Home / Romansa / Dinodai Kakak Sebelum SAH / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Dinodai Kakak Sebelum SAH: Chapter 41 - Chapter 50

60 Chapters

#41

'Perempuan tanpa identitas ditemukan meninggal dunia di kolong jembatan dengan bersimbah darah. Tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuhnya. Diduga seorang tuna wisma yang kehilangan mengalami pendarahan usai melahirkan. Namun di mana janin yang dilahirkannya tidak ditemukan di sekitar lokasi. Kemungkinan sudah diambil atau diserahkan pada seseorang, karena tidak ditemukan bukti dari pantauan CCTV sama sekali.'Sebuah paragraf koran tiga puluh tahun silam, tepatnya tanggal saat ditemukannya bayi kecil di sebuah gerobak sampah milik pondok pesantren. Ustadz Fahdillah memejamkan mata saat menemukan satu bukti di perpustakaan Pondok pada kliping koran lama di tangannya."Belum tentu itu Mama Nandini, Kak! Coba cari berita lain? Em ... mungkin terekam jejak digital waktu itu?" Annisa yang mendampingi sang suami mencoba mengalihkan kesedihannya."Tiga puluh tahun lalu belum banyak berita online seperti sekarang Nisa .... Sudahlah, setid
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

#42

"Kamu sudah menemukan suami dari Mbak Andin, Mas?" tanya Nastiti pada suaminya setelah amarahnya mereda beberapa saat lalu."Entahlah ... biarkan saja, toh mereka lebih memilih jalan hidup susah ketimbang tetap di keluarga Sanjaya. Ayah sudah nggak peduli lagi, dan memang itu yang diharapkan agar aku menjadi pewaris tunggal Sanjaya." kekeh Agung memeluk istrinya di pembaringan."Trus kenapa meninggalkan aku dan menikahi Nafa waktu itu?" ketusnya melengos saat akan dicium suaminya."Sayaaaang, kamu kan tahu Ayah bangkrut setelah kebakaran hebat yang melahap habis perusahaan miliknya? Dan jalan satu-satunya agar kembali kaya adalah menikahi Nafa dan mewarisi perusahaannya, terbukti, kan? Itu demi kamu, Sayangku!" Agung meraup habis bibir sang istri tanpa ampun.Keduanya kembali tenggelam dalam lautan asmara. Setelah satu jam sebelumnya baru saja berlabuh dan berhasil meredakan amarah Nastiti. Karena sempat salah faham menemukan s
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

#43

"Papa, hentikan, Pa! Hentikan dan dengarkan Na, Pa!" teriak Aldina keras memegang lengan ayahnya yang sudah terangkat siap memukul Aldo."Papa juga tidak akan mendapatkan sepeser pun dari harta Mama Nafa! Na sudah mengambil alih semuanya tanpa sepengetahuan Papa! Jadi hentikan semua ini!" lanjutnya menatap tajam mata sang Papa yang mengerutkan dahi."Apa maksud kamu, Sayang?" tanya Agung berubah lembut pada putrinya. "Nisa, Kak Ustadz! Silakan masuk dulu! Al, bantu Mama masuk! Bi, jamu mereka seperti tamu istimewa kita!" Aldina memerintah semua orang di sekitarnya satu per satu seolah dialah ratu di istana Prameswari.Dia masuk terakhir kali dan langsung melakukan panggilan melalui telepon rumah. Tak ada yang tahu siapa yang dihubunginya. Semua orang telah berkumpul di ruang keluarga tanpa percakapan satu sama lain. Hanya terdiam menyelami pikiran mereka masing-masing. "Kak, em ... lebih tepatnya, Om Ustadz
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

#44

"Ma! Mama!!" teriak Aldo panik, saat tiba-tiba tubuh Nastiti terkulai lemas di bahunya."Hhh ...." Embusan napas panjang Dina membuatnya muak, "dia cuma pingsan Al ... dua hari nggak makan, ini?" ucap Dina, melengos tak peduli dengan kondisi ibu tirinya itu. Wajahnya dingin dan bengis sangat kentara dari sorot mata."Bi! Tolong ambilkan minyak angin dan air hangat!" titahnya pada pelayan rumah yang biasa dipanggil Bibi di rumah itu.Nisa membisikkan sesuatu pada suaminya, dia meminta ijin berpendapat dan menenangkan Dina. Sahabatnya itu seperti telah kehilangan hati dan rasa empati pada sosok ibu yang sedang kesakitan itu.Lelaki bersorban itu mengangguk dengan senyuman. Nisa berdiri dan mendekat pada Dina yang mengerutkan dahi."Bisa kita bicara sebentar, Na? Empat mata," bisik perempuan bercadar itu tepat di telinga Aldina.Keduanya menjauh dari ruang keluarga dan menaiki tangga menuju salah satu
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

#45

"Na!" pekiknya beriringan dengan suara letusan dan tubuh Dina terpental ke lantai.Nisa bersimpuh, tubuhnya bergetar hebat. Tangisnya pun tak bisa dibendung lagi. Aldina tergeletak tak bergerak dengan mata terpejam. Pis tol yang dipegangnya bersama terlempar mengenai lemari dan masih mengepulkan asap tipis di ujungnya.Tubuh kekar sang Ustadz merengkuh penuh tubuh istrinya yang berguncang. Menghalanginya dari pemandangan yang membuatnya menggigil ketakutan. Tak ada kata yang diucapkannya, hanya sebuah sentuhan berulang di kepala Nisa.Orang-orang berdatangan setelah mendengar suara letusan dari dalam kamar. Mereka menatap sedih pada tubuh Dina yang tergolek di lantai."Dina! Sayang ... bangun Naaak! Buka matamu! Ini Papa, bangunlah, Sayaaang!" teriak Agung memeluk kepala putrinya dengan mengguncang tubuh lemah itu berulang."Apa yang kamu lakukan padanya?!" Se0asang mata menatap nyalang pada Nisa yang masih sesenggukan
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

#46

'Tunggu rencana gue buat Lo, Nis ... Lo harus ngrasain apa yang gue rasain!' batinnya tersenyum miring."Gu–a–aku minta maaf Nis ...," ucap Aldo ragu memilih kata ganti yang tepat.Gadis yang terlihat sepasang mata saja itu mengangguk dan tersenyum di balik cadarnya."Berarti gue boleh panggil Kak Fahd aja, kan, Nis? Kayak lo?" sahut Dina hendak mendekat ke arah pria yang dengan sigap menghindarinya."Maaf," ucapnya mengatupkan tangan dan menunduk. Berpindah berdiri di belakang Annisa."Eh? Kita kan saudara? Masa sih nggak boleh sentuhan? Bukankah kita punya darah yang sama?" Dahi Dina berkerut kebingungan dengan sika0 Fahdillah yang seperti sangat menghindari kontak fisik dengannya.Ya, setelah semua kisah diungkapkan oleh Pak Johan selaku pengacara keluarga Prameswari. Baik Dina, Ustadz Fahdillah dan juga Aldo serta Nisa melakukan tes DNA demi membuktikan asal usul masing-masing dari mereka.Fahdillah benar adalah anak dari Nandini Sanjaya–kakak perempuan Agung Sanjaya. Setelah ter
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

#47

"Nisa? Kenapa kamu tiba-tiba dari jendela?" racau Fahdillah menoleh ke arah samping. Dia tengah memijit kepalanya yang terasa pening.Setelah berpamitan dengan istrinya, tak lama sesirang gadis cilik menawarkan botol air mineral yang diajajakan. Katanya sang ibu butuh biaya pengobatan. Rasa simpati Fahdillah membuatnya membeli semua air mineral yang dibawa gadis itu. Kemudian memberikannya secara cuma-cuma pada santri.Dia sempat meminum sedikit salah satunya yang diserahkan langsung khusus untuknya dari gadis kecil berhijab. Namun kemudian sang ustadz merasakan pusing dan tubuhnya memanas. Sebelum bertambah parah dan menyusahkan santri nantinya, dia memutuskan pulang. Dan ternyata Annisa baru saja memasuki halaman rumah usai belanja di warung.Melihat bidadari dunianya, pandangan dan jiwa kelelakian Fahdillah meningkat drastis. Terlebih sempat melihat kemesraan tetangga sebelah rumah yang sedang berciuman panas. Sang ustadz semakin tersulut apa yang sedari tadi terpantik. Entah kena
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

#48

'Cepat kemari, to–lol! Gue tertangkap, lo juga bakal kena, buruan!' bisik perempuan mematikan ponselnya dengan geram, gigi geraham berkerat kuat dan dua tangan mengepal."Si–alan! Dia bilang gue to–lol? Gara-gara dulu lo bikin Aldo nggak percaya sama gue dan jauhin gue. Hidup gue makin ancur, Na! Semua cuma karena bokap lo!" umpat seorang pria berpenutup kepala menyeringai setelah memasukkan ponsel.Dia mengamati seorang gadis muda dari kejauhan yang tampak tengah berlari panik. Berkali-kali menoleh ke belakang berjalan cepat tanpa alas kaki. Terus melangkah dengan gusar dan berakhir di sebuah batas sungai besar yang terdapat jembatan. Dengan berani gadis itu sembunyi di antara tembok penyangga jembatan yang tak terlihat dari jalanan. Berjongkok di sana dan menghubungi seseorang dengan marah.Deru aliran sungai yang membuatnya harus berteriak saat berhasil mengatakan sesuatu pada panggilan yang tersambung.Seorang yang berada di jarak sekitar 5 meter dari tempat gadia itu bersembunyi
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

#49

Keduanya larut dalam pikiran masing-masing, hingga tak sadar seseorang menyaksikan mereka dari ambang pintu. "Assalamualaikum!" Suara salamnya terdengar tertahan di akhir. Seorang berhijab lebar langsung membalikkan badan dan salah tingkah menyaksikan pasangan suami istri sedang berpelukan di dalam ruang rawat klinik pondok. "Maaf," ucap Fahdillah lirih memperjauh jarak, berdiri tegak dan menoleh ke pintu. "Ustadzah Lia?" Panggilan Nisa membuat sang pemilik nama mengangguk dan masih belum berani mengubah posisinya membelakangi ruangan. "Silakan masuk!" titah Ustadz Fahdillah dengan sedikit kekehan dan mendekat ke brangkarnya sendiri. "Apa saya boleh masuk sekarang?" tanyanya gugup. Nisa mencoba menahan tawanya karena masih terasa sakit di tenggorokan yang terluka. "Iya Ustadzah, maafkan kami. Masuklah! Kak Fahd ngumpet di ke toilet, tuh!" balas Nisa dengan kekehan yang dipaksakan. Setelah basa basi menanyakan keadaan, Ustadzah Lia menyampaikan kedatangannya selain menje
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

#50

'Apa kamu tak merasakan hal yang sama denganku, Kak? Aku menunggumu menghalalkanku, tapi ...,' batinnya terus berisik dalam air mata yang terus mengalir semakin deras. Fahdillah mulai lelah membujuk istrinya yang pura-pura tidur. Dia berpindah ke brangkarnya dan bersandar di kepala ranjang. Melantunkan ayat suci dengan merdu sambil menatap langit-langit kamar. Bacaannya terhenti tepat di Surat Annisa ayat 23 tentang mahram. Mana saja perempuan yang diharamkan untuk dinikahi oleh laki-laki. Ayat itu pertama kali diajarkan Abah dan Umma padanya sejak mulai menginjak baligh, sekitar usia 11 tahun. Pandangannya menerawang jauh ke masa itu. "Jadi, nanti kalo sudah besar. Fahd dan Adek Lia boleh menikah, ya, Bah?" tanya Fahd kecil menatap penuh antusias pada sosok bersorban dan berjenggot panjang yang memangkunya bersamaan dengan Lia. "Eh? Kok sudah bahas menikah? Kak Fahd memangnya tahu apa itu menikah?" kekeh Abah menoel hidung mancung Fahdillah yang saat itu baru lulus SD. "Meni
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status