All Chapters of Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif: Chapter 151 - Chapter 160

960 Chapters

Bab 151

Liana sama sekali tidak mendengarkan kata-kata Hamdan.Mungkin dia terlalu khawatir, jadi dia tertidur setelah beberapa saat.Saat membuka mata lagi, itu sudah keesokan paginya.Tempat tidur Winda kosong. Sejak dia putus dengan Hamdan, dia sering tidak pulang ke asrama, jadi suasananya sunyi.Liana turun dari tempat tidur dan mandi, karena tadi malam dia tidur tanpa mandi. Seluruh badannya terasa lengket dan dia merasa kotor. Jadi, dia mengambil satu set baju dan pergi untuk mandi.Saat dia keluar dari kamar mandi, ada ketukan di pintu asrama.Dia berjalan mendekat dan membuka pintu. Orang yang berdiri di depan pintu adalah Hamdan.Liana memegang gagang pintu, tidak berencana untuk membiarkannya masuk, "Kenapa kamu ke sini lagi?"Hamdan mengenakan setelan kasual berwarna biru tua, dengan beberapa helai rambut tergantung di dahinya. Matahari bersinar dari belakangnya, tetapi Liana tidak lagi tergerak olehnya.Dia melirik handuk yang membungkus rambut Liana, matanya lembut dan ambigu, "A
Read more

Bab 152

....Beberapa menit kemudian, Liana membuka pintu asrama.Hamdan berdiri di luar dan bermain dengan ponselnya dengan kepala menunduk. Dari sudut matanya, dia melihat pintu terbuka, jadi dia meletakkan ponselnya dan berdiri tegak, melihat ke arahnya.Matanya beralih dari Liana, "Kenapa kamu nggak pakai baju yang kubelikan untukmu?"Liana mengembalikan tas itu kepadanya, "Aku nggak suka, ini aku kembalikan padamu."Hamdan mengerutkan kening tetapi tetap menerimanya.Liana telah mengambil beberapa langkah ke depan dan berbalik, "Bukankah kita mau pergi ke rumahmu?"Keduanya masuk ke dalam mobil dan Hamdan melepaskan tangannya untuk memegang tangan Liana.Namun, ditepis oleh Liana.Liana diam-diam menyalakan ponselnya, memutar nomor Winda, dan pada saat yang sama bertanya, "Hamdan, apa kamu yakin ingin aku pergi ke rumahmu untuk bertemu orang tuamu?""Tentu." Hamdan berkata dengan tegas, "Liana, apa kamu masih ingat janji kita dulu? Kita sepakat untuk menikah setelah lulus. Kita akan lulus
Read more

Bab 153

Ternyata dia diblokir di gerbang!Jelas sekali kalau Hamdan meremehkan Candra, jadi dia hanya memberinya alamat area vila, tetapi tidak memberitahunya nomor detail rumahnya."Ini salahku." Hamdan meminta maaf, "Aku hanya mengirimimu lokasinya, tapi aku lupa memberitahumu nomor rumahnya."Candra buru-buru melambaikan tangannya dan berkata, "Nggak apa-apa. Kami baru saja tiba beberapa waktu yang lalu. Kami masuk saja bersamamu, jadi nggak akan canggung."Hamdan mengangguk, "Bagaimana kalau kita masuk bersama?""Oke." Candra mengangguk dan membungkuk, "Kalian masuklah dulu, kami akan mengikuti di belakang."Melihat mobil melaju ke area vila, Liana melihat sekeliling beberapa kali."Apa yang kamu cari?" Suara Hamdan terdengar samar.Saat ini mobil sudah memasuki area vila, dan garis pandang ditutupi tanaman hijau di kedua sisi jalan.Liana menoleh ke belakang dan berkata, "Bukan apa-apa."Hamdan mengemudikan mobilnya dengan santai, "Omong-omong, aku hampir lupa memberitahumu, kakakku juga
Read more

Bab 154

Dia hanya berpikir kalau dia tidak akan pernah berhubungan dengan Hamdan lagi dalam hidup ini.Siapa yang mengira Hamdan bisa menimbulkan masalah seperti itu hari ini? Dia bahkan tidak punya kesempatan untuk menjelaskan."Oke!" Nenek Nia berkata sambil tersenyum, "Aku menyukai Liana. Aku menyukainya sejak pertama kali kita bertemu. Awalnya aku berpikir membuat Liana jadi cucu menantuku. Sekarang keinginanku sebagai orang tua telah terpenuhi."Saat wanita tua itu mengatakan ini, dia tanpa sadar melirik ke arah Yohan. Orang tua itu masih merasa sedikit menyesal di dalam hatinya. Dia menyukai Liana dan berharap Liana bisa bersama cucu tertuanya.Namun, pernikahan itu hanya sebuah mimpi.Yohan sekarang sudah punya Helena, dan Liana serta Hamdan dianggap sebagai pasangan yang baik. Ini bisa dianggap sebagai hasil yang memuaskan.Helena tersenyum lagi dan berkata, "Nenek, ada lebih dari sekedar acara bahagia hari ini.""Oh? Ada acara bahagia lainnya?"Helena tersenyum dan memandang Liana.Te
Read more

Bab 155

Liana melambaikan tangannya, "Aku nggak mau minum, terima kasih ...."Sebelum dia selesai berbicara, dia merasa ingin muntah lagi.Dia hanya terpikir gambaran anak kecil yang meraih ulat besar yang bengkok dan memasukkan ke mulutnya ....Liana memejamkan mata dan berkata, "Anak siapa itu tadi?""Itu anak pelayan di sini, Bibi Melia." Hamdan berhenti, "Kenapa?"Liana menahan keinginan untuk muntah dan terus bertanya, "Dia terlihat baru berusia tujuh atau delapan tahun, kenapa dia ...""Bibi Melia meminum obat saat itu, yang mempengaruhi perkembangan anaknya. Dia sudah seperti ini sejak dia lahir. Dia mengalami keterbelakangan mental dan kondisi otaknya ... yang tidak normal.""Liana, ada apa denganmu?" Hamdan mengulurkan tangan untuk membantunya, "Kamu terlihat sangat pucat."Liana menggelengkan kepalanya dan mau tidak mau bertanya, "Bukankah Bibi Melia melakukan pemeriksaan saat itu? Apa karena nggak ditemukan kelainan?""Katanya sudah dilakukan pemeriksaan, tapi tidak ditemukan apa-ap
Read more

Bab 156

Liana juga mengambil kesempatan untuk mendorong Hamdan menjauh, tetapi Hamdan meraih tangannya dan memegangnya di telapak tangannya.Dia memegang tangan Liana dan berjalan menuju Yohan dan Candra, "Kakak, Pak Candra"Candra tersenyum dan berkata, "Kenapa kamu masih memanggilku Pak Candra? Setelah makan hari ini, kamu harus mengganti panggilan itu jadi kakak ipar.""Ya." Hamdan mengangguk dan dengan santai memanggil, "Kakak ipar.""Hei, hei." Candra tersenyum gemetar, sangat bersemangat.Bagaimana mungkin dia tidak bersemangat menjadi kerabat keluarga Lewis?Setelah kegembiraan selesai, Candra bereaksi, " Kakak? Hamdan, Pak Yohan adalah kakakmu? Oh ya, kalian berdua memiliki marga Lewis. Aku nggak menyangka ini kebetulan sekali. Jadi kalian keluarga? Saat Liana jadi istrimu, kami dan Pak Yohan juga akan jadi keluarga."Yohan menatapnya dengan tatapan dingin, "Siapa yang jadi keluargamu?"Candra, "Eh ...."Saat dia hendak berbicara, dia mendengar Hamdan berkata, "Tidak peduli apa, kamu a
Read more

Bab 157

Pintu masuk area vila.Winda bergegas mendekat, tetapi dihentikan di luar oleh penjaga keamanan."Aku sudah mengatakannya berkali-kali, aku adalah pacar Pak Hamdan!"Penjaga keamanan itu tampak menghina, "Maaf Bu, kami sudah menelepon kediaman Lewis. Mereka bilang pacar Pak Hamdan ada di kediaman keluarga Lewis sekarang!""Biarkan aku masuk!" Winda bergegas menerobos masuk.Penjaga keamanan langsung mendorongnya keluar. Karena kekuatannya terlalu berat, Winda terhuyung dan jatuh ke tanah."Kamu ...." Winda sangat marah.Penjaga keamanan berkata, "Maaf, kamu nggak bisa masuk tanpa izin keluarga Lewis."Saat itu, sebuah mobil melaju.Melihat hal tersebut, satpam langsung membuka tuas parkir.Namun, karena Winda sedang duduk di tengah jalan, mobil tidak dapat melewatinya dan harus berhenti di depannya.Jendela mobil diturunkan dan penjaga keamanan berjalan mendekat dan berkata, "Maaf, Pak Yohan, kami akan segera mengurusnya."Penjaga keamanan lain menghampiri Winda dan mengulurkan tangan
Read more

Bab 158

Winda segera diseret keluar ke pintu restoran, dia menarik kusen pintu dengan satu tangan dan berteriak keras, "Hamdan, aku hamil!"....Hamdan berhenti.Seluruh tempat itu sunyi senyap.Reaksi pertama Linda adalah melihat kembali ke arah Liana, dengan kekhawatiran di wajahnya.Namun, Liana hanya tersenyum padanya dan mengatakan itu tidak masalah baginya. Lagipula, dialah yang memanggil Winda ke sini.Wajah Hera penuh dengan keterkejutan, sementara Ferdi tiba-tiba berdiri, merasa wajahnya benar-benar tertampar.Winda melepaskan diri dari tangan Hamdan, hampir merangkak di depan orang tua keluarga Lewis, dan bersujud dengan kasar ke tanah, "Paman Ferdi, Bibi Hera, namaku Winda, dan aku pacar Hamdan. Liana dan Hamdan sudah lama putus, dan sekarang aku membawa darah daging keluarga Lewis di perutku!""Ini ...." Hera merasa sulit dipercaya, dan pandangan dunianya hampir runtuh.Ferdi bahkan tidak melihat ke arah Winda, tetapi menatap Hamdan dengan dingin, "Bagaimana kamu menjelaskannya?"S
Read more

Bab 159

" Liana, apa kamu sengaja mengatakan itu tadi?" Helena memandangnya dengan cemas, "Kamu melakukannya untuk Winda dan Hamdan, jadi kamu sengaja mengatakan kalau anak itu bukan dari Hamdan, 'kan?"Liana menggelengkan kepalanya, "Nggak. Apa yang aku katakan adalah kebenaran."Helena melirik perutnya, "Bagaimana dengan anakmu?""Itu nggak penting lagi."Helena memandangnya, "Apa maksudmu?""Nggak ada." Liana menggelengkan kepalanya dan berjalan ketika dia melihat Candra dan Linda keluar."Kak ...."Begitu Candra melihat Liana, dia berbalik dengan dingin dan menuduh, "Liana, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu mengatakan kalau anak itu bukan anak Hamdan? Tahukah kamu apa yang kamu lewatkan? Ini adalah keluarga Lewis! Keluarga Lewis! Kamu wanita muda yang pintar, aku benar-benar tidak tahu apa yang ada di kepalamu."Linda meraih tangan Liana dan bertanya, "Liana, apa yang sebenarnya terjadi?"Liana berkat, "Aku memang pernah pacaran dengan Hamdan, tapi kami sudah lama putus. Apa yang aku kata
Read more

Bab 160

Dia mengerutkan kening dan mengambil ponselnya untuk menelepon Hasan."Halo, Pak Yohan.""Bagaimana persiapan makan malam dengan Pak Wawan?""?" Sebuah tanda tanya besar muncul di atas kepala Hasan, "Pak Yohan, kapan Anda mengatakan akan makan malam dengan Pak Wawan?""Baru saja."Hasan tertegun sejenak. Dia benar-benar merasa Pak Yohan menjadi makin murung akhir-akhir ini, "Saya akan membuat persiapannya sekarang ....""Ajak Liana dalam mendiskusikan kerja sama ini. Panggil dia untuk ikut bersama kita.""Baik, Pak Yohan"Setelah menutup telepon, Hasan segera menelepon Liana.Saat ini, Liana dan Linda baru saja keluar dari area vila."Halo, Asisten Hasan?""Liana, apakah kamu punya waktu di sore ini?""Ada, ada apa?""Begini, kami ada janji dengan Pak Wawan untuk makan di sore hari. Kalau kamu ada waktu luang, ikutlah bersama kami. Lagi pula, kerja sama ini terkait langsung dengan bonus akhir tahunmu."Liana ingin menolak, tetapi dia benar-benar sedang tidak mood untuk bertemu orang la
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
96
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status