All Chapters of Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif: Chapter 71 - Chapter 80

960 Chapters

Bab 71

Di ruang istirahat.Liana melihat Yohan membuka tutup salepnya dan bulu matanya bergetar, "Pak Yohan."Yohan berhenti dan menatapnya. Liana berdiri dan berkata, "Itu ... berikan saja salepnya kepada saya. Saya bisa mengoleskannya sendiri."Yohan meliriknya dan bertanya lagi dengan ragu, "Apa kamu bisa melakukannya sendiri?""Ya, saya bisa." Liana mengangguk dengan tegas.Yohan tidak memaksa lagi dan memberikan salep itu padanya, "Ingatlah untuk mengoleskannya, kalau nggak, nanti akan meninggalkan bekas."Saat dia mengatakan itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik ke bahunya. Memikirkan bahu yang halus dan bulat itu, dia merasa sedikit bersemangat di dalam hatinya."Ya." Liana mengangguk, "Kalau begitu aku keluar dulu ...."Sebelum dia selesai berbicara, ponsel Yohan tiba-tiba berdering.Yohan melihat ponselnya dan menjawab telepon, "Halo."Suara Helena terdengar dari telepon, "Pak Yohan, apa kamu sedang sibuk?""Ya. Ada urusan apa?" Yohan sedang berbicara di telepon, tetap
Read more

Bab 72

"Bukankah sia-sia kalau membuang sup ayam yang enak ini?" Yohan berkata sambil menatap Liana, "Liana, apa kamu mau makan sup ayam?"Liana tiba-tiba dipanggil.Helena menggertakkan giginya, tetapi senyuman muncul di wajahnya, "Ya, Liana, kalau kamu suka aku akan menuangkan untukmu. Sayang sekali kalau sup ini dibuang. Aku sudah merebus sup ayam ini untuk waktu yang lama."Liana benar-benar tidak paham. Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Saya juga tidak suka sup ayam, terima kasih Pak Yohan dan Kak Helena.""Benarkah?" Helena menunjukkan sedikit kekecewaan di wajahnya, "Sayang sekali."Yohan tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya berkata, "Biarkan saja di sini. Aku akan memberikannya pada Hasan nanti. Dia suka sup ayam."Helena mengerutkan bibirnya, "Oke."....Helena menuangkan kembali sup ayam ke dalam termos. Saat dia keluar, Yohan dan Liana sama-sama sibuk. Pemandangan yang tampak harmonis dan tenang itu sedikit mempesona di mata Helena.Dia berjalan mendekat dan berkata, "Pak Yo
Read more

Bab 73

Wajah Liana merah karena marah.Namun, di mata Helena, rona merah ini berubah menjadi rasa malu dan bersalah. Dia berkata dengan suara tenang, "Liana, kamu masih muda, jangan selalu membuat keputusan yang salah dan mengambil jalan yang salah.""Saya tidak ...." Liana ingin membela diri, tetapi tiba-tiba melihat sorot mata Yohan yang lembut, tanpa keraguan, dan sangat tenang. Sorot mata itu bisa menenangkan emosinya.Yohan melihat ujung mata merahnya dan berkata, "Liana, pergi dan panggilkan Hasan."Liana tertegun sejenak. Kalau dia mau memanggil Hasan, dia tinggal memanggilnya dengan meneleponnya. Dia tidak perlu pergi untuk memanggil Hasan. Apa maksudnya dia ingin menyingkirkannya dan berbicara dengan Helena?"Baik." Liana segera berdiri dan berjalan keluar kantor.Begitu pintu ditutup, Helena berkata, "Pak Yohan, bagaimana dengan masalah Winda?"Yohan terdiam selama beberapa detik dan berkata, "Karena kamu sudah bicara, aku akan beri dia kesempatan lagi."Helena sangat gembira dan be
Read more

Bab 74

Yohan menunjuk ke sofa di sampingnya, "Pergi dan duduklah di sana. Lihat dan cek lagi baik-baik."Hasan terdiam.Meski dia bingung, dia tetap melakukan apa yang dikatakan Yohan. Dia berjalan ke sofa dan duduk, membacanya dengan cermat berulang kali ....Melihat hampir waktunya pulang kerja, Hasan telah membolak balik dokumennya, tetapi dia masih tidak melihat ada masalah. Dia membacanya lagi kata demi kata, berdiri dan berjalan menuju Yohan, "Pak Yohan, apa masalahnya? Bisakah Anda menjelaskannya dengan jelas?"Yohan mendongak dari komputer, "Apa kamu sudah selesai membacanya?""Ya.""Oke." Yohan melihat ke jam lagi, "Kalau begitu kamu bisa pulang kalau sudah selesai membacanya."Hasan. "Tapi, Anda belum memberi tahu saya, apa salah dokumen ini?""Oh." Yohan mengambil dokumen itu, "Tidak ada masalah, aku cuma mau kamu membacanya beberapa kali lagi. Mungkin saja ada masalah."Hasan terdiam.Yohan mengabaikannya dan memanggil Liana yang sedang mengemasi barang-barangnya untuk pergi, "Tun
Read more

Bab 75

Yohan keluar dari tempat parkir bawah tanah dan melihat Liana berdiri di halte bus dari kejauhan. Memikirkan penolakannya, Yohan merasakan emosi yang tidak dapat dijelaskan di dalam hatinya.Saat ini, Helena menelepon dan bertanya kepadanya, "Pak Yohan, apa kamu akan pulang untuk makan malam hari ini?""Aku ada acara, kalian makan saja dulu.""Baiklah kalau begitu." Nada suara Helena terdengar sedikit kecewa, "Kalau begitu, apa kamu mau camilan malam? Aku akan menyiapkannya untukmu terlebih dulu.""Nggak perlu, aku nggak biasa makan camilan. Kamu sibuk dari pagi pasti lelah, istirahatlah lebih awal.""Oke."Setelah menutup telepon, Yohan duduk lama di dalam mobil. Baru setelah dia melihat Liana naik bus, dia mengetukkan jarinya pada kemudi dua kali, lalu membuka kontak nomor di ponselnya dan menelepon Reno."Dimana?""Klub malam." Suara Reno yang bingung terdengar dari seberang, "Kenapa? Kamu mau datang?""Segera." Setelah mengucapkan kata ini, Yohan menutup telepon dan pergi ke klub m
Read more

Bab 76

Linda merasa gugup terhadap adiknya. Dia takut adiknya akan tersesat dan dia akan menjadi sasaran orang jahat. Di matanya, Pak Yohan itu bos Perusahaan Lewis yang pastilah seorang pria paruh baya dengan tubuh besar dan perut buncit. Pria seperti ini biasanya sangat bernafsu dan suka menggoda gadis-gadis muda dan cantik di perusahaan.Liana menggelengkan kepalanya, "Nggak, dia sudah punya pacar.""Meski dia punya pacar, dia bisa saja menggodanya di luar.""Nggak akan. Pak Yohan bukanlah orang seperti itu." Liana sendiri tidak menyadarinya. Secara tidak sadar, dia memihak Yohan, takut orang lain akan salah paham atau mendiskreditkannya.Mungkin karena sering mendengar apa yang dikatakan Candra, Linda masih sangat khawatir. Setelah beberapa kata peringatan lagi, dia mengambil sup ayam, menyesapnya beberapa kali dan berkata, "Yah, sup ayam ini rasanya enak sekali. Pacar bosmu sangat pandai memasaknya. Nah, kenapa bosmu memberimu sup ayam yang begitu lezat ini?""Dia nggak suka makan sup ay
Read more

Bab 77

"Omong kosong!" Linda meraih tangannya, membelai pipinya dengan jari-jarinya, dan berkata dengan lembut, "Tapi, Liana adikku ini adalah gadis paling lucu dan berperilaku baik di dunia. Kalau suatu saat kamu menikah, kamu harus menikah dengan pria yang baik. Jangan khawatir, aku nggak akan membiarkanmu menderita lagi. Aku akan tetap membuka mata dan mencarikan yang lebih baik untukmu."Liana menggigit bibirnya dan tidak berkata apa-apa.Kakak mengira dia berbicara karena marah, tetapi dia berbicara dari lubuk hatinya. Masyarakat sepertinya selalu memberi label pada anak perempuan 'menikah, punya anak, mengasuh suami dan membesarkan anak', dan laki-laki adalah penopang keluarga. Kalaupun laki-laki melakukan kesalahan, tidak jadi masalah. Nampaknya pernikahan bukanlah sebuah pernikahan, melainkan sebuah belenggu yang tak terlihat pada anak perempuan.Namun, sekarang, Linda sepertinya terjebak dalam lapisan belenggu ini. Liana tahu kalau apa pun yang dia katakan sekarang, kakaknya tidak ak
Read more

Bab 78

"Permisi, apa ini Asisten Liana?" Suara di ujung telepon terdengar familier, tetapi Liana tidak mengenali siapa orang itu saat ini.Dia mengangguk. "Ya , itu aku.""Bos kalian Pak Yohan mabuk di klub malam, bisakah Anda datang dan menjemputnya?""Pak Yohan mabuk?" Liana agak terkejut, "Tetapi, bukankah Anda harus menelepon Asisten Hasan?""Hasan juga mabuk dan mereka berdua bersama." Reno membuka matanya dan berbohong mengatakan, "Kalau kamu nggak datang, maka aku harus mengusirnya keluar, dan membiarkannya tidur di jalan."Setelah mengatakan itu, dia menutup teleponnya.Reno melihat ponselnya dan tersenyum, Yohan, Yohan, aku ingin tahu apa kamu tertarik dengan putri malu ini!Liana memegang ponselnya dan ragu-ragu selama beberapa detik. Dalam benaknya, dia membayangkan Yohan diusir dari klub sambil mabuk dan tidur di jalan. Kalau ini difoto oleh media, bukankah Pak Yohan akan malu?Mengingat Yohan minum anggur hari itu dan memintanya menjadi sopirnya untuk mengantarnya pulang, Liana m
Read more

Bab 79

"Pak Yohan!" Liana ingin bangun, tetapi begitu dia setengah jalan, dia merasa kakinya menjadi lemas dan tidak bisa menahan diri untuk tidak terjatuh kembali.Yohan baru saja selesai mandi, dia mengenakan kemeja dengan dua kancing di kerahnya terbuka, dan kulitnya yang terbuka bersinar dengan warna merah muda terang. Begitu dia keluar, dia mencium aroma di udara dan merasakan sesuatu yang aneh.Melihat Liana seperti itu, dia langsung mengambil selimut di tempat tidur dan berkata, "Keluar dulu dan tinggalkan kamar ini.""Baik," jawab Liana, tetapi kakinya sangat lemah sehingga dia tidak bisa berdiri. Dia telah berusaha dengan keras untuk waktu yang lama, tetapi makin dia cemas, makin sedikit dia dapat mengerahkan kekuatannya.Saat Yohan melihat ini, dia berjalan mendekat dan berjongkok di depannya, "Apa kamu bisa berdiri?"Liana menggigit bibirnya, mencoba lagi, menggelengkan kepalanya, "Tidak bisa ...."Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Yohan mengulurkan tangan dan mengangkatnya. Lian
Read more

Bab 80

Mata Liana membelalak, bertanya-tanya apakah dia masih rasional sekarang atau apakah dia sepenuhnya dikendalikan oleh obat-obatan. Dia hanya merasa kata-kata ini eksplisit dan lugas, tidak terlihat seperti yang akan dikatakan Yohan.Dia menggigit bibirnya dan berkata setelah beberapa saat, "Pak Yohan, Helena masih menunggumu di rumah."Yohan menempelkan ujung jarinya ke sudut bibir Liana dan mengusapnya dua kali, "Kalau kamu bersedia, aku akan mengurusnya.Liana tidak mengerti apa artinya menanganinya dengan baik. Sebelum dia bisa memikirkannya, Yohan sudah mencondongkan tubuh ke dekatnya. Ujung hidungnya hampir menyentuh hidungnya, dan dia menatap bibir merah mudanya dari jarak dekat. Yohan merasa Dia seperti busur yang dikencangkan, dan anak panahnya sudah terpasang pada talinya dan harus ditembakkan. Tetapi dia takut menakuti Liana, jadi dia masih mencoba yang terbaik untuk menahan api yang mendidih dan perlahan merayunya."Liana, baumu sangat harum." Yohan memiringkan kepalanya, me
Read more
PREV
1
...
678910
...
96
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status