Semua Bab PENARI ITU WANITAKU: Bab 41 - Bab 45

45 Bab

MASIH CINTA

Veekit tidak menjawab dan langsung menggendong tubuh Flora dan meninggalkan Sean yang berdiri menatapi kepergian mereka."Yang terpenting dia sudah aman bersama orang itu. Flora pasti sangat trauma." gumam Sean dengan iba melihat bagaimana flora yang terlihat sangat takut dan gemetar.Veekit membawa flora ke kamar pribadi miliknya. Flora hanya diam dengan terus memejamkan mata dengan isakan tangis yang benar benar sangat terasa."Tenanglah, kamu sudah aman bersama saya." ujar Veekit dengan suara yang sangat pelan seperti berbisik. Flora tidak melepas pelukannya dan tubuhnya masih saja bergetar. Veekit membiarkan itu dan mengelus punggung Flora.Dia menatap tubuh Flora yang sudah lebih terbuka. Kemudian dia menarik selimut dan menyelimuti flora yang masih memeluknya.Keduanya pun tertidur di tengah tengah acara yang berlangsung. Veekit yakin tidak ayang tau karena keributan tadi tidak terdengar.Hari mulai terang dengan kilaunya cahaya dan suara burung yang terdengar.Veekit dan Flora
Baca selengkapnya

PENYEBAB BERPISAH

Setelah perpisahan mereka berdua karena satu masalah saja, Vinson benar benar sering merasa kosong dan memikirkan Viola. Jujur, dia masih sangat mencintai Viola bahkan sampai sekarang, dan ada rasa menyesal karena tidak mendukung keputusan Viola yang menjadi masalah keluarga mereka terpecah belah.Taukah kalian satu masalah itu apa?"Seharusnya kamu bahagia Vinson." ujar viola tersenyum pahit."Bukankah ini kemauanmu? Kamu tidak perlu terus menanggapi permintaanku yang terlihat konyol bagimu bukan?" tanya Viola menatap sinis Vinson.Vinson menunduk. Entah mengapa ada rasa menyesal semakin lama dari dalam hatinya mengingat dirinya dulu menentang keras permintaan berulang dari Viola. Sampai Viola memohon kepada dirinya berulang kali, Vinson terus menolak."Bagaimana perkembangan pencarian putri kandungmu?" tanya Vinson ragu sekaligus malu. Tentu saja dia malu menanyakan sesuatu yang dulu sangat dia dia tolak keras.Ya, inilah masalah keluarga kecil mereka terpecah belah. Masalahnya mun
Baca selengkapnya

GAJI

"Kenapa?" tanya Sani bingung karena Flora menatapinya dengan curiga."Loe ada hubungan apa sama tuan Vandes? Kok rasanya ada yang beda sekarang?" tanya Flora merasakan hawa hawanya yang mulai berbeda. Berbeda sekali sewaktu dirinya baru meninggalkan Sani bersama Vandes untuk bekerja bersama.Sani tersenyum malu malu mendengar itu. Dia berdiri dan membelakangi flora yang menunggu jawabannya itu."Jawab hey!" sentak Flora karena tak kunjung menjawab pertanyaannya."Sebenarnya, gue sama tuan Vandes itu sekarang udah mulai dekat. Gue rasa gue suka deh sama tuan Vandes hehe." jelas Sani malu malu berbalik menatap Flora.Flora terkejut bukan kepalang. Baru ditinggal hampir sebulan saja sudah banyak berubah keadaan sahabatnya ini. Wah wah wah!"Loe bisa suka sama tuan Vandes, tapi tuan Vandes mau tidak sama loe? Jangan sampe kaya gue deh." sahut Flora tidak suka."Gue yakin kok tuan Vandes juga pasti suka sama gue. Apalagi gue juga enggak kalah cantik sama wanita wanita karir di luar sana."
Baca selengkapnya

PINDAH KE APARTEMEN

Mau tidak mau, Flora akhirnya duduk di hadapannya Veekit."Ada apa denganmu? Biasanya kamu tidak sepolos dan sependiam ini." tanya Veekit tanpa menatap flora. Dia sibuk membuka alci untuk mengambil gaji Flora yang sudah dia persiapkan."Tidak ada tuan." jawab flora singkat. Veekit tidak lagi menjawab tau menyahut."Ini gajimu!" ujar Veekit memberikan sebuah amplop yang lumayan tebal. Flora melotot menatapnya. Apa itu semua isinya uang?"I..ini gaji saya tuan?" tanya flora gugup menatap amplop yang tebal itu."Hm." dehem Veekit dingin.Flora tanpa menunggu lama langsung mengambilnya dan membukanya. Ternyata, amplop yang tebal itu benar benar berisi uang semua. Flora tidak menyangka kalau gajinya akan sebesar ini."Terimakasih tuan, kalau begitu saya kembali dulu." ujar Flora. Dia masih tetap gugup apalagi jika sampai Veekit menanyakan mengenai hal tawaran itu. Rasanya dia belum siap untuk menjawab.Flora langsung berdiri dan melangkahkan kakinya menjauh namun suara Veekit menghentikann
Baca selengkapnya

SANI GILA HARTA

Ceklek..."Selamat malam pria pria tampan mama." ucap seorang wanita yang tiba tiba memasuki kamar mereka, dia adalah Sookit.Veekit dan Vandes menoleh menatap mama mereka yang semakin mendekat. Ingat Vandes adalah sepupu dari Veekit namun Sookit sudah menganggap keduanya sebagai putra yang dia sayangi."Mama kenapa belum tidur?" tanya Vandes kembali duduk. Sookit tersenyum dan duduk di dekat Vandes. Veekit hanya diam saja."Mama harus pastikan keadaan kedua putra mama baik baik saja, baru mama bisa tidur dengan tenang." jawab Sookit tersenyum mengelus rambut Vandes."Sudahi pekerjaan Veekit. Cukup hanya di kantor saja bekerjanya sayang." ujar Sookit melirik Veekit yang masih sibuk dengan layar komputernya.Sookit hanya bisa menggeleng menatap putranya yang persis sekali seperti suaminya yang sudah meninggal. Papa dan anak sama saja!"Baik ma." Veekit akhirnya menyudahi pekerjaannya atas perintah dari mamanya."Ayo kemari mendekat sayang." ujar Sookit kepada Veekit. Veekit akhirnya me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status