All Chapters of Bos Mencuri Ciuman dari Istrinya yang Hamil Setelah Bercerai: Chapter 1641 - Chapter 1650

1676 Chapters

Bab 1641

Di dalam email itu, terdapat sebuah video.Tokohnya adalah Jenzo, serta seorang wanita yang wajahnya telah diberi efek mosaik …"Kok cuma ini?"Jeanet menonton sampai selesai, lalu memandang Jenzo dengan wajah bingung. "Ini nggak ada apa-apanya, kan?""Masih dibilang nggak ada apa-apanya?" Wajah Jenzo memerah karena kesal, menatap adiknya. "Oh, lupa, kamu kan dokter …"Sebagai seorang dokter, karena sudah terbiasa dengan anatomi tubuh manusia, memang jarang merasa malu."Itu apa hubungannya sama profesiku sebagai dokter?"Jeanet menggeleng tak habis pikir sambil tertawa kecil. "Di video ini, kalian paling cuma nggak pakai baju dan berbaring bareng.""Itu aja udah cukup parah, kan?"Jenzo tampak syok. "Lagi pula, tiap kali mereka kirim videonya ke aku, isinya beda-beda! Kamu yakin mereka nggak punya yang lebih parah?""Oh …"Jeanet mengangguk pelan. "Kalau begitu, ya, mungkin saja memang masih ada yang lebih parah.""Iya, kan?"Wajah Jenzo terlihat makin suram, panik luar biasa."Ini ng
Read more

Bab 1642

"Baik, aku mengerti."Setelah Kayshila selesai menelepon dan kembali, Zenith berdiri membelakanginya tanpa mengucapkan sepatah kata pun, jelas sedang ngambek, nungguin dihibur."Zenith."" …""?" Kayshila tertawa kecil, lalu berbaring di sampingnya. "Ngambek ya?""…" Zenith tetap diam, matanya tertutup."Jangan ngambek dong." Kayshila tersenyum, lalu menyusup ke pelukannya dan mendongak untuk menciumnya. "Suamiku … suamiiikuuu …"Nada akhirnya ditarik panjang, genit dan manja.Zenith paling nggak tahan kalau dia sudah begini. Seketika merentangkan lengan dan menariknya masuk ke dalam selimut, tanpa sepatah kata pun langsung menutup mulut istrinya dengan ciuman."Suamiku …"Begitu sekali lagi dipanggil, Zenith makin tak bisa berhenti...Sampai selesai, mereka berdua mandi, dan Zenith menggendongnya kembali ke tempat tidur. Saat ia menyuapinya air minum, barulah Kayshila perlahan membuka mata, pikirannya mulai agak jernih.Begitu berbicara, suaranya agak serak."Gara-gara kamu, aku sampa
Read more

Bab 1643

Jeanet dan Jenzo saling bertatapan, keduanya masih tampak ragu.Farnley bisa melihatnya, dan dia pun mengerti alasan keraguan mereka.Dia dan Jeanet sebelumnya memiliki banyak keterikatan emosional. Dengan susah payah, Jeanet akhirnya berhasil melepaskan diri darinya dan siap memulai hidup yang baru. Jadi wajar saja jika mereka tidak ingin lagi ada hubungan dengan dirinya."Jeanet," panggil Farnley, perasaannya pahit, namun ucapannya justru berusaha menenangkan."Sekalipun hari ini yang datang adalah Zenith, dia juga tetap akan meminta tolong padaku. Dia hanya menjadi perantara saja."Maksud tersiratnya, meskipun mereka tidak bertemu dengannya, budi ini tetap akan menjadi hutang sekeluarga Gaby."Aku datang justru untuk menghemat satu langkah proses, juga agar bisa memahami situasinya lebih detail. Bukankah itu lebih baik?" tanya Farnley ketika melihat Jeanet tetap diam."Masak kamu akan mengabaikan masalah Jenzo hanya karena kamu benci padaku?""Bukan, bukan itu!" Jeanet buru-buru men
Read more

Bab 1644

Yang mengejutkan, ternyata Farnley juga ada di sana."Jeanet."Farnley keluar dari dalam, menyambut mereka. "Di dalam cukup besar, aku takut kalian tersesat. Ayo masuk.""Baik.""Terima kasih."Setelah masuk, seorang petugas datang membawa Jenzo untuk membuat laporan, melakukan identifikasi, dan serangkaian prosedur lainnya. Karena Jeanet bukan pihak yang terlibat langsung, dia hanya bisa menunggu di luar."Duduklah."Farnley membawanya ke ruang teh staf dan menuangkan segelas air untuknya."Terima kasih." Jeanet terlihat agak gugup. "Aku duduk di sini, apa tidak apa-apa ya?"Ini kan tempat istirahat para pegawai."Hm?"Farnley mengangkat alis dan tersenyum, "Kalau kamu merasa tidak nyaman, aku bisa ajak kamu ke kantor kakakku. Di sana lebih luas, memang lebih nyaman.""Tidak, tidak usah!"Jeanet buru-buru menggeleng, "Di sini saja sudah cukup …"Tatapan mereka bertemu. Farnley tersenyum duluan. "Kamu gugup kenapa?""Kamu masih tanya?" Jeanet memelototinya, "Menggodaku ya?""Mana ada."
Read more

Bab 1645

Wajah Jeanet tampak tidak senang, sementara Farnley yang berdiri di sana juga merasa canggung.Ia memaksakan senyum, "Kalau begitu, makan malam ini ... kita batalin aja?""Kenapa?"Jeanet cemberut, pipinya mengembung karena kesal."Mereka nggak datang, terus kita jadi nggak makan? Emangnya kita nggak bisa makan sendiri? Tempat ini susah dapetnya, tahu nggak? Belum lagi bahan makanannya yang diimpor, semuanya butuh waktu nunggu!"Sambil ngomel, dia menarik kursi dan duduk.Lalu dia melotot ke arah Farnley. Emosinya sudah terlanjur naik, jadi bicaranya juga nggak lagi sopan."Duduk! Tunggu makan! Mereka nggak makan, pas banget, kita jadi bisa makan lebih banyak!""Hmm, baik."Farnley mengatupkan bibir, lalu duduk dengan senyum kecil."Mas!" Jeanet mengangkat tangan dan menekan bel layanan, memanggil pelayan. "Makanannya bisa dihidangkan.""Baik, mohon tunggu sebentar."Tak lama kemudian, makanan mulai dihidangkan.Jeanet mengisyaratkan Farnley, "Makan yuk, jangan sungkan."Sambil itu dia
Read more

Bab 1646

"Hamil, ya?""Ah …" Jeanet terkejut."Wah, bagus dong."Belum sempat Jeanet menyangkal, Snow sudah tertawa, "Kalian cepat juga, ya? Jeanet juga baru sadar belum lama ini kan? Tapi, Farnley memang sudah menunggumu cukup lama. Usianya juga sudah tidak muda lagi, memang harus cepat-cepat."Lalu ia menoleh ke arah pacarnya."Setelah kami menikah nanti, kami juga berencana segera punya anak. Mumpung masih muda, tubuh juga cepat pulih, dan masih punya tenaga buat mengasuh. Betul, kan?"Pacarnya menatapnya sambil tersenyum, "Betul."Snow sedikit malu, lalu mengangguk pada Farnley dan Jeanet, "Kalau begitu, kami pamit duluan, ya.""Baik.""Oh, iya."Seolah teringat sesuatu, Snow menambahkan, "Waktu pernikahan kami nanti, Farnley, Jeanet, kalian berdua harus datang, ya.""Ya ...""Duluan ya."Snow menggandeng pacarnya, berjalan pergi sambil tersenyum manis.Di belakang mereka, Farnley dan Jeanet tiba-tiba terdiam dalam suasana yang agak janggal."Uhm …"Setelah cukup lama, Jeanet sendawa pelan
Read more

Bab 1647

Di Hajin, tempat ini sudah pernah dikunjungi oleh Kayshila, tapi bagi Jeanet yang asli Jakarta, ini adalah kunjungan pertamanya.Masih pagi buta ketika Kayshila menjemput Jeanet dari rumah Keluarga Gaby. Saat mereka tiba di Hajin, waktu baru menunjukkan sekitar pukul tujuh lebih, belum juga jam delapan.Di kursi belakang, Jannice masih terlelap manis di kursi anak.Zenith turun dari mobil dan menggendong Jannice, "Aku bawa dia duluan ke kamar."Meskipun pengasuh ikut dalam perjalanan kali ini, Jannice sekarang sedang sangat lengket dengan ayahnya. Kalau bangun dan tak melihat sang ayah, dia pasti akan menangis dan rewel."Baik," jawab Kayshila, mengaitkan lengannya di lengan Jeanet. "Aku dan Jeanet pergi sarapan dulu."Barang-barang bawaan tentu saja akan diantarkan oleh staf resort ke kamar mereka."Oke," kata Zenith sambil membawa Jannice pergi.Melihat punggung ayah dan anak itu, Kayshila tak tahan untuk mengeluh, "Anak itu benar-benar dimanjakan habis-habisan olehnya. Menurutku sih
Read more

Bab 1648

Kelihatan usianya tidak terlalu tua."Aku juga kurang tahu," jawab Kayshila sambil menggeleng. "Mungkin saja."Tapi Jeanet merasa, itu sepertinya bukan rekan kerja. Lebih mirip pacarnya. Cara mereka bicara sangat alami dan akrab. Kalau hanya hubungan kerja, tidak akan sedekat itu.Jangan-jangan … Farnley akhirnya punya pacar?Bisa saja.Meski selama lebih dari setahun ini dia selalu sendiri. Tapi sekarang situasinya berbeda. Dia sudah secara jelas menolaknya.Kalau dia ingin memulai hubungan baru, itu hal yang wajar."Jeanet?"Kayshila melambaikan tangan di depan wajahnya. "Kamu lagi mikirin apa? Sampai melamun begitu.""Hmm?" Jeanet langsung sadar dan tersenyum. "Nggak, cuma ... sandwich di sini enak banget.""Cobain kopinya juga, aromanya kuat banget."Setelah sarapan, Kayshila mengajak Jeanet memilih pakaian berkuda.Kayshila bukan pertama kali ke sini, Zenith sudah dua kali membawanya. Dia sudah punya pakaian berkuda khusus, jadi tinggal pilihkan untuk Jeanet."Jeanet, yang ini saj
Read more

Bab 1649

Setelah selesai menelepon, Kayshila kembali masuk dan melihat Jeanet kembali melamun."Jeanet? Lagi lihat apa tuh?""Hmm?" Jeanet tersadar, lalu melirik kesal, "Kamu ke mana sih? Baru aja balik badan, tiba-tiba ngilang.""Maaf, maaf."Kayshila tersenyum sambil mengangkat ponselnya, "Jannice sudah bangun, terus nangis karena nggak lihat aku. Semua gara-gara dimanjain sama ayahnya."Sambil bicara, dia memperhatikan tubuh Jeanet."Pinggangmu ini …"Nggak tahan, dia pun menjitaknya pelan."Udah kurus banget. Ini ukuran paling kecil aja masih longgar.""Iri ya?""Iri doang? Cemburu berat aku!"Keduanya pun tertawa dan keluar bersama."Kamu mau jemput Jannice?""Enggak perlu." Kayshila menggeleng, "Ayahnya yang bakal bawa dia ke bawah. Aku antar kamu dulu pilih kuda dan cari pelatih, ya.""Gak apa-apa nih? Nanti Jannice marah, mikirnya aku rebut mamanya?""Kalau gitu, kamu aja yang ribut sama dia.""Hahaha …"Mereka pun pergi memilih kuda terlebih dahulu.Di sana, mereka kembali bertemu deng
Read more

Bab 1650

”…"Jannice memandang ibunya, lalu menoleh ke arah ayahnya. Tak sampai dua detik, dengan lengan kecilnya, ia menumpu ke tanah dan bangkit.Ia langsung memeluk Kayshila, “Mama!"“Anak baik!"Kayshila tersenyum dan memeluk putrinya, mencium pipinya. Zenith pun berjalan mendekat, mengangkat Jannice, lalu menggandeng tangan Kayshila …Keluarga kecil itu, berdiri bersama, seperti lukisan yang indah.Jeanet menatap mereka, merasa iri sekaligus terharu …“Nona Gaby. Saya pelatihmu. Kita bisa mulai sekarang?"Pelatihnya sudah datang.Jeanet tersenyum dan mengangguk, “Baik, ayo mulai."“Nona Gaby pernah menunggang kuda sebelumnya?"“Belum pernah."“Kalau begitu, saya akan ajarkan cara naik dan turun kuda dulu, lalu kita berjalan perlahan."“Baik."Di sisi lain lapangan kuda, Farnley membantu gadis yang bersamanya turun dari kuda.“Aduh …" Gadis itu terengah-engah, melambaikan tangan, “Nggak kuat, capek banget, aku harus istirahat sebentar."Farnley tertawa kecil, “Awalnya memang begitu, jangan
Read more
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status