Tidak. Rasanya aku tidak sanggup memperlihatkan wajah ini pada Vina. Namun, kerinduan di hatiku juga sudah begitu menggunung. Ingin sekali aku memeluknya, mengelus kepalanya, lalu mengatakan bahwa aku sangat merindukannya. Akan tetapi, benar kata Andi. Vina tampak bahagia, dan kedatanganku hanya akan membuat mereka mengingat rasa sakit yang pernah kuberikan. Ya, lebih baik aku pergi saja. Rasanya begitu malu untuk mengaku sebagai seorang ibu jika mengingat apa yang dulu kulakukan pada mereka. Suara langkah kaki semakin mendekat, aku memberi kode pada Roni untuk segera membawaku dan Farla pergi dari sini. Tanpa menunggu lama, aku pergi dari tempat ini dengan berlindung pada tubuh tinggi Roni. "Lho, kok pergi." Masih kudengar suara Vina. Mungkin terlihat aneh karena belum sempat pesan makanan, tapi sudah pergi. "Kenapa malah pergi, Bu Ratih? Katanya mau ketemu anaknya," ujar Roni saat kami sudah menaiki motor. "Aku malu ketemu dengannya, Ron. Kedatanganku hanya akan membuat merek
Last Updated : 2024-12-23 Read more