Tubuh berotot Revel tampak begitu menggoda, tanpa sadar Jill mengulurkan tangan hendak menyentuh otot-otot yang seolah memanggilnya. Terasa begitu jantan. Maskulin. Membuat Jill terpesona, tidak sabar ingin merasakan kehangatan pelukan Revel.
“Sentuhan lo bikin gue nggak sabar, Baby!” desah Revel waktu merasakan kelembutan jari lentik Jill diatas kulitnya.Jill tersadar dan beringsut mundur saat melihat tatapan mata Revel yang begitu lapar terarah padanya, pada tubuh polosnya lebih tepatnya. Jill bagaikan seekor kelinci yang hendak diterkam oleh serigala buas.Tatapan Revel membuat Jill serba salah. Sebagai wanita, ada rasa takut di hatinya, takut Revel memperlakukannya secara kasar, tapi disisi lain, Jill ingin merasakan keliaran pria itu. Keliaran yang membuat Jill melayang nikmat! Dan kali ini Jill tidak sempat berpikir panjang, karena Revel tidak mengizinkannya.Jill kembali memekik saat Revel tidak memberinya kesempatan untuk mempersiapkan diri. Pria itu langsunJill tertegun sejenak menatap wajah Revel. Terkesima. Terpesona. Bukan karena pertanyaannya, tapi karena sikap Revel. Sikap pria itu sangat berbeda jauh jika mereka sedang bermain diatas ranjang. Jika sedang bercinta, Revel selalu memperlakukannya dengan lembut dan penuh perhatian, tidak dingin sama sekali! Pria yang memiliki dua kepribadian yang saling bertolak belakang itu sungguh unik! Tapi Jill menyukainya. Jill menyukai kelembutan, ketangguhan dan keperkasaan Revel padanya di saat-saat seperti ini. “Masih sanggup?” goda Jill, kali ini tanpa nada mengejek atau menghina sama sekali. Benar-benar hanya bertanya.“Sure! Gue masih sanggup melakukannya berulang kali kalau sama lo,” balas Revel percaya diri. Tidak ada keraguan sama sekali dalam suaranya.“So, do it, please!” jawab Jill memberi izin. “Really?” tanya Revel memastikan.“Yes!”Jill tidak peduli jika Revel menganggapnya sebagai wanita gampangan karena dirinya juga tidak dapat mengendalika
“Why? Bukannya lo suka?” goda Revel.Jill terdiam, tidak menyangkal, Jill cukup sadar kalau Revel bukan pria bodoh yang dapat dibohongi begitu saja. Terlebih lagi tubuh Jill berkhianat dan menikmati sentuhan pria itu! Apalagi desahan nikmat terlontar keluar dari bibir Jill tanpa dapat dikendalikan! Dasar bibir kurang ajar, kenapa tidak bisa menahan diri dan malah mendesah keenakan begini?!Dengan sekali sentakan, Jill sudah kembali berada dibawah tubuh Revel. Wanita itu hanya bisa memekik kaget dan tertegun saat melihat wajah Revel yang sudah kembali berlumur gairah. Padahal hari masih pagi! Dan mereka baru bangun tidur! Astaga! Apa pria itu tidak lelah setelah semalaman menggempurnya?!Staminanya terbuat dari apa sih? Jill tidak habis pikir! Tidakkah Revel memikirkan Jill yang masih merasa lelah setelah melayaninya hampir semalaman? Tidakkah pria itu berniat memberi Jill waktu istirahat yang lebih panjang untuk memulihkan tenaga sebelum kembali digempur oleh junior perk
Sejujurnya Revel tidak menyangka kalau gadis angkuh yang dikenalnya ternyata cukup bodoh jika dihadapkan dengan pria dan rasa cinta! Bukankah seharusnya Jill harus bersikap lebih cerdas? Saat itu Revel percaya dengan ungkapan kalau cinta itu buta! Revel sudah melihat contohnya langsung dari Jill, dirinya memiliki banyak informan terpercaya. Banyak dari mereka yang menceritakan tentang perdebatan yang terjadi antara Jill dan sahabatnya yang bernama Gwen.Bahkan nasihat Jayden, bartender yang ditemui Revel kemarin, juga diabaikan oleh Jill! Ternyata sejak awal baik Gwen maupun Jayden memang tidak menyukai Alvaro, namun Jill yang sudah dibutakan oleh rasa cinta mengabaikan pendapat sahabatnya begitu saja! Dan baru menyadari kebenaran dari ucapan kedua sahabatnya saat Revel memperlihatkan secara langsung tingkah bobrok Alvaro di depan matanya! Live! Maka dari itu Revel tidak bosan memperhatikan Jill dari jauh. Tidak bosan mengintai Alvaro, berusaha mencari celah, kesa
Jill berbalik dan terkesiap kaget saat melihat Revel berdiri tidak jauh darinya, sudah mengenakan pakaian lengkap. Bersandar santai di tembok. Entah sudah berapa lama pria itu berada di sana, Jill tidak menyadarinya. Sejak tadi dirinya hanya fokus berbicara dengan Gwen, apalagi Revel tidak bersuara sama sekali! “Gue balik dulu ya,” pamit Jill, bingung harus bicara apalagi.“Mau gue antar?”“Nggak usah. Gue bawa mobil. Bye!”Dan Jill berlalu pergi begitu saja membuat Revel heran dengan perubahan sikap wanita itu. Padahal semalam dan tadi pagi mereka baru melakukan hal panas, tapi kenapa sekarang sikap Jill jadi dingin lagi? Apa salahnya? Kenapa sikap wanita itu sangat mudah berubah? Membuat Revel bingung! ‘Apa mungkin Jill masih merasa canggung sama gue? Tapi masa iya setelah berulang kali saling memuaskan masih merasa canggung? Hah, cewek emang sulit diprediksi! Entahlah! Biarkan saja dulu,’ putus Revel.Dan sekarang pikiran Revel malah beralih kepada pembi
Hampir seharian ini Revel tidak bisa konsentrasi dengan skripsinya. Sikap aneh Jill membuat Revel merasa bingung dan bertanya-tanya. Belum lagi dengan obrolan perjodohan itu! Meski Jill sudah menolak, tetap saja ada kemungkinan kalau sahabatnya nekat dan tetap mengenalkan Jill pada pria lain kan?‘Nggak boleh! Apa lebih baik telepon langsung dan ajak Jill ketemu?’Tapi Revel ragu, bisa-bisa dirinya langsung ditolak! Apalagi sikap Jill tadi kembali dingin padanya! Padahal Revel sudah berbaik hati menawarkan bantuan untuk mengantar Jill pulang! Nasib! “Biarin aja dulu, lebih baik beri Jill waktu sebentar. Lagian gue yakin kalau Jill juga nggak mungkin terima perjodohan itu,” pikir Revel mencoba berpikir positif.Menurutnya lebih baik memberi waktu untuk Jill berpikir. Revel tidak ingin membuat Jill merasa terbebani dengan kehadirannya. Apalagi wanita itu belum mengingatnya! Jadi meski berat karena tidak bisa melihat Jill selama beberapa hari ini, tapi Revel berus
“Udah, nggak usah dipikirin. Itu udah jadi masa lalu.”“Hmm…”“Btw kalo gitu lo udah bisa buka lowongan buat cowok baru donk? Lo tau sendiri kalau banyak cowok yang ngincer lo jadi cewek mereka. Atau gue jodohin aja deh,” goda Gwen, kembali ke topik perjodohan yang sempat diutarakannya beberapa hari lalu.Ucapan yang membuat Jill heran karena tidak biasanya Gwen segigih ini hendak menjodohkannya. Apa Gwen memiliki niat terselubung? Tapi apa? “Nggak ada ya acara perjodohan! Gue nggak mau! Lo tau sendiri kalau gue lebih suka cari cowok sendiri, lagipula siapa tau nanti, dalam waktu dekat ini maksudnya, ada yang menarik perhatian gue!” tolak Jill. Gwen terkekeh mendengar jawaban sahabatnya.“Ya udah deh. Gue cuma berharap lo bisa dapet cowok yang lebih baik. Jangan cowok brengsek macam Alvaro!” harap Gwen.“I hope so. Jujur gue capek kalau harus mulai hubungan baru sama cowok sih. Jadi gue harap kali ini ada yang bener-bener serius sama gue.”“Bener-be
Revel meraih kunci mobilnya dan berlari kecil, namun langkahnya terhenti otomatis saat melihat papa dan mamanya sedang berada di ruang keluarga. Tumben. Padahal ini hari biasa, bukan hari libur, kenapa papanya nggak kerja? Malah asyik mesra-mesraan sama mamanya! Bikin Revel iri aja!Padahal Revel sendiri masih belum memiliki pasangan resmi untuk bermesraan. Belum, sampai Jill menerimanya nanti! Sekarang saja Revel masih harus memikirkan alasan untuk bertemu dengan Jill! Bisa dibilang jalan yang harus ditempuh untuk mendapatkan hati Jill masih cukup panjang dan berliku! Semoga saja Tuhan berkenan melunakkan hati Jill! “Papa tumben di rumah? Nggak ngantor?”“Bosan kerja!” jawab papa Levin asal.“Kamu kalau jawab ngasal banget sih, Levin!” tegur mama Claire gemas.Jawaban seperti itu keluar dari bibir seorang pemilik perusahaan yang memiliki cabang sampai ke kancah international? Sungguh tidak bertanggung jawab! Tapi tentu saja Revel tidak menyuarakannya. Tidak ing
‘Ada apa sebenarnya dengan Revel?’ batin Matthew penasaran.Tapi meski menanyakannya secara terang-terangan, Matthew yakin Revel tidak akan memberitahunya. Pria itu terkesan misterius dan hanya menjawab seadanya. Penuh rahasia. Meski Matthew sudah berteman selama beberapa tahun, tapi dirinya tidak yakin dapat mengenal Revel dengan baik karena pria itu cukup tertutup. Jarang membicarakan hal yang bersifat pribadi. Dan lagi Revel juga belum ingin memberitahu Matthew kalau dirinya sudah mengenal Jill. Bahkan sudah tidur bersama! Revel tau kalau Matthew bingung dengan keinginan dan kelakuannya, tapi meski begitu Matthew tetap mengikuti langkah Revel setelah sebelumnya memesan makanan agar diantarkan ke meja mereka.Jujur sebenarnya Matthew enggan, tapi karena Revel sudah melangkah lebih dulu, terpaksa Matthew mengikutinya. Alasan Matthew simple yaitu karena dirinya masih menghindari salah satu gadis yang duduk disana. Gadis yang pasti kecewa dengan tingkah lakunya