Hazel berpikir sejenak, lalu menjawab, "Siang nanti ada kelas dua jam, terus balik ke kampus. Malamnya, aku ada janji makan sama Winda. Kenapa memangnya, Om?"Menatap mata bening dan jernih Hazel, Sergio tiba-tiba terdiam.Setelah beberapa saat, dia berkata tanpa ekspresi, "Kalian mau makan di mana? Aku jemput habis pulang kerja nanti."Hazel tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Nggak perlu repot-repot. Aku bisa naik taksi, ada sopir juga yang bakal antar aku ke sana."Sebagai pimpinan perusahaan, Hazel tahu kalau Sergio sangat sibuk. Jadi, dia tidak ingin merepotkannya.Sergio memandang Hazel, ekspresinya fokus dan serius.Lalu, dia mengatakan, "Ini adalah kewajiban calon pacar dan memang sesuatu yang harus aku lakukan. Kamu nggak perlu bilang repot atau apa pun itu."Hazel tertegun sejenak. Ketika menyadari maksud kata-kata Sergio, pipinya langsung memerah.Dia mengerucutkan bibirnya dan menjawab lirih, "Padahal aku belum setuju."Sergio tidak marah, malah terkekeh. Lalu, dia bert
Baca selengkapnya