaligus rekan bisnisnya, ia tak mungkin bisa menolaknya karena kemarin saat pagelaran fashionnya pun Lisa menyempatkan untuk datang."Sayang hari ini aku ga bisa ikut kamu pulang, kamu tahu kan aku harus ke Singapore sekarang." kata Yanti dengan sedikit manja karena harus berpisah dengan kekasihnya."Iya aku tahu sayang, aku juga ga bisa pulang hari ini karena aku harus ke Jakarta dua hari ada klien yang harus aku temui disana. Kamu rencana balik kapan?""Hmm..mungkin juga dua hari deh aku disana, tapi entahlah..nanti kita berkabar aja gimana? Soalnya aku juga sekalian mau ke galeri berlianku biar sekalian aja.""Oke deh, kamu hati-hati ya.. jujur aku ga suka kalau aku harus jauh dari kamu.""Emangnya aku suka..enggak lah, aku juga ga suka ka
Baca selengkapnya

16

Yanti yang mendapatkan serangan tiba-tiba merasa terkejut dan tidak nyaman."Maksud kamu apa ya?" tanya Yanti dengan sinis."Orang sehebat dan sepintar kamu aku rasa tak perlu adanya penjelasan mendetail mengenai kata-kataku yang tadi, bukankah kata-kataku cukup jelas?""Ya cukup jelas dan bahkan sangat jelas, saking jelasnya membuatku ingin pergi dari sini!" Yanti terlihat marah dan berjalan pergi meninggalkan Farhan, namun sialnya tangan Farhan cukup cepat mencengkeram lengan Yanti dan menahannya untuk tetap tinggal.Yanti berusaha melepaskan lengannya dari Farhan, ia berusaha mengibaskan beberapa kali namun usahanya sia-sia."Kalo kamu ga lepasin tanganku, aku akan teriak!""Teriak aja, aku tidak takut. Silahkan berteriak dan aku akan membuatmu lebih malu dari saat ini, silahkan pilih." senyum Farhan terlihat sinis dan membuat Yanti berfikir keras akan apa yang sedang dikatakan manusia gila yang ada dihadapannya."Maksud kamu apa sih? Mau kamu apa??""Good..kau wanita yang cerdas a
Baca selengkapnya

17

"Pa..kamu lagi sibuk ya kok ga pernah telpon aku sih? Segitunya ya kamu sibuk sampai aku ga pernah hubungi aku?""Kan udah biasa aku sibuk kaya gini sampai aku ga pernah hubungi kamu? Bukan cuma satu kali ini kan, kenapa harus kamu pertanyakan terus menerus? Kamu mau nelpon aku buat marah-marah atau gimana sih?""Pa..kamu ngrasa ga sih sejak kejadian lamaran itu kamu berubah? Kamu emang kaya gitu tapi ga semakin dingin kaya gini. Aku makin ngerasa kamu itu menjauh dari keluarga, sedangkan kami itu harusnya saling menguatkan Gina dan kamu sendiri malah menghilang gitu aja. Apa ini semua karena..""Yanti?!" Aris langsung menyela omongan Santi istrinya.Santi tak bisa menjawab, ia menggigit bibirnya takut jika ini akan menjadi makin runyam dan makin membuat suaminya menjauh darinya."Dahlah pah..kamu jaga diri disana dan jangan lupa makan." Kata-kata Santi tidak ia gubris sama sekali dan dengan malas ia langsung menutup telponnya membuat
Baca selengkapnya

18

Tomi sangat mengetahui posisi mamanya sekarang dimana dan juga dimana posisi Aris, sehingga jika mamanya dituduh sedang berduaan dengan Aris itu tidaklah mungkin. Terlepas apakah mereka berkomunikasi melalui pesan singkat atau tidak itu tidak masuk dalam hitungannya, sedangkan bagi Gina keduanya ada hubungan spesial dan mereka saling berduaan saat ini, bagi Tomi perkataannya tak memiliki bukti yang kuat karena Gina tidak dapat memberikan bukti kuat.Selain itu Tomi mengirim salah satu rekannya sebagai informan untuk mengikuti mamanya saat ini di Singapore dan memang sejauh ini tidak ada tanda-tanda kehadiran Aris didekatnya. Hal itu membuatnya yakin bahwa tuduhan Gina itu hanya tuduhan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Cara pikir Tomi sebagai seorang pengacara mungkin cukup berbeda, hal itulah yang membuat banyak orang segan padanya. Ia sangat kritis dalam melihat masalah dan ia melihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda dari orang lain."Gimana keadaan disana sekarang?" t
Baca selengkapnya

19

Hampir tiga hari Aris berada diluar kota, ia sudah resah dengan situasinya saat ini yang berjauhan dengan kekasih gelapnya siapa lagi kalau bukan Yanti. Ia melihat ponselnya dan mencoba menghubungi Yanti."Hai sayang.." sapa Aris dengan ramah."Hai juga sayang, gimana acara kamu sukses disana?" Yanti menjawab dengan sumringah "Yups, semua berjalan sesuai rencana. Harusnya sih hari ini aku masih ada janji temu tapi udah aku ajuin kemari jadi kemarin bener-bener padat jadwalnya, maaf ya baru ngabarin.""Loh kenapa kok harus dipadatkan jadwalnya?""Biar bisa ketemu kamu. Aku kangen, jadi aku padatkan aja.""Ya ampun, kamu tuh yaa..sampe segitunya loh.""Ya mau gimana akunya udah ga tahan buat nahan kangen ke kamu dan aku sekarang mau cari tiket pesawat buat ketempatmu.""Ehhh..ga usah jangan kesini, aku hari ini mau pulang kok.""Loh bukannya empat hari ya kamu disana?""Harusnya sih gitu tapi aku pengen pulang, Ris.""Ada masalah?""Enggak..ga ada sih cuma lagi kurang oke aja badanku.
Baca selengkapnya

20

Tomi duduk sedikit mendekat kearah Rachel, dengan tatapan matanya yang tajam terlihat jelas bahwa ia akan melancarkan serangan dengan berbagai pertanyaan."Kalau sikapmu seperti itu, untuk apa kamu melakukan hal bodoh seperti waktu itu? Sikapmu ini sangat tidak masuk akal! Kau tidak ingat saat kau membuangku begitu saja demi pimpinanmu itu?""Tom! Kamu ga tahu saat itu aku berjuang mati-matian untuk melindungi diriku, keluargaku dan juga kamu!!""Melindungi apa lagi?? Ngapain kamu melindungiku? Aku ga butuh perlindungan dari seorang wanita sepertimu! Apa kamu fikir aku tak bisa melindungi diriku sendiri??""Aku kasih tahu ya! Setelah aku bekerja selama satu tahun diperusahaan milik pak Roy, aku mulai mengetahui banyak hal. Dan saat itu mulai diancam olehnya, jika aku membocorkan rahasia itu maka ia tak segan akan membunuhku, saat itu aku tidak takut jika aku harus dibunuh aku terus saja melakukan apa yang ingin aku ketahui, namun sialnya saat itu aku menyerah karena dia ingin menyakit
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status