“Hus! Pergi sana,” usirku pada sosok usil di belakangku. “Kamu ngusir aku?” omel Nona Lisa yang ternyata salah paham dengan maksudku.Aku pun merenges dan menggeleng. “Bukan Nona, tapi penghuni jok belakang. Tuh!” tunjukku dengan dagu yang ternyata sudah menghilang. Syukurlah makhluk itu tahu diri. "Emang stres kamu!" umpat Nona Lisa yang hanya aku tanggapi dengan senyuman.Aku pun kembali melajukan mobil, hendak menuju ke pantai yang ada di kota ini. Seperti janjiku pada Nona Lisa, melihat matahari tenggelam dengan pemandangan yang indah indah tentunya. Membayangkan saja, aku sudah merasa bahagia karena baru kali ini jalan berdua dengan cewek cantik. Meskipun dia berstatus anak bos, bagiku tak masalah. Yang penting layak digandeng. Selain itu, Nona Lisa juga seperti nggak keberatan aku ajak ke mana mana. Meski protes, sikapnya cukup menghormati aku yang hanya jadi jongosnya itu.Ponselku berdering berulang kali. Aku yang sedang menyetir pun tak bisa mengangkatnya karena ada di dal
Read more