Semua Bab GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI: Bab 11 - Bab 20

21 Bab

Bab 11. Maxton!

"Hei, kenapa dengan wajahmu, Hem? Kau ini, sudah seperti melihat mayat bangkit dari kubur saja," kekeh pria tersebut sambil menyugar rambutnya ke belakang. Jessica, langsung berjalan mendekatinya dan memeluknya erat. "Maxton, ini adalah sebuah kejutan yang menyebalkan," dengus Jessica lalu tersenyum menatap pria bernama Maxton tersebut. "Apa kau, baik-baik saja? Kau belum menjawab pertanyaan aku. Ada apa dengan wajahmu," tuturnya sambil menyeledik raut wajah Jessica yang tampak palsu. Ia memberikan sebuah senyuman kecut. "I'm okay, Maxton. Sudahlah, ayo kita ke mansionnya Xairuz," ajak Jessica lalu melingkarkan tangannya di lengan sahabat kakaknya itu. "Jessica!" Suara bariton yang terdengar dalam itu membuat Jess dan Max, spontan menoleh. "Oh, ada Juan Myers? Hai, kau kenal dengan Jessica?" Maxton, menangkap ada aura gelap di antara Juan dan Jessica saat itu. "Dia adalah istriku, Tuan Maxton-" "Mantan istri, aku harap kau tidak lupa itu,'' tekan Jessica membuat wajah Jus
Baca selengkapnya

Bab 12. Sandiwara Amber Yang Luar Biasa

Mata Nyonya Dania Myer terbelalak lebar, bibirnya sampai menganga mendengar perkataan kasar yang terlomtar dari bibirnya Maxton. “Siapa yang kau usir, anak muda?! Hei! Tidak taukah kau siapa aku, hem?!” teriak Dania tidak terima dengan tangan yang memegang pinggangnya dengan wajah sinis dan penuh kebencian. Max tidak menanggapi omelan Dania dan hanya merangkul bahu Jessi, saat beberapa secury datang menghampiri Dania dan memintanya untuk keluar dari butik mewah tersebut. Tidak terima ibunya diperlakukan tidak adil, Cherris datang dan segera mendorong tubuh Jessica dengan kasar. Untung saja, Max sejak tadi merangkulnya dan bisa dengan sigap menangkap tubuh Jessi yang terjungkal ke depan. “Are you out of your mind?!” bentak Max dan Jessica langsung menyibakkan rambutnya yang tampak sedikit berantakkan. “Tuan, jangan ikut campur urusan keluarga kami! Wanita ini adalah wanita mandul pembawa sial! Dia sudah kurang ajar terhadap aku dan ibuku! Dia hanya pegawai magang rendahan yang
Baca selengkapnya

Bab 13. Kebohongan Cherris dan Dania.

Jessica masih memilih untuk tidak menggubris Juan. Amber menangis tapi ia tersenyum mengejek saat Jessica menatapnya dan kembali menyandarkan kepalanya di dada Juan."Kakiku sakit sekali, Kak," rintih Amber membuat Jessica tertawa sinis. "Mengapa kau sejahat ini, Jess!" desis Juan yang tidak suka menatap wajah sinis mantan istrinya. "Kau yakin, kalau aku yang mendorongnya? Di sini memang sepi, tapi lihat itu," ucap Jessica sambil menunjuk CCTV di sudut atap."Sebelum kau menghakimi aku, cari Taulah lebih dulu. Menyentuhnya saja, aku enggan. Apalagi mendorongnya," jawab Jessica lalu kembali menatap Amber yang terbelalak dan memucat. Ia tidak memikirkan sejauh itu, agar dirinya terselamatkan Amber mengambil jalan aman. Tiba-tiba saja tubuhnya langsung rebah dan tergeletak di lantai."Tuan, Nona itu pingsan!" pekik salah satu pegawai butik dan Juan langsung berbalik untuk menggendong Amber."Yah, Tuhan. Hebat sekali," kekeh Jessica membuat Juan menatapnya nyalang.Langkah tergesa Maxt
Baca selengkapnya

Bab 14. Apa Hubungan Mu Dengan Mereka?

Jantung Juan berdegup sangat kencang. Hatinya ngilu dengan darah yang memanas, melihat dada Jessica yang menyembul seksi dengan gaun blue navy dan sepatu mewah senada. Ingin rasanya Juan, segera mengurung Jessica serta 'menghabisinya' di atas ranjang."Shit! Kenapa tubuhnya menjadi candu bagiku!" batin Juan memaki dirinya sendiri.Langkah Jessica tampak sangat anggun, ia juga tampak ramah menyapa kedua orang tua Maxton. Tampak ayah Maxton, tuan besar Mhyron Hills menunjuk ke arah Maxton berdiri. Xairuz dan Jessica pun menoleh ke arah telunjuk tuan Mhyron menunjuk. Tidak lama kemudian Xairuz berbisik pada Jessica dan segera meninggalkan Jessica yang tampak menggeleng pelan, menatap Juan sepintas dan segera membuang muka.Panas! Hati Juan panas saat melihatnya. "Selamat malam, Max, Juan," sapa Xairuz lalu bersalaman dengan keduanya."Kenapa kau datang terlambat, Hem?" gerutu Maxton, Xairuz tersenyum geli."Apa kau tidak bisa memaklumi pasanganku yang membutuhkan waktu lebih untuk berda
Baca selengkapnya

BAB 15. Kakakmu itu Iblis

Hati Jessica terluka saat Juan semudah itu berpaling darinya untuk menghampiri Amber.Dengan manja Amber menyandarkan kepalanya di pergelangan tangan Juan seraya tersenyum menatap sinis wajah Jessica.Walau rasanya batinnya teraniaya, tapi Jessica tetap berusaha mengangkat dagunya. Ia tidak mau kalah, ia tidak mau terus ditindas dengan segala sikap dan tingkah laku, manusia-manusia yang selalu saja sirik dengannya.Langkah Jessica pun tampak anggun saat berjalan tepat di samping Juan. Meninggalkan Juan, tanpa ingin menoleh walau hanya sekedarnya saja.Sayang, hatinya yang gundah, justru membuatnya tidak awas dengan sekitar.Kaki Cherris menjegalnya dan dengan sengaja ia mendorong Jessica ke dalam kolam renang. Suara benturan di air dan percikan air membuat beberapa tamu di sana langsung menoleh."Ah! Tolong!" teriakan terakhir Jessica sebelum kepalanya tenggelam di dalam air. Spontan saja, Juan langsung ikut melompat dan segera mengangkat Jessica."Jess! Kau tidak apa?!" Juan sangat
Baca selengkapnya

BAB 16. Ada Apa Dengan Kalian Semua?!

"Bukankah, sudah aku katakan kalau aku akan mengatasi Cherris saat di rumahku nanti?" Juan sudah sangat kesal disudutkan sedemikian rupa oleh Maxton.Tidak mau menghiraukan kekesalannya Juan, Maxton justru kembali mengeluarkan sebuah flasdick lainnya. "Aku tau, kalau flashdisc yang dititipkan oleh Jessica padaku tadi sudah basah. Karena kau menolongnya,""Ini, untuk berjaga-jaga," ucap Max lalu segera memasukkan kembali flasdisc yang baru ke dalam saku kemeja Juan.Ia pun pergi meninggalkan Juan dengan sejuta perasaan yang bercampur aduk di dalam ruangan tersebut. Juan memilih untuk keluar melalui pintu belakang.Dirinya masih memiliki harga diri dan juga rasa malu karena keributan yang disebabkan oleh Cherris. Sampai di mobil, bukan rumah tujuan pertamanya Juan. Melainkan sebuah unit apartemen yang ada di tengah kota menjadi tujuannya.Sebuah apartemen, di mana dirinya dulu sering melarikan diri dari rumah,hiruk pikuk pekerjaan yang melelahkan dan menghindari Jessica yang selalu setia
Baca selengkapnya

BAB 17. Mengusir atau Memberi Kesempatan

Tapi, surat yang Juan cari sama sekali tidak ditemukannya. Ia kalut dan merasa yakin kalau sebelumnya, Juan pernah mengirimkan sebuah surat. Di mana dia mengatakan kalau akan mengajak Athena diving dan snorklering di pulau Malta.Namun, Athena-nya menjawab kalau dirinya akan menunggu Juan di atas kapal dan membuatkan sandwich tuna dengan tomat segar saja. Karena dirinya sama sekali tidak bisa berenang.Surat itulah yang ingin dia cari, surat itulah yang saat ini tidak dia temukan. Juan merasa buntu dengan petunjuk yang ia ingat.Hati Juan teremas kuat saat mengingat bagaimana Jessica tadi berada di ambang kematian. Ia kalut dan berpikir bagaimana nasib Jessica.Siapa yang akan merawatnya dan dengan siapa dia akan tinggal. Diambilnya kunci mobilnya kembali, dirinya segera membuka pintu dan tampak Amber menunggu di depan pintu dengan wajahnya yang tampak memucat."Kak, Kakak mau ke mana? Kenapa Kakak meninggalkan aku," tangis Amber sambil memegang lengan Juan. Ia menahan agar Juan tida
Baca selengkapnya

BAB 18. Dia Masih Istriku!

Xairuz pun turun dari anak tangga dan segera memerintahkan penjaganya untuk membuka pintu gerbang agar Juan bisa masuk ke pekarangan mansionnya."JESSICA! JESSICA!" teriak Juan yang masih ditahan oleh dua orang penjaga bertubuh besar."Tuan, hentikan dan kembalilah!" ucap salah satu penjaga, yang wajahnya sudah basah dengan keringat karena kesulitan mengatasi tenaga Juan yang sangat kuat.Hingga dirinya menjadi tenang saat ia melihat ada satu orang dari dalam berlari mendekatinya. Jantungnya berdebar dengan gugup, merapalkan doa dalam hatinya agar ia bisa diijinkan oleh Xairuz untuk masuk ke dalam mansion."Lepaskan dia!" titah pria paruh baya tersebut."Biarkan dia masuk dan Tuan! Tolong, bersikaplah lebih sopan, atau kami tidak akan segan untuk menghubungi polisi untuk melemparmu keluar dari pekarangan rumah keluarga Romanov!" tegas pria bertubuh jangkung tersebut."Kau bisa memegang kata-kata saya," jawab Juan dan pria yang baru saja data
Baca selengkapnya

BAB 19. Aku, Tersiksa Jess!

Tangan Juan langsung melayang dan bertemu dengan pintu. Ia masih sopan, mengetuknya walau dadanya sedang mengamuk bagai tsunami yang siap menyapu bersih apa saja yang ada di hadapannya."Permisi, Tuan dan Nona, saya sudah mengantarkan tamu anda," ucap pelayan tersebut sambil menatap kesal pada Juan yang dianggapnya lancang mengetuk pintu, seharusnya dirinyalah yang mengetuk pintu tersebut.Jessica menoleh dan mengangguk anggun. Xairuz tampak berdiri di sisi ranjang Jessica bagaikan seekor anjing penjaga.Sungguh! Pemandangan yang jauh lebih memuakkan lagi bagi Juan. "Bisakah, kita bicara berdua?" Juan menatap Jessica dengan sejuta kerinduan dan kekhawatiran.Tatapan manis yang selama ini tidak pernah dilihat oleh Jessica. Tatapan seperti ini, biasanya hanya untuk Amber seorang, lalu kini ia pun mendapatkan tatapan yang justru membuatnya kesulitan bernafas.Seluruh tulang belulangnya terasa lunak dan otot tubuhnya lemas tak bertenaga dengan desiran
Baca selengkapnya

BAB 20. Kau dan Aku, Sedang Berbisnis.

Juan menggeleng dengan tegas. "Apa maksudmu hanya terbawa suasana?!" tuntut Juan tidak terima atas penilaiannya Jessica terhadap dirinya."Aku, harus istirahat, Juan. Kumohon, pulanglah," pinta Jessica, lalu menarik turun tubuhnya dan berbaring sambil memejamkan kedua matanya.Juan kalut, ia tidak mau kalau Jessica mengabaikannya seperti ini. Hingga dirinya tersadar, jika selama ini, dialah yang selalu mengabaikan Jessica.Bersikap dingin dan bahkan tidak perduli jika Jessica menangis di tengah malam. Menganggap remeh perbuatan keluarganya pada Jessica. "Ternyata, diabaikan sangatlah tidak nyaman," gumam Juan yang terdengar di telinganya Jessica.Sambil melonggarkan kemejanya, Juan menghembuskan nafasnya kasar. "Jess, pulanglah denganku. Bukan ke rumahku. Tapi, ke apartemenku. Cukup dua hari saja, sampai kita mengambil akta perceraian kita, jika jalan untuk rujuk kembali kau tolak mentah-mentah.""Maaf, tapi aku tidak bisa," tolak Jessica masih den
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status