"Ya." Citra mengangguk, dengan sedikit penyesalan di matanya, "Tapi, jangan khawatir, aku akan tiba pada malam pernikahanmu."Liana memandangnya, "Ya."Telepon Citra berdering lagi, nada deringnya agak mendesak. Dia melihatnya, menepuk tangan Liana dan berkata, "Aku akan menerima telepon."Begitu dia berdiri, Liana juga berdiri dan berteriak ke belakang, "Bu."Tubuh Citra membeku mendengar suara "Ibu".Dia berbalik perlahan, wajahnya sudah berlinang air mata.Liana melangkah maju, mengulurkan tangannya dan memeluknya, "Bu, aku memaafkanmu. Bagaimanapun juga, kamu adalah ibuku."Citra tidak bisa menahan diri dan menangis.Liana berkata, "Yono memberitahuku segalanya tentang Maura. Aku bersedia memaafkanmu. Aku harap aku bisa mengumpulkan berkah untukmu dan dia, dan aku juga berharap dia bisa segera sembuh."Citra memegang tangannya erat-erat, dengan air mata berlinang, "Terima kasih, Liana, ibu benar-benar berterima kasih. Kamu harus tetap bahagia, kamu harus bahagia!""Um."...."Apa k
Read more