Home / Romansa / Gairah Terpendam Tuan Ahli Waris / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Gairah Terpendam Tuan Ahli Waris : Chapter 21 - Chapter 30

243 Chapters

Kegusaran Jill

Beberapa saat sebelumnya…Jill menatap ponsel keluaran terbaru miliknya dengan tatapan gusar. Ponsel sialan itu tetap hening meski matanya berulang kali terarah pada benda mahal yang bisa dilipat tersebut, seolah sedang mengejek Jill yang gelisah menanti telepon.Padahal Jill berharap ponselnya berdering dan menampilkan nama pria yang dinantinya. Revel. Tapi sampai hari ini, tidak sekalipun pria itu meneleponnya! Jill tidak menyangka kalau dirinya akan sedesperate ini hanya karena Revel tidak menghubunginya! Sial! ‘Kurang ajar! Kenapa tuh cowok nggak telepon gue sama sekali? Biasanya dia selalu muncul kapanpun dan dimanapun tanpa diminta! Tapi giliran ditungguin malah raib begitu aja!’ batin Jill frustasi.“Sadarlah, Jill! Bukannya lo yang ngelarang tuh cowok buat telepon? Tapi kenapa sekarang malah jadi uring-uringan begini?” gumam Jill tidak habis pikir dengan dirinya sendiri. Heran dengan kelakuannya yang labil meski dirinya bukan lagi remaja! “Apa tuh cowok
Read more

Miss Arogan VS Mr. Playboy

‘Sadarlah, Jill! Kenapa lo jadi sering mikirin Revel? Apa karena cowok itu berulang kali bikin lo puas? Atau karena cowok itu yang udah ngambil keperawanan lo? Nggak boleh! Kalian hanyalah partner se-ks! Nggak boleh main perasaan! Lagian belum tentu Revel mikirin lo! Bisa jadi tuh cowok udah lupa sama lo! Nggak heran dia nggak telepon lo sama sekali! Cowok manapun yang udah berhasil ngambil keperawanan seorang cewek, dia pasti akan langsung kabur karena rasa penasarannya udah terjawab!’ batin Jill.Berulang kali Jill mengucapkan kalimat itu dalam hati. Bagaikan jimat. Namun sulit! Bagaimana cara menghapus bayangan pria itu? Seolah bayangan Revel sudah melekat dalam otaknya dan enggan pergi lagi! Sulit diusir, menempel erat bagaikan lintah! Jill selalu teringat dengan pergumulan panas mereka yang penuh kenikmatan!Selalu teringat dengan tubuh kekar yang membuatnya tergila-gila. Tubuh kekar yang menyelimutinya dengan kehangatan dan juga memberi kepuasan tiada tara!
Read more

Cemburu Tapi Gengsi

Revel menghampiri Jill yang tampak sedang mengomel pada bartender karena telah melarangnya minum. Seulas senyum samar tampak di wajah Revel, wanitanya ini memang tidak ada rasa takut dan selalu melakukan apa yang diinginkan, tidak bisa dicegah oleh siapapun! Keras kepala, tapi menarik, tentu saja hanya pendapat Revel. Bagaimana kalau pada saat Jill mabuk ada pria yang berniat jahat dan memanfaatkannya? Meski Revel tau kalau Jill saat ini masih sadar 100% tetap saja jika dibiarkan bisa jadi Jill akan mabuk dan dapat dimanfaatkan oleh pria hidung belang kan? Dan sebagai pria sejati, Revel tidak mungkin mengabaikannya!Untung dirinya melihat Jill meski wanita itu masih belum sadar dengan kehadirannya hingga Revel berucap lantang, barulah Jill menoleh ke arahnya!“Biarkan wanita ini minum sepuasnya. Gue yang akan nganterin dia pulang!” sela Revel di antara perdebatan Jill dengan sang bartender. Jill menoleh dan saat itu juga ada lonjakan kegembiraan waktu melihat Revel bera
Read more

Provokator

“Sure! Lo mau buktiin langsung?” tantang Revel tanpa bermaksud mengklarifikasi tuduhan Jill padanya. Membiarkan Jill berpikir semaunya.‘Tolak, Jill! Jangan kayak wanita murahan! Jangan sampai Revel menganggap lo cewek gampangan!’ batin Jill.“Gue nggak mau kena penyakit! Lo abis mesra-mesraan sama pelacur itu dan sekarang ngajakin gue ngamar? Ogah! Gue nggak sudi!” tolak Jill setengah hati, apalagi tubuhnya menginginkan yang sebaliknya! Dasar tubuh kurang ajar! Otak mesum! Revel mengangkat alis, memikirkan kalimat yang tepat agar wanita di dekatnya itu luluh dan kembali masuk ke dalam perangkapnya. Seperti kemarin. “Gue nggak pernah bilang kalau gue abis main sama mereka kan? Lo sendiri yang berasumsi kayak gitu!” cibir Revel membuat Jill terdiam. Jill mengangkat bahu, enggan berkomentar. Lebih tepatnya Jill bingung harus berkomentar apa. Kalimatnya tadi sudah menyiratkan penolakan, aneh jika tiba-tiba Jill berubah pikiran kan? Lagipula Jill harus jual mahal!
Read more

Making Love Part 1

Tubuh berotot Revel tampak begitu menggoda, tanpa sadar Jill mengulurkan tangan hendak menyentuh otot-otot yang seolah memanggilnya. Terasa begitu jantan. Maskulin. Membuat Jill terpesona, tidak sabar ingin merasakan kehangatan pelukan Revel.“Sentuhan lo bikin gue nggak sabar, Baby!” desah Revel waktu merasakan kelembutan jari lentik Jill diatas kulitnya.Jill tersadar dan beringsut mundur saat melihat tatapan mata Revel yang begitu lapar terarah padanya, pada tubuh polosnya lebih tepatnya. Jill bagaikan seekor kelinci yang hendak diterkam oleh serigala buas.Tatapan Revel membuat Jill serba salah. Sebagai wanita, ada rasa takut di hatinya, takut Revel memperlakukannya secara kasar, tapi disisi lain, Jill ingin merasakan keliaran pria itu. Keliaran yang membuat Jill melayang nikmat! Dan kali ini Jill tidak sempat berpikir panjang, karena Revel tidak mengizinkannya.Jill kembali memekik saat Revel tidak memberinya kesempatan untuk mempersiapkan diri. Pria itu langsun
Read more

Making Love Part 2

Jill tertegun sejenak menatap wajah Revel. Terkesima. Terpesona. Bukan karena pertanyaannya, tapi karena sikap Revel. Sikap pria itu sangat berbeda jauh jika mereka sedang bermain diatas ranjang. Jika sedang bercinta, Revel selalu memperlakukannya dengan lembut dan penuh perhatian, tidak dingin sama sekali! Pria yang memiliki dua kepribadian yang saling bertolak belakang itu sungguh unik! Tapi Jill menyukainya. Jill menyukai kelembutan, ketangguhan dan keperkasaan Revel padanya di saat-saat seperti ini. “Masih sanggup?” goda Jill, kali ini tanpa nada mengejek atau menghina sama sekali. Benar-benar hanya bertanya.“Sure! Gue masih sanggup melakukannya berulang kali kalau sama lo,” balas Revel percaya diri. Tidak ada keraguan sama sekali dalam suaranya.“So, do it, please!” jawab Jill memberi izin. “Really?” tanya Revel memastikan.“Yes!”Jill tidak peduli jika Revel menganggapnya sebagai wanita gampangan karena dirinya juga tidak dapat mengendalika
Read more

Morning S...

“Why? Bukannya lo suka?” goda Revel.Jill terdiam, tidak menyangkal, Jill cukup sadar kalau Revel bukan pria bodoh yang dapat dibohongi begitu saja. Terlebih lagi tubuh Jill berkhianat dan menikmati sentuhan pria itu! Apalagi desahan nikmat terlontar keluar dari bibir Jill tanpa dapat dikendalikan! Dasar bibir kurang ajar, kenapa tidak bisa menahan diri dan malah mendesah keenakan begini?!Dengan sekali sentakan, Jill sudah kembali berada dibawah tubuh Revel. Wanita itu hanya bisa memekik kaget dan tertegun saat melihat wajah Revel yang sudah kembali berlumur gairah. Padahal hari masih pagi! Dan mereka baru bangun tidur! Astaga! Apa pria itu tidak lelah setelah semalaman menggempurnya?!Staminanya terbuat dari apa sih? Jill tidak habis pikir! Tidakkah Revel memikirkan Jill yang masih merasa lelah setelah melayaninya hampir semalaman? Tidakkah pria itu berniat memberi Jill waktu istirahat yang lebih panjang untuk memulihkan tenaga sebelum kembali digempur oleh junior perk
Read more

Dusta Pertama

Sejujurnya Revel tidak menyangka kalau gadis angkuh yang dikenalnya ternyata cukup bodoh jika dihadapkan dengan pria dan rasa cinta! Bukankah seharusnya Jill harus bersikap lebih cerdas? Saat itu Revel percaya dengan ungkapan kalau cinta itu buta! Revel sudah melihat contohnya langsung dari Jill, dirinya memiliki banyak informan terpercaya. Banyak dari mereka yang menceritakan tentang perdebatan yang terjadi antara Jill dan sahabatnya yang bernama Gwen.Bahkan nasihat Jayden, bartender yang ditemui Revel kemarin, juga diabaikan oleh Jill! Ternyata sejak awal baik Gwen maupun Jayden memang tidak menyukai Alvaro, namun Jill yang sudah dibutakan oleh rasa cinta mengabaikan pendapat sahabatnya begitu saja! Dan baru menyadari kebenaran dari ucapan kedua sahabatnya saat Revel memperlihatkan secara langsung tingkah bobrok Alvaro di depan matanya! Live! Maka dari itu Revel tidak bosan memperhatikan Jill dari jauh. Tidak bosan mengintai Alvaro, berusaha mencari celah, kesa
Read more

Kiss mark

Jill berbalik dan terkesiap kaget saat melihat Revel berdiri tidak jauh darinya, sudah mengenakan pakaian lengkap. Bersandar santai di tembok. Entah sudah berapa lama pria itu berada di sana, Jill tidak menyadarinya. Sejak tadi dirinya hanya fokus berbicara dengan Gwen, apalagi Revel tidak bersuara sama sekali! “Gue balik dulu ya,” pamit Jill, bingung harus bicara apalagi.“Mau gue antar?”“Nggak usah. Gue bawa mobil. Bye!”Dan Jill berlalu pergi begitu saja membuat Revel heran dengan perubahan sikap wanita itu. Padahal semalam dan tadi pagi mereka baru melakukan hal panas, tapi kenapa sekarang sikap Jill jadi dingin lagi? Apa salahnya? Kenapa sikap wanita itu sangat mudah berubah? Membuat Revel bingung! ‘Apa mungkin Jill masih merasa canggung sama gue? Tapi masa iya setelah berulang kali saling memuaskan masih merasa canggung? Hah, cewek emang sulit diprediksi! Entahlah! Biarkan saja dulu,’ putus Revel.Dan sekarang pikiran Revel malah beralih kepada pembi
Read more

Revel and Revel Again!

Hampir seharian ini Revel tidak bisa konsentrasi dengan skripsinya. Sikap aneh Jill membuat Revel merasa bingung dan bertanya-tanya. Belum lagi dengan obrolan perjodohan itu! Meski Jill sudah menolak, tetap saja ada kemungkinan kalau sahabatnya nekat dan tetap mengenalkan Jill pada pria lain kan?‘Nggak boleh! Apa lebih baik telepon langsung dan ajak Jill ketemu?’Tapi Revel ragu, bisa-bisa dirinya langsung ditolak! Apalagi sikap Jill tadi kembali dingin padanya! Padahal Revel sudah berbaik hati menawarkan bantuan untuk mengantar Jill pulang! Nasib! “Biarin aja dulu, lebih baik beri Jill waktu sebentar. Lagian gue yakin kalau Jill juga nggak mungkin terima perjodohan itu,” pikir Revel mencoba berpikir positif.Menurutnya lebih baik memberi waktu untuk Jill berpikir. Revel tidak ingin membuat Jill merasa terbebani dengan kehadirannya. Apalagi wanita itu belum mengingatnya! Jadi meski berat karena tidak bisa melihat Jill selama beberapa hari ini, tapi Revel berus
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status