"Hamil, ya?""Ah …" Jeanet terkejut."Wah, bagus dong."Belum sempat Jeanet menyangkal, Snow sudah tertawa, "Kalian cepat juga, ya? Jeanet juga baru sadar belum lama ini kan? Tapi, Farnley memang sudah menunggumu cukup lama. Usianya juga sudah tidak muda lagi, memang harus cepat-cepat."Lalu ia menoleh ke arah pacarnya."Setelah kami menikah nanti, kami juga berencana segera punya anak. Mumpung masih muda, tubuh juga cepat pulih, dan masih punya tenaga buat mengasuh. Betul, kan?"Pacarnya menatapnya sambil tersenyum, "Betul."Snow sedikit malu, lalu mengangguk pada Farnley dan Jeanet, "Kalau begitu, kami pamit duluan, ya.""Baik.""Oh, iya."Seolah teringat sesuatu, Snow menambahkan, "Waktu pernikahan kami nanti, Farnley, Jeanet, kalian berdua harus datang, ya.""Ya ...""Duluan ya."Snow menggandeng pacarnya, berjalan pergi sambil tersenyum manis.Di belakang mereka, Farnley dan Jeanet tiba-tiba terdiam dalam suasana yang agak janggal."Uhm …"Setelah cukup lama, Jeanet sendawa pelan
Read more