Liana terdiam.Meskipun begitu, dia merasa Hasan agak aneh, dan alasannya tidak masuk akal.Namun, pihak lain dengan tulus ingin memberikannya, dan dia tidak bisa menghapus niat baiknya, jadi dia mengulurkan tangan dan mengambilnya, "Kalau begitu aku akan menerimanya. Terima kasih, asisten Hasan."Hasan menghela napas lega, "Sama-sama."Lalu dia berkata padanya, "Kamu naik dulu, ada hal lain yang harus aku lakukan.""Oke." Liana mengangguk, memegang kotak hadiah dan berjalan menuju lift.Melihat sosoknya menghilang, Hasan berbalik dan berjalan menuju mobil. Jendela diturunkan, memperlihatkan wajah Yohan."Pak Yohan, sesuai perintah Anda, barang telah dikirimkan." Hasan bertanya-tanya, "Tetapi ... mengapa Anda tidak memberikannya sendiri?"Bukankah usaha yang sia-sia mengirimkan barang semahal itu atas namanya?Yohan mengerutkan kening, "Aku khawatir dia nggak akan menerimanya."Hasan tercengang.Berapa banyak orang yang menginginkannya, tetapi Pak Yohan bahkan tidak meliriknya, tetapi
Baca selengkapnya