Semua Bab Wanita Bermata Hijau: Bab 41 - Bab 50

69 Bab

Bab 41 Foto Terakhir Penuh Kenangan

“Kak! Kak Arthur! Kenapa melamun, Kak? Bantu aku, ambilkan air dan kain lagi!“ panggil Angellia berusaha menyadarkan Arthur yang hanya diam dengan tatapan kosong. “Apa? Angel, maaf ta-tadi aku me-melihat De-Dewa!“ gagap Arthur yang terkejut. “Apa? mana mungkin? Dewa siapa, Kak?“ tanya Angellia yang tidak percaya dengan perkataanya. “De-Dewa Penca-cabut Nyawa, Angel!“ jawab Arthur dengan bibir gemetar hebat merasakan ketakutan. “Hah!“ teriak Angellia lalu menoleh dan menjatuhkan mangkuk aluminium berisi air itu. Suara pun menggema. “Ada apa? Aku ada di mana? Aww! mataku. Angel?“ tanya Jasmine yang terusik mendengar mangkuk itu jatuh dan meraba-raba tangan Angellia. “Iya, ini aku! Tenang, kamu ada di ruang UKS ko.k Sudah bisa duduk?“ jelas Angellia. “Jasmine, ada apa? Sampai kamu seperti ini?“ tanya Arthur yang memastikan akan sesuatu hal. “Tadi, ada yang datang! Aku tidak, mengerti. Dia bilang soal takdir
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 42 Julie Disekap

“Si-siapa? Aku di mana? Jauhi keluargaku! Lakukan sesuka hatimu! Cepat lakukan!” jerit Julie yang menangis terus meronta-ronta ingin menyerang Meliai. “Diam! Aku tidak peduli dengan keluargamu! Kamu tidak usah tahu diriku. Ingat saja mukaku ini, sampai ke alam baka!” seru Meliai yang tertawa riang dan menampar pipi Julie hingga tersungkur ke lantai. Meliai menjentikkan jari, hingga tubuh Julie terangkat tinggi. Julie dihempaskan ke bawah dan ke atas berulang-ulang. Sampai terdengar suara retakan tulang di mana-mana dan mulut memuntahkan banyak darah. Tangan Julie dibentangkan dan paku besar menancap tembus hingga ke tembok membuatnya tergantung. Meliai mengabaikan suara raungan kesakitan Julie. Suara menggema yang mengisi ruangan itu. Tubuh Meliai sedikit melayang-layang, mendekatkan wajahnya dengan senyum sinis. Dia menatap Julie yang mulai kelelahan, setiap tarikan napasnya membuat beberapa tulang iga retak lagi. Wanita iblis itu menjulurkan lidah, p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-01
Baca selengkapnya

Bab 43 Melakukan Pencarian

“Selain manusia? Memang siapa? Roh atau iblis?” ucap Jasmine secara spontan dengan raut wajah kesal sampai membuat semua menatap Jasmine. Semua terdiam tak menjawab. “Maaf, mengganggu percakapan kalian. Saya detektif D, ingin meminta kesaksian yang terakhir kali bersama dengan korban. Dan pada jam berapa tidak kembali,” potong detektif D yang melirik satu per satu begitu penuh pertanyaan. Leo dengan sigap maju dan menjawab semua pertanyaan dari detektif itu. Dari raut wajah detektif D, terlihat beberapa kejangalan yang terjadi. Tapi, dia tidak bertanya lebih jauh dan memanggil rekannya untuk berdiskusi. Jasmine hanya menunduk lemah, membuka ponselnya melihat pesan-pesan terdahulu dengan Julie. Dia pun melihat foto terakhir kalinya bersama Sang adik. Jasmine merasakan perih sekali, dulu kehilangan Edward sekarang Julie. Dia menunduk dan memeluk erat lutut. Terdengar tangis pilu Jasmine. Leo hanya bisa menatap kosong dan bingung. Semua rasa berkecambuk di hati, tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-02
Baca selengkapnya

Bab 44 Keterbukaan Itu Penting

Jasmine mengetuk pintu dengan pelan, sesekali menghapus air matanya. Dia menunggu cukup lama, tangannya terus mengetuk pintu. Pintu pun terbuka, Jasmine mencium aroma rokok yang menyengat. Dia pun terbatuk-batuk dan mengibas kepulan asap itu. Dia merasa cemas melihat keadaan Leo yang sangat kacau. Apa lagi kondisi kamar yang berantakan. Mata kakaknya yang sama-sama bengkak dan merah. "Apa kakakku menderita seperti ini? Kenapa aku hanya diam, tidak bisa bertindak apa pun?" gumam Jasmine ada rasa bersalah pada Leo. Leo hanya menatap kosong, raut wajah kusam memikirkan banyak hal. Di bahunya memikul beban terlalu berat menjadi lebih frustasi. Jasmine hanya bisa diam beradu tatap, perlahan menarik badan yang tegap itu. Mereka berpelukkan dan menangis tersedu-sedu bersama lagi. Leo mempererat pelukannya sambil mengecup kening adiknya. Kasih sayang yang tulus dan penuh rasa syukur. Memiliki ikatan saudara yang tidak tergoyahkan. Walau penuh rahasia dibelakang Sang k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 45 Iblis Afrodit

Tiba-tiba Aloria terdiam, merasakan sensasi yang aneh. Dia merasa rohnya terpisah dengan tubuh. Tubuhnya mulai bergetar hebat dan ketakutan. Aloria melihat seseorang muncul dibalik tembok. Sosok dengan gaun berwarna putih khas dengan aroma mawar. Wanita itu membentangkan tangan ke depan kilatan api menyerang Aloria. Perempuan mungil itu terpental jauh ke belakang. Hingga menghantam keras benda apa pun. Aloria berakhir tergantung di tembok dan meronta-ronta kesakitan. Napasnya terengah-engah sebab dicekik. Barlder dan Eleanor syok berat, sampai tidak bisa berkutik sedikit pun. Mereka menajamkan penglihatan ada sebuah tulisan yang terukir berwarna hitam seperti hangus terbakar. "Waktunya sudah dimulai!" Tulisan yang sangat jelas di samping Aloria. Afrodit melayang-layang sambil menyeringai, tapi tubuh anak bungsunya itu kejang-kejang hebat. Tangan Aloria mencoba meraih sesuatu di mulutnya. Perlahan terbuka lebar, terdengar suara rahang yang retak memaksakan benda besar untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-08
Baca selengkapnya

Bab 46 Charless Dalam Bahaya!

“Cih ... Kamu lagi! Itu hanya mimpimu, tidak akan pernah terjadi. Apa maumu sampai repot-repot turun kemari? Ingin bertarung denganku?” geram Charless sambil mengepal tangan kuat-kuat. “Jangan kasar, dong. Mimpi yang tertunda, Sayang! Hanya jalan-jalan saja. Aku sangat terhibur saat melihat semua menderita seperti ini!” goda Afrodit sambil mengelus-elus dan menjilati pipi Charless. Membuat siapa saja yang melihat menjadi jijik. “Apa! Tutup mulutmu, Afrodit! Menghibur katamu?” murka Charless dengan raut wajah seram lalu menangkap lidah yang terus menggeliat itu dan digenggam erat. “Arght ... aaa! Charless!” Afrodit kesakitan dan meronta-ronta ingin melepaskan. Wanita itu menjambak rambut Charless kuat-kuat, mengumpulkan tenaga pada tangan kanannya. Terus dikepal keluarlah api membara. Dia menyerang dalam satu kali hentakkan membuat Charless mundur beberapa meter. Seketika baju pria itu berlubang di bagian dada. Perlahan kain terbakar meleleh d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

Bab 47 Kekuatan Angellia dan Arthur

Leo yang mendengar perintah, suara hati terus memanggil sang singa. Aroma anyir menggoda indra penciuman peliharannya, agar tahu lokasi pemilik ada di mana. Terdengar suara gemuruh dari belakang. Tanah sedikit terguncang, dua hewan ini berlari menghancurkan apa saja yang dilaluinya. Leo meringis memuntahkan darah lalu bangkit, melempar perisai dan membawa kapak. Ternyata kulit pipi menjadi melepuh begitu perih. Dia menarik napas mengumpulkan tenaga, seluruh tubuh diselimuti aura hijau pekat terbias merah. Dua hewan sudah ada di tempat, Leo menarik bulu singa. Leo memanjat dan menunggainya langsung lari menghampiri Afrodit. Serigala mendahului mereka, Serigala ingin sekali melahap habis wanita iblis yang telah menyakiti tuannya. Hanya jarak beberapa meter, Serigala melompat tinggi dan mengayunkan cakar panjang. Tetapi, dihindari dengan mudah. Serigala melangkah mundur mengumpulkan api neraka yang membara, dan disemburkan dari tiga mulut. Tangan Afrodit dibentangkan ke depa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-14
Baca selengkapnya

Bab 48 Jasmine Sudah Tahu!

“Jasmine!” teriak Si Kembar serempak. Mereka terkejut bagaimana cara menjelaskan semuanya. Kebohongan yang akan terbongkar pada waktu yang salah. “Kalian sedang apa? Mana musuhnya?” tanya Aroon yang kebingungan mencari-cari, tapi tidak bisa melihat jelas. Hanya siluet hitam, merah, dan putih saja. Memang, manusia biasa seperti Aroon tidak akan bisa melihat mereka dengan jelas. Terkecuali ada media penghubung, agar dapat berinteraksi dengan makhluk itu. “Apa ini? Ka-kalian penyihir? Kenapa mempertaruhkan nyawa kalian! Aku tidak akan diam lagi!" murka Jasmine. "Walau hatiku teramat sakit ada bohongan di sini. Entah harus berbuat apa? Tapi, ingat kata ini. Aku benci kalian!” Jasmine dengan raut wajah marah. Hatinya terkoyak sakit hati. Dia dengan mantap melangkah dan diam di belakang. Dia membentangkan tangan menyentuh bahu mereka. Tato itu menyala lagi dan mentransfer energi besar. “Gila, jangan kamu paksakan! Ini berbahaya! Berhenti. Kamu bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-15
Baca selengkapnya

Bab 49 Dewa Ares

Aroon mencari botol berisi warna merah, yang berada di baris ke empat dari atas secepat kilat mengambilnya. Napas mulai terengah-engah mengejar waktu untuk menyusul Leo. Aroon menaruh dua baskom di meja lalu menuangkan air es dan es batunya sangat banyak. Dia berhati-hati membawanya ke mereka. Arthur menatap Angellia yang terus kesakitan, itu hal yang sangat mengiris hati sang kakak. Dia sesekali menyeka air mata yang jatuh harus terlihat kuat dan tegar. Aroon meletakkan semua satu per satu, memberikan kain sobek sisa dari bajunya untuk digigit Si Kembar. Mereka memasukkan kedua tangannya ke dalam baskom, mulai tubuh kejang-kejang dan berkeringat. Mengigit erat kain itu, terbayang rasa perih melebihi apa pun sampai Angellia menangis pilu. Air berubah menjadi merah kehitaman, tercium daging yang hangus bercampur anyir membuat Aroon mual. Beberapa menit kemudian, membuka botol ramuan dan menuangkannya di tangan kakak beradik itu. Mereka mulai menjerit yang tertahan kesekian kalinya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-16
Baca selengkapnya

Bab 50 Leo Sangat Terpuruk

Dewa Ares bertubuh kekar dengan baju zirahnya menaiki kuda. Dia mencari di mana posisi Dewa Pencabut Nyawa itu yang membuatnya semakin emosi. Burung gagak terbang ke sana kemari seperti merasakan gelisah, sosok tulang belulang itu begitu pintar dalam bersembunyi. Namun, Dewa Pencabut Nyawa terlalu bodoh karena mencari masalah dengan seorang yang berlevel lebih tinggi darinya. Dewa Ares membentangkan kedua tangan ke atas mengambil energi bumi. Hingga tanah bergetar beserta angin bertiup kencang, gelombang cahaya. Dan kilat petir berkumpul digenggamannya lalu dihempaskan ke bawah. Dentuman besar hingga mengangkat tanah yang hancur berantakan. Kumpulan serpihan tanah membentuk pusaran angin besar memutari wilayah itu. Eleanor, Barlder, dan Aloria terkejut saling berpelukan. Dibantu Dewa Ares dengan cahaya pelindung untuk menahan terjangan itu. Alhasil pemakaman itu hancur berserakan sangat kacau. Mayat yang sudah tulang belulang berserakan dan kendi abu mayat hancur. Mereka m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status