Aku menyernyit mendengar ucapan Ayah barusan. Entah apa yang sebenarnya terjadi, dan siapa yang melakukan hal kejam itu pada Ayah."Kenapa dipukuli? Apa Ayah tahu siapa yang melakukan itu?" tanyaku merasa kasihan."Sudahlah, Nak, tidak usah dipikirkan. Lagi pula Ayah tidak ingat siapa saja yang memukuli Ayah waktu itu. Yang penting sekarang Ayah bisa lihat kalian tumbuh dengan sehat dan bahagia, itu saja," papar Ayah, sembari tersenyum padaku.Sebenarnya aku masih penasaran, tetapi tidak mungkin bertanya lagi. Aku tidak ingin membuat Ayah sedih lagi. Sepertinya Ayah tidak ingin aku mengetahuinya."Ya sudah, aku akan panggilkan Kak Nur untuk mengantar Ayah pulang." Ayah mengangguk dan aku keluar dari kamar."Kak, Kak Nur bisa tolong anterin Ayah pulang, nggak?" Aku menghampiri Kak Nur yang sedang menyuapi Nuri. "Biar aku yang suapin Nuri. Nuri mau, kan, disuapin Tante Vina?""Iya, Tante, mau banget! Papi kalo nyuapin banyak banget soalnya, mulut Nuri jadi penuh kalo ngunyah," jawab Nur
Terakhir Diperbarui : 2025-01-29 Baca selengkapnya