Semua Bab GAIRAH NAKAL ISTRI MUDA : Bab 21 - Bab 30

33 Bab

BAB 21 - Masa lalu si kembar

"Aku sangat merindukan... Bibir ini.. leher ini.. dada sexy ini... Tentunya sarang tempat burungku berlabuh adalah yang paling ku rindukan," celoteh Abi sembari memegangi semua tiap titik tubuh Arin sesuai yang dia ucapkan.Abi kembali Menciumi gemas bibir sexy Arin, gairah selama dua Minggu tidak terpenuhi seolah meminta untuk segera di tuntaskan. Namun, Abi segera sadar bahwa posisi mereka tengah berada di meja makan, Ratih bisa saja melihat mereka, suara shower di kamar mandipun sudah berhenti. Abi hendak melepas pagutannya tetapi Arin malah merengkuh kencang kepala Abi dan tidak mengizinkannya melepas pagutannya."Kalian sedang apa?" tanya Ratih melihat Suami dan madunya malah duduk berjauhan tanpa ada pembicaraan."Sedang menunggumu, Sayang. Apa lagi?" seru Abi setenang mungkin terlebih mengatur deru nafasnya yang terpancing gairah.Abimayu dan Arin sudah duduk berjauhan, dan saling diam."Kamu kebiasaan deh, Mas. Sikapmu itu seperti kulkas empat pintu. Dingiiinnnn... Cobalah be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-18
Baca selengkapnya

BAB 22 - Saudara Kembar yang membenci (+21)

Setelah pertengkaran besar itu, Ratna akhirnya di putuskan untuk pindah sekolah ke luar kota, padahal semester akhir sekolah hanya tinggal tiga bulan sebelum ujian. "Ayah sudah bicara dengan kepala pondok, ustad Hendra bisa membantu Ayah agar kamu bisa masuk sekolah di penghujung akhir semester ini." tukas Ayah Siswandi pada Ratna yang masih sibuk memainkan ponselnya.Melihat putrinya tidak menjawab, Pak Siswandi mencoba mengulangi lagi dengan memanggil nama putri sulungnya lagi."Ratna!" "Terserah!" jawab Ratna acuh masih tetap memainkan ponselnya.Pak Siswandi mencoba untuk menahan emosinya dengan menarik nafas dalam, agar bisa meredam emosinya. Pak Siswandi sudah berjanji kepada Istri dan putri bungsunya agar tidak memarahi Ratna lagi dan bersikap lebih sabar."Ratna, Kamu harus belajar berbicara sopan kepada orangtua seperti Adikmu, kapan kamu akan bersikap dewasa, kamu sudah mau 17 tahun."Ratna segera menatap Ayahnya, netranya sudah berkaca-kaca, ada kesedihan di kedua netran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-20
Baca selengkapnya

BAB 23 - Setelah 'Puasa' (+21)

Tiga bulan berlalu begitu berkesan. Ratih, Abimanyu dan Arin sudah terbiasa tinggal bertiga, hubungan Ratih dan Arin seperti kakak dan adik, sedangkan Abimanyu masih berpura-pura bersikap dingin kepada Arin. Namun, jika ada kesempatan seperti ketika Ratih tengah mandi, Abimanyu mendekati Arin dan mencumbunya mesra, sudah lama Abimanyu tidak berhubungan intim dengan Arin. Walau dia ingin tapi hasratnya ia tekan agar kandungan istri mudanya itu tetap kuat.Arin seolah tidak ingin melepaskan Abimanyu, sedangkan bunyi shower di kamar mandi telah berhenti, "Sayang...sudah.. nanti ketahuan..hmmppp.." Abimanyu coba untuk berbicara di sela-sela ciuman mereka."Aku rindu dirimu, Mas! Datanglah ke kamar nanti malam." Abimanyu tersenyum hangat dan memegang janggut istrinya yang lancip itu. "Sabar yah, sebulan lagi. Sampai baby disini kuat." ujarnya sembari mengelus perut istri mudanya yang mulai terlihat besar."Aku sudah tidak kuat, Mas. Tolonglah!" rengek Arin dengan nada manjanya."Baiklah,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-25
Baca selengkapnya

BAB 24 - Tabrak Tabrak enak (+21)

sebulan berlalu dengan begitu cepat, kondisi rumah tangga Abimanyu, Ratih dan Arin masih sama, Ratih dengan sikap riangnya karena kehamilan Arin, Abimanyu dan Arin yang masih bermain kucing-kucingan di belakang Ratih.walaupun begitu, ada rasa tidak enak di dalam hati Arin kepada Ratih. Dirinya merasa menjadi seorang 'penjahat' yang diam-diam bercinta dengan suaminya. Padahal Ratih memperlakukan Arin dengan penuh kasih sayang."Nah, sudah makan siang dan makan buah lalu minum vitamin juga sudah, kini saatnya kamu tidur siang," tutur Ratih dengan sangat lembut pada Arin."Kak, Aku belum mengantuk," protes Arin karena merasa di perlakukan seperti anak kecil.Arin tahu, semua yang Ratih lakukan adalah semata-mata karena bayi yang dikandungnya."Sudah, ayo berbaring saja. Kakak akan membacakan sebuah cerita dongeng, kata dokter Bayi usia 5 bulan dalam kandungan, sudah bisa mendengar suara di luar." Ratih membaringkan tubuh Arin dengan nyaman, AC juga menyala full membuat ruangan begitu s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-26
Baca selengkapnya

BAB 25 - Jangan Tinggalkan Aku, Mas!

"Arin! Jangan diluar batas!" Abi mulai emosi karena Arin menyebut Ratih wanita tua."Kalau begitu pergilah!" ucap Arin datar lalu mulai menutup pintu.Abimanyu hanya bisa mematung di depan pintu kamar Arin, hatinya panas karena pujaan hatinya marah setelah melihat dirinya bercinta dengan Ratih. Di satu sisi , Abimanyu tidak ingin menyakiti Ratih yang sudah begitu setia menemaninya selama 15 tahun karna kini Abi telah membagi hatinya untuk wanita lain.Abi segera mencekal pintu itu agar tidak tertutup, Arin berusaha sekuat tenaga mendorong pintu itu agar bisa tertutup, tapi usahanya sia-sia, tenaganya tidak sebanding dengan seorang Abimanyu.Melihat kesempatan untuk bisa masuk, Abi segera meraih tangan Arin dan segera memeluknya walau Arin memberontak."Pergi! Jangan dekati Aku lagi!" Pekik Arin sembari mencoba melepas pelukan suaminya. "Maafkan Aku, sayang. Maaf!" Permintaan maaf yang tulus dari suaminya mampu meredakan emosi yang meledak-ledak di sanubari Arin."Kamu tega, Mas! Hi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-01
Baca selengkapnya

BAB 25 - Melahirkan

9 bulan lebih 10 hari kini Arin sudah mengandung bayi dari seorang Abimanyu. Gelombang cinta yang di berikan oleh jabang bayi itu sudah sedari subuh tadi, bercak darah dan kontraksi yang semakin lama semakin intens, Arin sudah bersiap di ruang bersalin untuk melahirkan."Ka...hmmmpp.. rasanya sakit sekali.." Pekik Arin merasakan kesakitan kala kontraksi itu muncul.Keringat dingin bercucuran di kening Arin, raut wajah kesakitan begitu kentara. Perjuangan melahirkan seorang anak emang tidak mudah.Ratih yang berada di sisi Arin juga ikut panik, tapi berusaha untuk tidak memperlihatkan gurat kepanikannya. Agar Arin bisa lebih tenang."Tarik nafas perlahan, Dek," ucap Ratih sembari mencontohkannya pada Arin, lantas Arin mengikuti instruksi Ratih.Ratih sudah banyak tahu tentang cara mengatasi sakit akibat kontraksi saat hendak melahirkan lewat buku-buku ibu hamil, walau keinginan dirinya untuk melahirkan tidak terwujud, tapi kini ilmu itu bermanfaat.Arin terlihat lebih bisa menahan rasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-15
Baca selengkapnya

BAB 27 - Ketahuan

"Lihatlah, Putri kita begitu cantik, Kamu sudah memiliki nama untuk bayi kita?" ucap Abimanyu pada Ratih yang hanya diam di sisinya."Tentu, dia cantik seperti Arin, bukan?" Abimanyu lantas memandang ke arah istrinya, dari nada bicaranya ada yang tidak beres."Sayang, kita tidak perlu membahas sesuatu yang sudah kita tahu. Bayi ini memang Arin yang melahirkannya, tapi Mas yakin dia akan memiliki hati yang sangat seperti hatimu." Ratih hanya tersenyum tidak membalas lagi ucapan sang suami. Hatinya kini sangat sakit setelah di beritahu oleh dokter Utari tadi."Ayo segera berbaring, ibu pasti sebentar lagi tiba, jangan sampai dia curiga." Sang ibu mertua tengah datang kemari, sangat bahagia ketika dikabari anak Abimanyu telah lahir. Arin? Dia berada di ruangan berbeda dan jauh dari kamar Ratih."Aku harus mencaritahu kebenaran yang sesungguhnya. Jika sampai Mas Abi benar mencintai Arin....Aku bisa gila." Ucap dalam hati Ratih.Wanita paruh baya yang sangat di hormati oleh Abimanyu itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-09
Baca selengkapnya

BAB 28 - pertemuan kembali (+21)

Setelah bertemu dengan Direktur perusahaan tempat Arin bekerja, Arin sama sekali tidak bisa fokus. Bagaimana tidak? Direktur itu adalah mantan suaminya. Sudah 2 tahun tidak ada kabarnya kini tiba-tiba menjadi begitu dekat. Pikiran Arin menjadi begitu kacau. Ini adalah pekerjaan yang sulit dia dapat. Tidak mungkin dia harus mengundurkan diri hanya karena seorang Abimanyu. Arin membutuhkan biaya untuk hidupnya bersama ayah dan adiknya. Uang pemberian Abimanyu walau banyak tapi jika selalu di gunakan pasti akan habis juga. Harus ada pemasukan untuk menutupi kekurangan itu. Ketika Arin di kantor Abimanyu.... Arin begitu terkejut mendapati Direktur perusahaan itu adalah Abimanyu, "Mas Abi?" Sebaliknya dari Arin, Abimanyu justru merasa senang melihat mantan istri mudanya itu, "Apa kabar Arin, senang bertemu denganmu lagi." "Apa kamu sengaja, Mas? Mempekerjakan aku disini?" Arin menengok kanan kiri takut ada yang mendengar percakapan mereka berdua, "apakah kamu sengaja ingin men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-02
Baca selengkapnya

BAB 29 - Teman Kecil (+21)

"Cukup Mas, hentikan!" Arin mendorong tubuh Abi menjauh, "Kita tidak bisa melakukan ini lagi, Mas." "Kenapa? Bukankah kita saling menginginkan hal yang sama?" "Mas, sadarlah. Kita bukan suami istri lagi!" Abimanyu mengacak rambutnya dengan putus asa. Hasratnya pada Arin sungguh tidak terbendung lagi. Ingin segera di lampiaskan, tapi dirinya sadar, sudah tidak memiliki hak untuk meminta jatah pada Arin.Abi lantas menatap tajam kepada Arin yang tengah memberikan kancing kemejanya, "Menikahlah denganku lagi." Sontak Arin menatap Abi, "Apa? Menikah lagi?" "Iya, kita menikah lagi dan mas tidak akan melepaskanmu lagi.""Kamu sudah gila, Mas? Bagaimana dengan istrimu itu, hah?" Oo"Kita bisa diam-diam agar tidak ketahuan oleh Ratih." Arim kembali merasakan kekecewaan yang sama, Abi hanya bernafsu kepadanya, tidak sepenuhnya mencintai Arin, "Kamu masih sama saja seperti dulu, mas."Merasa begitu muak dengan sikap Abi yang pecundang, Arin lebih memilih untuk pergi. Tapi Abimanyu kembal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-03
Baca selengkapnya

BAB 30 - Cemburu

Arin sedang sibuk membuat laporan di komputernya. Segelas kopi hangat di berikan di hadapannya. Terkejut dengan itu, Arin segera melihat siapa yang memberinya segelas kopi. "Dimas?" Arin terkejut, tenyata orang yang memberinya kopi adalah Dimas, "sedang apa kamu disini?" Dimas merenggangkan kedua tangannya, Dimas sudah berpakaian dengan rapih, setelan kemeja berwarna biru langit dan celana kain berwarna hitam tidak lupa nametag bertuliskan karyawan PT Huwain tergantung di lehernya. "Aku bekerja disini, Rin. Masa mau bermain?" "Benarkah? Wow.. kebetulan sekali, senang bekerja denganmu," Arin menyodorkan tangannya, "sepertinya kita satu tim disini." Arin bekerja di bagian pemasaran, begitu pula Dimas, dia juga berada di bagian pemasaran juga. Sebuah kebetulan yang tidak di sangka-sangka. Keduanya lalu terlibat obrolan yang seru hingga tertawa bersama, Abimanyu yang berada di dalam ruangan melihat keakraban Dimas dan Arin sangat tidak menyukainya. Sampai-sampai Abimanyu memat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status