“Mama nggak ada nelpon kok.” Keningku berkerut mendengar penuturan Mama mertua.“Oh, mungkin aku salah dengar, Ma. Ya udah, aku tutup ya, Ma. Mau mandiin Yuna soalnya.”Tanganku mengepal. Mas Nata membohongiku, semua ini semakin memperjelas kalau dia ada main dengan perempuan lain. Aku tidak akan mungkin hanya diam saja, rumah tanggaku di ujung tanduk.“Mama, cakenya habis.”“Iya.” Kulempar benda pipih itu ke atas ranjang.Dadaku bergemuruh karena rasa sesak yang menyiksa. Masih tidak menyangka Mas Nata sampai hati mengkhianati janji suci pernikahan kami.“Yuna mau lagi.”“Nggak boleh, Yuna udah habisin semua loh. Kalau papa lihat pasti marah, nanti beli lagi. Tapi bukan hari ini oke?”Dia merengut kesal dengan bibir yang mengerucut, “Tapi dibeliin 'kan?”“Iya. Enak cakenya?” Kuusap lembut rambutnya yang hitam legam sedikit bergelombang itu.“Enak.”“Nanti Yuna bantu Mama buat ikan bakar ya. Kemarin siapa yang bilang mau makan ikan bakar?”“Yuna.” Dia mengangkat tinggi-tinggi tangann
Last Updated : 2024-03-17 Read more