Semua Bab Mendadak Dinikahi Mas Nevan: Bab 11 - Bab 15

15 Bab

11. Resah atau Sudah Cinta?

Hanya ada suara sendok yang bertabrakan dengan piring yang menemani makan malam Ivy dan Nevan. Ivy fokus dengan makanannya agar segera menyelesaikan makan malamnya. Sementara Nevan, sesekali mencuri pandang kepada Ivy."Saya—" Ivy.Saya—" Nevan.Keduanya saling pandang untuk kemudian berdehem canggung dan melemparkan tatapan mereka ke sembarang arah. "Pak Nevan duluan," ucap Ivy mempersilahkan Nevan untuk bicara lebih dulu.Nevan melepaskan genggaman sendoknya. Memberi perhatian sepenuhnya kepada Ivy. "Saya... Hanya mau menjelaskan kalau tadi saya memang sudah ada rencana menjenguk papa. Saya tidak bermaksud mengintili kamu atau mungkin seperti apa yang ada di dalam pikiran kamu. Saya hanya—""Bayar tagihan rumah sakit?" Potong Ivy. Nevan terdiam. Pandangannya terjatuh pada sisa nasi di piringnya. "Terima kasih. Dan tenang saja, Pak Nevan tidak perlu khawatir saya tidak berpikir seperti apa yang Pak Nevan ucapkan barusan. Tidak mungkin Pak Nevan membuang waktu Bapak hanya untuk memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

12. Kesepakatan

Hari ini matahari terasa dua kali lipat panasnya. Kulit wajah Ivy sampai memerah. Padahal ini sudah hampir jam lima sore. Perempuan itu mengambil waktu sejenak untuk mencari makan di luar selepas menyelesaikan pekerjaannya di rumah. Ivy tidak memiliki jabatan khusus di kantor Nevan atau menjadi salah satu karyawan suaminya itu. Ia hanya bekerja di rumah sesuai arahan Nevan. Perempuan itu lantas masuk ke salah satu coffee shop yang sesekali ia datangi ketika pikirannya tengah penuh. Ia memesan kopi kesukaannya kemudian duduk di meja pojok dekat jendela. Tangannya merogoh saku celana untuk mengambil ponsel. Jemarinya berselancar bebas membuka salah satu aplikasi sosial media. Seketika wajahnya berubah sendu setelah melihat postingan Joshua. Tentu saja Ivy masih mengikuti sosial media lelaki itu untuk mencari kabar dia. Di postingan itu tubuh tegapnya membelangi kamera menghadap laut. "Dia masih suka ke pantai?" lirih Ivy.Dulu Ivy lah yang sering mengajak Joshua untuk pergi ke pantai.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

13. Menilai Seseorang

"Iz ada di dalam? Iz kok password nya beda lagi. QAIZ LO ADA DI DALEM GAK?!!"Seseorang menggedor-gedor pintu dari luar seraya berteriak seperti orang kesetanan. Qaiz yang sedang menggulung tubuhnya dengan selimut menghela napas panjang, menyibakkan selimutnya—Mau tak mau—dengan kesal. Atau jika tidak tetangga apartemen nya akan protes karena merasa terganggu dengan suara perempuan di balik pintunya itu. Dengan susah payah ia bangun meski setelahnya tubuh lelaki itu terasa menggigil karena tercium AC. Dirinya sedang tidak enak badan. Qaiz membuka pintu apartemen dengan wajah masam, pun si pelaku yang sudah mengganggu waktu istirahat nya memasang wajah yang sama. Tidak, lebih buruk dari itu. Dia seperti sudah menangis."Apaan si, Vy! Gue baru mau tidur," omel Qaiz.Ivy menerobos masuk. Berbaring dan menenggelamkan tubuhnya di kasur. Yang lantas membuat kemurkaan Qaiz meningkat. Ia sudah lelah bekerja sampai merasa tubuhnya remuk dan tulangnya di dekap es batu. Dan sekarang ia harus me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

14. Salah Paham

Ivy kelimpungan sesampainya di rumah sakit. Tubuh lunglai Qaiz sudah dibawa perawat ke ruang instalasi gawat darurat. Bagaimana Ivy tidak terkejut dengan keadaan Qaiz yang tiba-tiba tidak sadarkan di ranjangnya, dengan peluh yang membanjiri seluruh wajah pucatnya saat ia hendak membangunkan sahabatnya itu untuk makan. Lalu Ivy segera menghubungi ambulans. "Gimana, Dok keadaan temen saya?" Ivy digiring seorang dokter yang ia tafsir umurnya sekitar 30 tahunan atau lebih ke sebuah ruangan yang dihuni beberapa alat medis dan sebuah komputer yang cukup besar di atas meja. Dokter yang berbeda dengan dokter yang pertama menangani Qaiz. "Ibu keluarga pasien?" tanya dokter itu. "Saya temennya, Dok. Keluarganya jauh, dia sendirian tinggal di sini," jelas Ivy. Dokter pria itu mengangguk "Baik, saya jelaskan ya kondisi pasien. Saya telah melakukan beberapa tes dan pemeriksaan. Hasilnya menunjukkan bahwa Pak Qaiz menderita Osteogenesis Imperfecta atau penyakit tulang rapuh. Atau kami biasa men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

15. Titik Terang?

"Ivy?" Suara lembut Nevan menginterupsi saat tidak ada suara yang menyahut, bahkan suara napas perempuan di belakangnya itu tidak terdengar sama sekali, jika saja tangan dingin Ivy tidak menempel di kulit punggung nya Nevan akan menyangka Ivy sudah pergi secara diam-diam. "Ivy?" Nevan membalikkan tubuhnya hanya untuk menemukan istrinya tengah tercenung. "Kamu sakit?" Tangan kekarnya mendarat di kening sempit Ivy untuk memastikan apakah suhu tubuh istrinya itu panas atau tidak. Tanpa sepatah kata apapun Ivy beranjak meninggalkan Nevan hingga tangan Nevan yang semula di keningnya terkulai ke atas kursi. Lelaki itu pun tidak protes hanya mengamati kemana Ivy pergi dan akan melakukan apa. Rupanya Ivy mengambil kotak p3k yang sudah Nevan siapkan di lemari kecil dekat kulkas. Lalu dia kembali duduk di belakang Nevan. "Lebamnya masih panas atau perih gak?" tanya Ivy pada akhirnya. Air mukanya tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran nya. Ia nampak ngilu hanya dengan melihatnya, apalagi Neva
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status