Suluh sendirian ditemani kegelapan, tak ada apa-apa melainkan kekosongan. Benturan keras membawanya ke alam bawah sadar, hening tanpa kebisingan sampai suara mulai terdengar samar-samar. Suatu bisikan yang semakin lama berubah menjadi teriakan memenuhi telinga. "Bertahanlah, anakku," disela-sela kehancuran, Suluh dapat melihat wajah wanita di depan mata, dikelilingi abu dan kobaran api di mana-mana, membumihanguskan berbagai rumah. "Kamu harus kuat." Dia terlihat menangis, muka cantik dilengkapi kulit kuning langsat itu tak karuan, dipenuhi debu dan bercak cairan kemerahan. "Ibu akan melindungimu," ucapnya lirih, sesekali memperhatikan bayi yang berada di dalam dekapan kedua tangan. "Ibu?" Suluh bergumam, sempat tak mempercayai kejadian yang menimpanya saat ini. Perempuan tersebut lantas bersembunyi di balik rumah tua terbuat dari kayu, memeriksa keadaan Suluh dengan sayu. "Maafkan ibu bahwa kamu harus mengalami ini semua," dia berbisik, menyadari bahwa ada sebuah sekoci di tepi
Last Updated : 2024-04-06 Read more