Semua Bab Salah Meja ketika Kencan Buta, Jadi Istri CEO karena Pernikahan Kilat: Bab 31 - Bab 40
50 Bab
Bab 31
"Kak, maafkan aku, aku minum terlalu banyak hari ini dan kehilangan kesabaran."Fano sedikit mengangkat sudut mulutnya dan menggelengkan kepalanya. "Nggak masalah.""Terima kasih sudah mengantarku pulang, kalau gitu aku naik dulu.""Ya, hati-hati dan telepon aku kalau kamu butuh sesuatu."Setelah Fano memberikan beberapa instruksi, dia melihat Stella menghilang dari pandangan, lalu pulang ke rumah.Begitu Stella memasuki pintu, dia langsung menuju kamar tidur dan terjatuh di tempat tidur. Setelah meminum bir, seluruh tubuhnya lemas dan dia sangat mengantuk.Keesokan harinya, dia hampir terlambat bekerja.Dia buru-buru mandi, mengganti pakaian, lalu mengambil tasnya dan pergi.Setelah tiba di perusahaan, Stella masuk dan menemukan rekan-rekannya semua sedang menatapnya. Hal ini membuatnya merasa sedikit aneh. Dulu, mereka bahkan tidak mengangkat kepala ketika dia datang bekerja.Begitu dia duduk, Lisa datang dan bertanya secara misterius, "Stella, apa kamu tahu tentang penurunan pangkat
Baca selengkapnya
Bab 32
Merry menutupi wajahnya yang terasa panas dan menatap Stella. "Jalang, aku nggak akan melepaskanmu!""Aku akan menunggumu. Dulu kamu adalah atasanku, mengingat aku hanyalah pendatang baru, aku menghormati sebagai atasan dan menoleransinya. Sekarang kamu pikir aku masih takut padamu?" Stella menatapnya dengan acuh tak acuh.Stella memiliki sifat yang murni dan tidak pernah berinisiatif untuk memendam dendam kepada orang lain. Namun, dia tidak takut jika orang lain menindasnya.Merry menatap Stella selama beberapa detik, lalu berbalik dan pergi dengan marah.Stella kembali ke mejanya dan melanjutkan pekerjaannya.Lisa memandangnya dengan kagum. "Stella, kamu luar biasa!"Stella tersenyum dan tidak menjawab. Dia pernah menjadi sasaran Merry sebelumnya dan rekan-rekannya juga tidak memedulikannya. Sekarang Merry sudah turun pangkat, jadi semua orang bisa berbicara dengannya.Kejadian Merry membuat kehebohan besar dan segera menyebar ke seluruh perusahaan. Sebagian besar karyawan sangat men
Baca selengkapnya
Bab 33
Pintu apartemen terbuka.Stella mengira itu pencuri, jadi dia mengambil tongkat bisbol dan berjalan ke pintu untuk memukulnya.Menyadari bahwa orang itu adalah Billy, Stella segera menghentikan tangannya."Kenapa ekspresimu seperti ini?" kata Billy ketika masuk.Stella menjelaskan dengan canggung, "Aku kira ada pencuri!""Pencuri?" Billy memandang Stella dengan penuh minat. "Apa aku seorang pencuri? Apa menurutmu aku akan kekurangan uang?""Haha, itu benar." Stella tertawa canggung."Bukannya kamu harusnya sedang bekerja? Kenapa kamu ada di rumah?" Billy bertanya dengan ragu."Oh, aku sedikit lelah hari ini, jadi aku pulang lebih awal."Billy mendekati Stella dan melihat wajahnya yang masih sedikit merah serta bengkak. "Siapa yang memukulmu?"Stella menyentuh wajahnya dan berkata, "Nggak apa-apa. Aku mengalami perselisihan dengan rekanku. Dia menamparku dan aku menamparnya balik, jadi sudah impas."Billy mengerutkan keningnya dan tatapannya tampak agak suram. "Apa kamu butuh bantuanku?
Baca selengkapnya
Bab 34
Billy mengikutinya, bibirnya melengkung, gadis ini sangat menarik.Stella membawanya melewati gang menuju pintu keluar dan menemukan bahwa ini adalah dunia lain, pasar malam.Kios-kios yang padat tertata rapi dan teratur, jalan di tengahnya selalu dipenuhi orang, deretan makanan memesona di setiap kios dan wanginya tersebar ke mana-mana.Ada meja dan bangku di depan setiap kios yang dipenuhi dengan orang."Ayo, Pak Billy." Stella meraih lengan Billy dan berjalan menuju kios di depan."Kamu mau mentraktirku di tempat seperti ini?" Billy bertanya dengan heran."Ya!" Stella menarik Billy ke sebuah kios yang menjual sate."Sate di sini rasanya paling autentik. Kamu pasti akan suka setelah mencobanya."Billy melihat plakat di sebelah kios bertuliskan, "Sate Lezat" dalam dua kata besar dan ada juga banyak selebaran bergambar yang dipasang.Billy mengangkat alisnya, ini adalah tempat yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Billy melihat banyak orang di sekitarnya menatapnyaDia tidak tahu, si
Baca selengkapnya
Bab 35
Setelah berjalan kurang dari satu menit, terdengar suara keributan dari kerumunan di depan."Ada pembunuhan, telepon polisi!""Pembunuhan!"Stella mendongak dan menemukan banyak orang berkumpul di depannya. Dia juga mendengar seseorang menangis.Billy segera meraih tangan Stella dan ingin membawanya keluar dari kerumunan.Stella masih sedikit bingung. Dia hanya mendengar seseorang berteriak dan tidak tahu apa yang sedang terjadi.Tanpa diduga, dalam sekejap, seorang pria yang memegang pisau dapur berlari ke arah mereka.Ada seorang gadis kecil berumur sekitar lima atau enam tahun yang begitu ketakutan ketika melarikan diri sampai terjatuh sambil menangis keras."Hu ... Bu ... Bu ...."Pria dengan pisau itu berjalan ke samping anak itu, mengangkat pisaunya dan hendak menusuknya.Mata Stella membelalak ketakutan.Kemudian dia melompat ke arah pria itu dan mendorong gadis kecil itu menjauh.Mata pria itu memerah, dia bangkit dari tanah dan dengan kasar mengarahkan pisaunya ke arah Stella.
Baca selengkapnya
Bab 36
Pelayan membuka pintu dan menemukan orang yang datang adalah BillyPelayan itu memberi salam. "Pak Billy sudah pulang."Stella memberi tahu pelayan itu, "Lengan Pak Billy terluka, tolong ambilkan peralatan medis.""Oke, aku akan segera mengambilnya."Saat pelayan itu mendengar ini, dia segera berbalik dan masuk ke dalam untuk mengambil kotak medis. Sementara Stella membantu Billy masuk ke dalam rumah.Ketika berjalan masuk, ternyata Wahyu dan Linda juga ada di sana.Stella tertegun sejenak.Wahyu menatapnya, tetapi Linda mengabaikannya bahkan tidak melihatnya.Stella tidak peduli, dia mengangguk ke arah Wahyu sebagai salam, hanya karena dia harus mengikuti etiket.Wahyu mengerutkan keningnya melihat tangan Stella yang menutupi lengan Billy."Apa yang terjadi dengan lengannya?""Nggak apa-apa.""Ayo naik ke atas," kata Billy."Oke."Stella membantu Billy masuk ke kamar tidur.Saat melihat pelayan mengantar peralatan medis pada Billy, Wahyu baru tahu dia terluka.Dia segera menelepon Sis
Baca selengkapnya
Bab 37
"Billy, apa lukamu baik-baik saja?"Billy duduk di tepi tempat tidur dan memandangi lengannya, matanya sedikit menggelap."Nggak apa-apa.""Bagaimana kamu bisa terluka?" Wahyu bertanya lagi."Nggak usah mengkhawatir masalah itu," jawab Billy.Saat Wahyu mendengar ini, dia langsung marah. "Apa menurutmu aku nggak tahu? Itu semua karena wanita ini!"Dia menunjuk ke arah Stella dan berteriak dengan marah.Stella menjelaskan dengan wajah pucat, "Paman, maafkan aku, ini semua salahku. "Kalau bukan karena aku, Pak Billy nggak akan ...."Sebelum Stella selesai berbicara, Billy menghentikannya dan memandang Wahyu dengan acuh tak acuh."Itu bukan salahnya."Dada Wahyu naik turun karena marah dan dia berkata dengan marah, "Aku peduli padamu, tapi kamu menentangku berulang kali hanya untuk orang luar.""Stella adalah istriku, dia bukan orang luar. Sudah kubilang, masalah hari ini nggak ada hubungannya dengan dia.""Kamu ...." Wahyu tidak bisa berkata apa-apa lagi.Saat ini, Siska mengemas nampan
Baca selengkapnya
Bab 38
Stella berjalan mendekat dan membantu Billy membuka kancing kemejanya dengan tangan gemetar."Pak Billy, mandilah dengan perlahan."Kemudian Stella berbalik dan segera keluar kamar mandi.Melihat Stella yang melarikan diri kembali, Billy mengangkat bibirnya dan tersenyum.Saat Billy keluar, Stella sudah tertidur di sofa dengan ponselnya di tangan.Melihat wajah Stella yang damai dan cantik, Billy perlahan berjalan mendekat.Billy membaringkannya di sofa dengan lembut dengan satu tangannya dan menutupinya dengan selimut tipis.Setelah melakukan ini, Billy berbaring di tempat tidur, menatap wajah Stella yang tertidur.Keesokan paginya, Stella terbangun dalam keadaan linglung.Dia membuka matanya yang kabur dan melihat warna putih bersih. Lingkungan yang asing membuatnya langsung terbangun.Setelah berjalan mengitari ruangan, dia menemukan Billy tidak ada di kamar tidur dan dia sedikit panik.Stella tidak terbiasa dengan tempat ini dan ayah mertua serta ibu tiri Billy tidak suka dengannya
Baca selengkapnya
Bab 39
"Perusahaan merekrutmu agar kamu bisa menunjukkan potensimu. Kelakuanmu ini membuatku kesulitan."Kata-kata Celine membuat Stella terdiam sesaat, dia memang sudah banyak mengambil cuti akhir-akhir ini. Namun, sekarang dia tidak bisa meninggalkan Billy yang terluka sendirian.Karena Stella belum juga kembali, Billy pun keluar. Saat keluar, dia melihat wajah cemberut Stella. Dia berjalan mendekat dan bertanya, "Ada apa?"Stella mengangkat kepalanya dan tersenyum, menggelengkan kepalanya dan mengucapkan beberapa kata permintaan maaf kepada Celine sebelum menutup teleponnya.Karena Stella, Celine dan Fano yang merupakan teman dan kolega lama bertengkar."Aku cuma memintamu meneleponnya dan menanyakan apa yang terjadi, kenapa kamu mengatakan hal-hal yang memberi orang tekanan seperti itu?"Celine memandang Fano dengan tatapan tidak percaya dan berkata, "Pak Fano, menurutku kamu harus membedakan antara pekerjaan dan urusan pribadi. Dia, Stella, hanyalah asisten barumu di depan umum dan dia a
Baca selengkapnya
Bab 40
Pasalnya pasca kejadian tersebut, hubungan keduanya tampak semakin dekat.Stella harus pergi bekerja dan tidak bisa merawat Billy. Jadi, dia mengundang Ariana keluar untuk berbelanja dan mengobrol.Setelah Ariana menerima telepon Stella, langsung pergi ke sana."Kenapa kamu mengajakku keluar hari ini! Kamu sudah lama nggak mengajakku keluar!"Melihat ekspresi penasaran di wajah Ariana, Stella makan es krim dan berkata sambil tersenyum, "Berhentilah menggodaku! Dia adalah orang terkenal. Kamu nggak tahu kalau Kak Fano sebenarnya adalah bos perusahaan kita. Aku baru mengetahuinya hari ini!"Setelah mendengar berita tersebut, Ariana pun kaget, lalu tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Aku sudah tahu kalau seniormu ini nggak sederhana! Tapi, bukannya dia bilang dia nggak punya pacar?""Dengar-dengar direktur kita punya hubungan spesial dengan Kak Fano, mungkin mereka hanya belum mempublikasikannya!""Ck, ck, aku menyuruhmu untuk mengambil tindakan lebih awal, tapi kamu ragu-ragu. Sekarang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status