Home / Romansa / Suamiku Bukan Pegawai Biasa / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Suamiku Bukan Pegawai Biasa: Chapter 141 - Chapter 150

154 Chapters

Pertemuan di penjara

iska menoleh ke arah Lina dengan tatapan penuh kemenangan. "Oh, jadi kamu belum tahu kalau kekasihmu itu sekarang mendekam di balik jeruji? Kasihan sekali kamu ini. Mulai sekarang, kamu harus siap menahan rindu cukup lama, karena dia dituduh sebagai otak pembunuhan seorang CEO terkenal. Tuntutannya tidak main-main," ujar Siska dengan nada tajam, menyiratkan kepuasan di balik rasa perihnya.Lina terdiam, matanya berkaca-kaca. Dalam hati, ia meratapi nasibnya. "Ternyata Mas Reza gagal... Sekarang aku harus bagaimana? Aku tidak bisa hidup tanpa dia..." pikir Lina sambil menunduk, penampilannya yang kusut makin menambah kesan pilu.Melihat Lina yang terpukul, Siska mendekatinya. Ia menunduk sedikit untuk memastikan Lina mendengar dengan jelas kata-katanya. "Dengar ya, pelakor. Mulai sekarang, aku tidak peduli lagi dengan Reza. Dia bukan suamiku lagi. Kau bebas memilikinya. Anggap saja hadiah dariku untuk wanita sepertimu."Tanpa menunggu jawaban, Siska berbalik menghadap ibu-ibu yang tadi
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Reza ketahuan

Lina menghela napas panjang, lalu menunduk sebelum akhirnya berkata, "Karena Siska sudah tahu tentang hubungan kita."Mata Reza membelalak. "Apa?! Lina, jangan bercanda. Bagaimana mungkin Siska tahu tentang kita?"Lina menatap Reza dengan kesal. "Ini semua salahmu sendiri! Siapa suruh ponselmu sampai ke tangan Siska?"Reza terkejut. "Apa hubungannya ponselku dengan Siska tahu hubungan kita? Dan lagi pula, polisi yang memberikan ponsel itu ke Siska, bukan aku."Lina mendengus. "Tentu saja ada hubungannya! Kemarin aku chat kamu, menanyakan keberadaanmu karena aku tidak mendapat kabar apa pun. Aku kira yang membalas itu kamu, ternyata Siska yang menjawab! Dia menyamar jadi kamu, meminta aku bertemu di kafe. Dan dari situlah dia tahu semuanya."Reza tertegun, tidak percaya dengan apa yang ia dengar. "Tidak mungkin... Siska sampai sejauh itu? Aku tahu dia, dia bukan orang seperti itu.""Kalau tidak percaya, lihat ini!" Lina menunjuk luka kecil di sudut bibirnya. "Dia mempermalukanku di dep
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Penyesalan Reza

"Siska?" panggil Reza, suaranya bergetar.Siska menoleh perlahan, wajahnya dingin tanpa ekspresi. Namun, matanya yang memerah menunjukkan betapa hancurnya perasaannya."Kenapa kamu terkejut seperti itu?" tanya Siska dingin, tanpa basa-basi.Reza mencoba tersenyum, tetapi senyum itu tak mampu menyembunyikan kegugupannya. "Ya, aku tidak menyangka saja kamu akan datang hari ini. Ada apa, Siska? Apa kamu baik-baik saja?" tanyanya, berusaha terdengar peduli.Siska duduk kembali, melipat tangan di depan dada. "Aku ingin mendengar langsung dari kamu, Reza. Apa benar apa yang dikatakan Anisa?"Reza mengernyitkan dahi, meskipun dalam hati ia tidak tahu ke mana arah percakapan ini. "Anisa? Memang apa yang dia katakannya?" tanyanya, mencoba tetap tenang."Dia bilang kalau kamu menikahiku hanya untuk mendapatkan saham bagianku di Hartono Corp. Bahwa pernikahan kita ini hanya sebuah kedok. Apa itu benar?" ucap Siska dengan nada tajam, matanya langsung me
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Siska terancam

Awalnya, ia mengira itu hanyalah pengendara biasa. Namun, ketika salah satu pria itu melambaikan tangan dengan gerakan kasar sambil berteriak sesuatu yang tak terdengar olehnya, Siska mulai merasa ada yang tidak beres. Pria-pria itu terus memepet mobilnya, dan salah satu dari mereka mengetuk kaca mobilnya keras-keras dengan tangannya.Siska panik, tangannya semakin erat menggenggam setir. "Ya Tuhan, siapa mereka? Apa yang mereka inginkan dariku?" pikirnya, jantungnya berdegup kencang. Jalanan di sekitarnya begitu sepi, tidak ada satu kendaraan pun yang lewat. Ketakutan mulai menyelimuti pikirannya.Pria itu kemudian mengambil kunci inggris besar dari jaketnya dan mengacungkannya ke arah kaca mobil Siska sambil berteriak, "Cepat berhenti, kalau tidak, aku pecahkan kaca mobilmu!"Siska menggigil ketakutan, tapi dia tidak mau berhenti. "Apa maumu? Aku tidak akan berhenti sampai aku tahu apa maksud kalian!" teriakny
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Misi Penyelamatan

Di depan rumah, dua pria itu mulai mengangkat tubuh Siska yang masih tak sadarkan diri. "Cepat! Bawa dia masuk sebelum ada orang yang melihat kita," ujar pria botak sambil mengawasi sekitar.Mereka menyeret tubuh Siska masuk ke dalam rumah yang lebih menyerupai sarang penjahat daripada tempat tinggal. Udara di dalamnya pengap, dengan bau debu dan kayu lapuk yang menyengat. Cahaya lampu redup dari sebuah bohlam tua menggantung di salah satu sudut, memberikan suasana yang semakin mencekam.Di salah satu ruangan di rumah itu, mereka telah menyiapkan sebuah kursi kayu usang di tengah ruangan. Pria gondrong dan botak itu segera mendudukkan Siska di kursi tersebut, lalu mengikat tangan dan kakinya dengan tali yang tampak kasar dan kuat."Cepat hubungi bos. Kasih tahu dia kalau kita sudah berhasil membawa wanita ini ke sini," ujar pria gondrong dengan nada tergesa.Pria botak langsung mengambil ponsel dari kantongnya dan mulai menekan nomor. Dalam beberapa detik, dia berbicara dengan seseora
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Intimidasi Lina

Wanita itu menatap Siska dengan pandangan dingin, matanya menyiratkan sesuatu yang sulit dijelaskan—antara kebencian, kepuasan, dan mungkin dendam yang membara. Dirga mengamati semua itu dengan hati yang semakin dipenuhi kegelisahan."Siapa dia sebenarnya? Apa hubungannya dengan Siska? Kenapa dia sampai tega melakukan ini?" pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui Dirga.Ia mencoba mengatur napasnya yang semakin berat, menanti saat yang tepat untuk bertindak, sementara kepalanya terus memutar berbagai kemungkinan. Di saat itu juga, suara sirene yang samar mulai terdengar di kejauhan, memberikan secercah harapan dalam situasi yang mencekam.Dirga merapat ke sisi rumah kosong itu, bersembunyi di bawah jendela yang retak. Ia menahan napas, berharap mendengar atau melihat apa yang sedang terjadi di dalam. Dari celah kecil di jendela, ia bisa melihat wanita cantik itu berdiri angkuh, sementara kedua pria suruhan membungkuk hormat di hadapannya.Wanita itu menyerahkan amplop cokelat yang
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Tidak ada harapan

Kedua pria suruhan Lina yang sejak tadi diam mulai saling melirik. Pria gondrong itu akhirnya memberanikan diri berbicara, meski suaranya bergetar. "Bos... maaf, ini kayaknya sudah di luar kesepakatan kita. Kita cuma disuruh bawa wanita ini ke sini. Kalau urusan ngebunuh, kita nggak mau ikut campur."Lina langsung berbalik ke arah mereka, matanya penuh dengan api kemarahan. "Diam kalian! Dari awal kalian membawa dia ke sini saja, kalian sudah ikut campur. Dan jangan lupa, kalian sudah kubayar mahal. Jadi sekarang, lakukan perintahku, atau aku akan memastikan kalian tidak akan bisa lari dari ini!"Pria botak mulai berkeringat dingin. "Tapi, Bos... ini bukan pekerjaan kita. Kita nggak pernah ngelakuin hal seperti ini sebelumnya. Kalau ini ketahuan, kita bisa kena masalah besar."Lina mendesah kesal, lalu mengambil amplop lain dari tasnya dan melemparkannya ke meja di depan mereka. "Dengar baik-baik. Kalau kalian membantuku menghabisinya, aku akan bayar kalian dua kali lipat dari yang su
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Siska Tertembak

KAU HARUS MATI, SISKA!" Lina berteriak histeris.Sebelum siapa pun sempat bergerak, suara tembakan menggema di ruangan itu. Peluru itu meluncur cepat, dan semua terasa seperti berjalan lambat. "DOR!"Peluru itu menghantam perut Siska, membuat tubuhnya terhempas ke belakang. Siska jatuh ke lantai dengan tangan yang mencengkeram perutnya. Darah segera mengalir membasahi pakaiannya. "Ahh!" Siska mengerang kesakitan, tubuhnya menggeliat saat rasa nyeri yang luar biasa menyerangnya."SISKA!" Dirga berteriak panik, langsung berlari ke arahnya. Sementara polisi lainnya bereaksi cepat, menundukkan Lina dan menjatuhkannya ke lantai. Pistol yang dia genggam terlepas dari tangannya, dan dia menjerit seperti orang kesetanan. "Dia harus mati! Dia pantas mati!" Lina terus meronta meski tangannya sudah diborgol dengan kuat.Dirga berlutut di samping Siska, wajahnya penuh dengan kecemasan. "Siska, bertahanlah! Tolong, jangan tutup matamu! Bantuan medis sedang dalam perjalanan!" Dia menekan luka di pe
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Menyelamatkan Siska

Tak lama kemudian, suara langkah cepat terdengar. Dirga mendongak, melihat wajah-wajah yang familiar. Anisa tiba bersama keluarganya—Adrian, Dimas, serta kedua orang tua mereka. Wajah mereka dipenuhi kekhawatiran."Dirga! Apa yang sebenarnya terjadi pada Siska?" tanya Anisa panik, langsung mendekati Dirga. Tangannya menggenggam lengan Dirga erat.Dirga menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum menjawab. "Siska mengalami luka tembak. Dia masih berada di dalam, Anisa. Dokter masih berusaha menyelamatkan nyawanya. ""Tertembak?!" Anisa menjerit kecil, hampir tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Wajahnya langsung pucat. "Siapa yang melakukannya, Dirga? Bagaimana ini bisa terjadi?!"Adrian yang berdiri di belakangnya memasang wajah tegang. "Ya, Dirga. Tolong jelaskan pada kami. Apa yang sebenarnya terjadi?"Dirga mengangguk, berusaha menjelaskan semuanya sejelas mungkin meski hatinya sendiri masih terguncang. "Tadi, Siska diculik oleh dua orang pria suru
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Kesempatan kedua

"Maafkan Mama, Nisa... Mama nggak pernah bermaksud membuat kalian merasa berbeda. Mama selalu berusaha adil, tapi mungkin Mama salah cara. Kalau sampai hubungan kalian jadi seperti ini, Mama ikut merasa bersalah."Anisa tersenyum lemah, mencoba menenangkan ibunya. "Mama, jangan salahkan diri Mama sendiri. Siska hanya perlu waktu untuk menyadari semua itu. Aku yakin nanti dia akan mengerti kalau perhatian Mama dan Papa selama ini bukan untuk membandingkan, tapi karena Mama ingin yang terbaik buat kami berdua."Adrian menimpali, mencoba mengalihkan suasana. "Sebaiknya kita berdoa saja. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran buat Siska, supaya dia sadar kalau perlakuannya selama ini terhadap Anisa itu salah." Dia memeluk Anisa lebih erat, lalu mencium puncak kepalanya penuh kasih.Anisa mengangguk pelan. "Semoga saja, Mas. Aku cuma ingin dia sadar, kalau semua orang menyayanginya."Di sudut ruangan, Dirga berdiri diam, memperhatikan dari kejauhan. Tangannya terlipat di depan dada, tapi ma
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status