Nina sudah terbangun sejak pagi buta, dia berakhir tidur bersebelahan dengan Tikta. Awalnya dia merasa canggung, tapi Tikta terus berbicara pada bayinya sampai dia tertidur lebih dulu. Menatap langit-langit yang bukan kamarnya, menoleh ke kanan dan mendapati punggung Tikta yang tengah tertidur satu selimut dengannya.Ada perasaan aneh yang muncul.Ya, mereka suami istri sekarang.Nina duduk di pinggir kasur, menatap seluruh ruang kamar milik Tikta yang baginya besar sekali. Plafonnya tinggi, dan jendelanya begitu lebar. Dia masuk ke dalam kamar mandi, menyelesaikan cuci muka dan sikat gigi. Mendekat ke arah meja, dia menenggak sebotol air mineral.Nina masih menggunakan daster ketika dia keluar dari kamar.“Bu Nina, bisa dibantu bu?” Salah satu pelayang menghampirinya dengan cekatan membuat Nina terkejut.“Oh, gak usah, saya cuma mau jalan-jalan.”“Saya temani ya bu, nama saya Isma.”Nina ingin menolak, tapi dia tidak sanggup. Mungkin memang pekerjaan pelayan disini jadi dia membiarka
Terakhir Diperbarui : 2024-04-22 Baca selengkapnya