Share

Kesaksian Putriku

Author: Azalea
last update Last Updated: 2024-03-17 07:09:31

Dengan tangan gemetar aku mencoba mengembalikan patung kuda itu ke posisi semula sebelum Mas Nata datang. Saking paniknya takut ketahuan sampai menyenggol cangkir yang kini pecah tergeletak di lantai.

Pintu berderit membuatku sontak menoleh.

“Mas ….” Suaraku rasanya tercekat.

“Kamu kenapa, sayang? Kok itu cangkir bisa jatuh.” Dia berjalan mendekat membuatku semakin takut ketahuan.

Seharusnya Mas Nata yang takut ketahuan tapi ini malah sebaliknya. Sebelum semuanya jelas, aku akan pura-pura tidak tahu.

Dari sudut mata bisa kulihat ruang bawah tanah itu sudah kembali tertutup dan aku bisa bernapas lega.

“Tadi tangan aku tiba-tiba keram, Mas.”

“Oh, ya udah. Biar nanti aku yang beresin ini. Kamu temenin Yuna aja.”

Aku mengangguk lalu menyeret langkah keluar dari ruangan itu dengan perasaan campur aduk.

Rahasia apa yang disembunyikan Mas Nata? Apa dia memiliki wanita lain? Aku harus mencari tahu.

Lututku masih lemas.

“Mama.”

“Kenapa, Nak?”

“Capek. Tapi Yuna suka jalan-jalan sama Papa.” Senyumnya merekah indah, “nanti Mama juga harus ikut ya.”

“Iya. Nanti Mama ikut kok.”

“Tadi juga Yuna ketemu kakak.”

Alisku berkerut, “Kakak siapa?”

Dia menepuk jidatnya, “Aduh, Yuna lupa tanya namanya. Tapi tadi Yuna sama Papa mampir minum di rumah kakak.”

Tidak biasanya. Mas Nata paling tidak suka mampir di rumah orang begitu, dia hanya akan bertamu saat ada kepentingan saja. Tetangga di sini juga kebanyakan tidak akrab dengan suamiku. Lalu siapa yang dimaksud Yuna kakak?

Apa itu selingkuhan Mas Nata? Wanita itu masih muda sampai Yuna memanggilnya kakak.

“Rumahnya dimana?”

“Yuna, tolong ambilkan handphone papa, Nak.”

Sebelum Yuna menjawab pertanyaanku, Mas Nata langsung memanggil.

Tanpa disuruh dua kali, Yuna mengambil ponsel Mas Nata di atas meja lalu berlari ke ruang kerja ayahnya.

Sengaja aku tidak mengikuti Yuna. Saat ini aku akan pura-pura tidak tahu saja meski perasaan ini begitu menggebu. Membayangkan Mas Nata berkhianat saja sudah sukses membuat hatiku tersayat apalagi kalau benar dia melakukan itu.

Tidak mau membuatnya curiga, aku beranjak ke dapur membawa cemilan yang sudah kusiapkan.

Perasaanku jadi tidak tenang dengan semua prasangka ini.

Masalahnya tidak akan mungkin kebetulan begitu banyak. Mas Nata yang dua hari ini lembur dan setiap pulang selalu mandi keramas, ruang rahasia yang baru kutemukan dan ada dalaman wanita di sana. Dan yang paling baru, Mas Nata mampir ke rumah orang.

Tapi soal suara rintihan itu, rasanya tidak mungkin disangkut pautkan karena Mas Nata saja tidak ada di rumah.

Wajar kalau aku curiga. Meski memang aku selalu menepis pikiran soal Mas Nata yang kemungkinan selingkuh. Pria romantis tidak akan menjamin setia, tapi selama menikah dengannya, Mas Nata tidak pernah melakukan sesuatu yang mencurigakan, hanya saja baru-baru ini semuanya tampak berbeda.

Suara bel berbunyi.

Bersamaan denganku yang keluar dari dapur, Mas Nata keluar dari ruangannya.

“Biar aku aja yang buka, Mas.”

Dia mengangguk lalu masuk kembali ke ruangannya.

Tidak pernah ada yang bertamu pagi-pagi selain keluarga sendiri.

Di balik gerbang, kulihat seorang wanita berdiri di sana sambil melemparkan senyum. Aku tidak mengenalnya. Wanita dengan tubuh semampai menggunakan gamis sage dengan kerudung panjang warna senada.

“Selamat pagi,” sapanya.

“Pagi, Mbak.”

Aku langsung membuka pintu pagar.

“Saya tetangga baru, kebetulan baru pindah satu minggu ini. Tapi baru sekarang bisa menempati rumah dan menyapa tetangga.”

Aku manggut-manggut, “Rumah depan ini ya, Mbak?”

“Iya.” Dia menyerahkan wadah berisi cake padaku, “anggap salam perkenalan dari saya, Mbak.”

“Aduh, kenapa repot-repot, Mbak ….”

“Nadia. Nama saya Nadia.”

Aku mengulurkan tangan, “Saya Hana. Terima kasih ya, Mbak Nadia. Ayo masuk dulu.”

“Lain kali, Mbak. Soalnya saya juga buru-buru, kebetulan anak saya mau pergi.”

Masih berdiri di dekat pagar saat wanita bernama Nadia itu berlalu dan kembali masuk ke dalam rumahnya. Zaman sekarang rasanya jarang ada tetangga seperti ini, biasanya 'kan hanya sekedar menyapa tidak sampai memberikan makanan begini.

“Mama … Mama ….”

“Iya.”

Kututup gerbang lalu masuk ke dalam membawa roll cake, kalau ini memang kesukaanku.

“Mama kenapa nggak beli cheese cake juga buat Yuna.” Anak itu merengut kesal melihatku membawa roll cake.

“Ini dari tetangga tadi. Nanti minta papa beliin ya. Papa mana?”

“Mandi.”

“Nih, makan ini aja dulu.”

Kutaruh cake itu di atas meja lalu ke dapur untuk mengambil piring.

Ponselku yang ada di atas meja makan berkedip, kuraih benda pipih itu. Ternyata ramai pesan masuk di grup.

Aku langsung membaca chat bagian akhir karena malas harus membaca satu-satu.

[Oh, jadi semua dapat ya cake dari tetangga baru itu. Dia bukan janda 'kan? Bahaya kalau janda, soalnya cantik. Bisa-bisa suami kita melirik.]

Bu Irma ini mulutnya paling tidak bisa dijaga. Ini yang membuatku jarang membuka grup, terkadang isinya tidak berfaedah. Tapi tidak semua juga seperti Bu Irma.

[Hana, suami kamu paling ganteng sendiri. Eh, hati-hati, mana rumah kalian deket. Takutnya malah suamimu digoda lagi.]

Astaghfirullah! Segitunya, kasihan sekali Mbak Nadia. Padahal dia orang baru tapi sudah kena julid dari tetangga.

“Sayang, bajuku yang warna abu dimana?”

Dasar bayi besar. Cari baju sendiri saja tidak mau.

“Baju abu yang ma-”

Langkahku terhenti di depan pintu kamar, mata terbelalak melihat bekas cakaran di punggung Mas Nata.

Dia berbalik, “Malah bengong disitu.”

Dadaku bergemuruh, kuayunkan langsung mendekat padanya untuk melihat lebih jelas punggung tegapnya.

“Eh, tadi mama ada telpon, coba kamu telpon balik. Katanya mau bicara sesuatu yang penting.” Mas Nata langsung mengalihkan pembicaraan saat kusentuh punggungnya.

Dia lalu masuk ke dalam walk in closet meninggalkanku yang berdiri membeku.

Related chapters

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   Perempuan Bernama Arsila

    “Mama nggak ada nelpon kok.” Keningku berkerut mendengar penuturan Mama mertua.“Oh, mungkin aku salah dengar, Ma. Ya udah, aku tutup ya, Ma. Mau mandiin Yuna soalnya.”Tanganku mengepal. Mas Nata membohongiku, semua ini semakin memperjelas kalau dia ada main dengan perempuan lain. Aku tidak akan mungkin hanya diam saja, rumah tanggaku di ujung tanduk.“Mama, cakenya habis.”“Iya.” Kulempar benda pipih itu ke atas ranjang.Dadaku bergemuruh karena rasa sesak yang menyiksa. Masih tidak menyangka Mas Nata sampai hati mengkhianati janji suci pernikahan kami.“Yuna mau lagi.”“Nggak boleh, Yuna udah habisin semua loh. Kalau papa lihat pasti marah, nanti beli lagi. Tapi bukan hari ini oke?”Dia merengut kesal dengan bibir yang mengerucut, “Tapi dibeliin 'kan?”“Iya. Enak cakenya?” Kuusap lembut rambutnya yang hitam legam sedikit bergelombang itu.“Enak.”“Nanti Yuna bantu Mama buat ikan bakar ya. Kemarin siapa yang bilang mau makan ikan bakar?”“Yuna.” Dia mengangkat tinggi-tinggi tangann

    Last Updated : 2024-03-17
  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   Memergokinya di Hotel

    Mataku membulat sempurna. Tubuhku yang membelakangi Mas Nata langsung menegang seketika.“Mau ambil minum.” Dengan cepat aku melangkah keluar kamar.Ponsel Mas Nata masih dalam genggaman, kupegang di depan perut agar dia tidak sadar.Saat sampai di ruang tengah. Aku langsung mengirimkan tangkapan layar ke whatsappku sebelum keluar dari email itu. Menghapus riwayat pesan agar Mas Nata tidak curiga.Kulempar begitu saja benda pipih itu ke atas sofa.Kecewa, marah dan cemburu menjadi satu. Tapi aku tidak mau gegabah, mencoba tenang meski sulit.Tidak mau Mas Nata curiga, aku kembali ke kamar. Dia juga terlihat kembali tidur. Wajahnya tampak polos tak berdosa. Apa dia tidak pernah merasa bersalah sudah mengkhianati aku? Dia masih bisa tidur dengan tenang.Kenapa aku bisa ditakdirkan menikah dengan laki-laki yang hatinya terbagi dua seperti ini. Bahkan membayangkannya saja tidak pernah malah sekarang tiba-tiba mengalami.Hati yang selalu dijaganya dengan sikap manis dan romantis kini terlu

    Last Updated : 2024-03-17
  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   Pengakuan Suamiku

    Mas Nata dan Mbak Nadia bergandengan tangan dengan mesra masuk ke dalam mobil.Apa ini? Dia memiliki lebih dari satu selingkuhan?Dengan tangan gemetar, aku mengabadikan momen perselingkuhan Mas Nata. Aku tidak akan langsung melabraknya apalagi di depan banyak orang. Itu sama saja mempermalukan diriku sendiri, takutnya kalau sampai ada yang kenal dan nanti malah berita semakin meluas dan keluargaku tahu.Setelah mereka masuk ke dalam lobby, aku pun turun.“Mbak, ongkos sama helmnya.”Kulepaskan helm itu dan memberikan ongkos sebelum berlari masuk tanpa memperdulikan teriakan tukang ojek yang mau memberikan uang kembalian.Aku duduk di sebuah sofa meraih majalah untuk menutupi wajah agar tidak ketahuan. Jaraknya lumayan dekat jadi aku bisa mendengar mereka bicara.“Menginap, Mas?”“Nggak bisa. Nanti sore Hana pulang, jadi di sini paling bisa sampai jam 1 atau jam 2 siang.”“Ya sudah, nggak apa-apa.” Wanita itu mengulas senyum yang membuatku sangat muak.Kutekan kuat-kuat dada yang tera

    Last Updated : 2024-03-17
  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   Saat Istri Berkuasa

    “Ma-”“Hana yang bakalan menggantikan posisi kamu, Nata.”Aku terbelalak mendengar itu, begitupun Mas Nata.Sungguh, aku tidak mengharapkan hal ini. Bahkan aku tidak ingin Mama tahu dengan cara seperti ini.“Sebelum kamu dapat maaf dari Hana, posisi itu akan tetap ditempati Hana.” Mama berucap dengan tegas dengan sorot mata tajam.Mas Nata tidak bisa berkata-kata, dia paling tidak berani pada Mamanya.Sekarang aku belum bisa mengambil keputusan, semuanya harus jelas dulu. Setelah itu baru aku akan memilih untuk tetap tinggal atau pergi.Tidak mudah bagiku untuk pura-pura baik setelah semua fakta terungkap dan hatiku tersayat.“Hana, kamu jangan takut. Mama akan selalu ada di pihak kamu. Nata memang harus dikasih pelajaran!” Mama menggenggam erat tanganku.Rasanya memiliki kekuatan lebih karena mama mertuaku sendiri ada di pihakku, tidak membela anaknya yang berbuat salah.“Ma, aku mengaku salah tapi nggak gini juga dong. Masa harus Hana yang gantiin aku sih? Dia juga nggak bakalan bis

    Last Updated : 2024-03-17
  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   Tukar Posisi

    Malam ini, aku memilih untuk tidur di kamar Yuna. Meski sebenarnya mata ini jelas akan sulit terpejam. Aku masih tidak menyangka Mas Nata sampai hati melakukan sesuatu yang menghancurkan hati dan hidupku.Air mata berjatuhan kala menatap wajah polos Yuna yang terlelap. Keberadaannya akan membuatku semakin kuat bukan lemah.“Mama pasti akan melakukan yang terbaik buat Yuna.” Kudekap erat tubuhnya sambil menahan isak tangis agar tidak membuat Yuna terjaga.Pagi harinya, aku yang biasanya menyiapkan sarapan kini sibuk bersiap untuk pergi ke kantor. Yuna sudah pergi dibawa oleh Mama, sedangkan di rumah hanya ada aku dan Mas Nata.Mama tidak mau Yuna mendengar sesuatu yang tak pantas, aku pun sama. Karena setelah semua terbongkar, pertengkaran antara aku dan Mas Nata pasti tidak akan bisa terhindarkan.Mas Nata tidak ada di kamar, entah kemana dia pergi.“Sayang, kenapa sudah rapi?” Dia keluar dari ruang kerjanya, menatapku dengan lekat.Memindai penampilanku dari atas sampai bawah.“Lupa?

    Last Updated : 2024-03-18
  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   Dilabrak Anak Pelakor

    Selama perjalanan, tidak ada yang buka suara baik aku ataupun Mas Nata. Tadi saja Mbak Nadia langsung ngacir setelah memberikan sarapan yang hanya ditaruh di rumah, nanti juga Mas Nata pasti akan memakannya, tidak mungkin tidak.Tampang seseorang memang tidak bisa mencerminkan bagaimana perilakunya. Saat pertama kali bertemu, Mbak Nadia terlihat baik terpancar dari wajahnya yang polos dengan senyum ramah. Tapi semua itu ternyata hanya sebuah topeng.“Nanti kalau sudah beres urusan kantor, kamu bisa pulang.”“Kamu mau Mas jadi bapak rumah tangga, Yang?”Aku mengedikkan bahu. “Anggap saja begitu.”“Mending kamu di rumah, nggak usah pusing-pusing mikirin soal pekerjaan.”“Kamu nggak bakalan bisa merayu aku, Mas! Keputusan aku tetap sama.”Helaan napas Mas Nata terdengar jelas.Sampai di kantor ternyata semuanya sudah berkumpul untuk menyambutku. Padahal aku tidak meminta penyambutan seperti ini. Nanti agak siang baru akan dilakukan rapat bersama dengan para pemegang saham. Aku bukan oran

    Last Updated : 2024-03-18
  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   Aku Yang Menjadi Duri?

    “Kamu jangan asal bicara ya. Kamu itu bukannya selingkuhan suami saya? Jangan coba-coba bohongin saya!”Dia tertawa dengan sorot mata tak biasa, “Suami Tante itu Papa saya.”Deg.Aku terdiam, masih mencerna ucapannya.Gadis itu mengeluarkan beberapa lembar foto dari dalam tasnya.Hatiku langsung teriris melihat foto Mas Nata berdampingan dengan Mbak Nadia yang sedang menggendong seorang bayi. Fotonya seperti foto lama karena mereka terlihat masih muda.“Ini, foto aku saat baru dilahirkan. Dan ini ….” Dia menunjukkan foto dengan formasi sama hanya saja ada gadis kecil yang kutaksir seusia Yuna. Dan satu lagi, foto yang sepertinya diambil baru-baru ini.“Saat aku ulang tahun ke lima dan foto terbaru, bulan kemarin saat aku ulang tahun ke 16. Sengaja aku bawa biar Tante nggak bisa nyangkal lagi. Ini asli ya, Tan. Bukan editan. 17 tahun lebih Papa dan Mama aku nikah dan Tante hadir buat jadi perusak. Ya, Tante minimal tahu dirilah. Sampai kapanpun pelakor nggak bakalan menang. Kalau masih

    Last Updated : 2024-03-18
  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   Kabar Buruk

    “Mama tahu soal ini?” Kutatap wajah Mama yang langsung pucat setelah melihat semua bukti yang kuberikan.Aku tidak mau lagi menyembunyikan apapun karena itu juga beban untukku. Laisa memberikan album foto pernikahan Mas Nata dan Mbak Nadia padaku dan aku perlihatkan pada Mama. Dan bukti lain yang memperkuat. Jika Mama sudah tahu, tidak ada alasan Mama untuk memintaku bertahan di samping Mas Nata.Hati ini terlanjur luka, setiap melihatnya bahkan perihnya semakin terasa.“17 tahun … Nata membohongi Mama.” Suara Mama bergetar, buliran bening berjatuhan membasahi pipi. “Apa dia anggap Mama ini udah mati?”Mama menarik napas dalam lalu berdiri sambil memegangi dadanya. Baru saja akan kembali bicara tubuhnya ambruk ke sofa.“Mama!” Aku menjerit kaget.Tidak mau Mama kenapa-napa, aku langsung membawanya ke rumah sakit diantar supir tanpa memberi tahu Mas Nata lebih dulu.Dengan gelisah aku menunggu dokter keluar dari ruangan. Perasaanku tidak karuan, aku tidak menyangka Mama akan langsung p

    Last Updated : 2024-03-18

Latest chapter

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Kecemburuan Berlanjut

    “Kenapa Kia nggak mau aku gendong?” Yuna kesal setengah mati, apalagi tadi Kia menangis di depan Rinda.Rasanya Yuna sangat malu. Salah sendiri karena ia tidak pernah ada di samping putrinya. Bu Dini malah menawarkan Yuna untuk tinggal agar Kiarra bisa mengenal lebih dekat ibunya sendiri.Sebelumnya Yuna menempati villa tapi karena ditawarkan untuk tinggal di rumah Afnan, maka ia tidak akan menolak. Ia merasa tidak rela kalau Kiarra lebih dekat dengan orang lain daripada dengan dirinya yang notabene ibu kandung bayi itu.“Ini pertama kali kalian ketemu, wajar Kia belum bisa mengenali.” Afnan yang sedang menimang Kiarra, sesekali melirik wanita yang masih berstatus istrinya itu.Berada di dalam kamar yang sama membuat keduanya sedikit canggung. Namun keberadaan Kiarra tidak membuat kecanggungan itu kentara.Semua orang sudah tidur. Ini sudah jam sembilan malam, sebenarnya Kiarra akan susah tidur saat siangnya tidak tidur.Yuna tidak akan membiarkan Rinda dekat-dekat lagi dengan Kiarra,

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Penggantinya

    Yuna bisa pulang dalam keadaan lebih tenang karena Sisil tidak mengatakan apapun pada Angel dan Ganta. Yuna sangat takut, karena kalau nanti semuanya tersebar maka ia tidak akan sanggup menghadapi teman-temannya yang lain. Dipastikan ia akan kena hujat.Tapi sebagai gantinya, Yuna harus menjelaskan semua pada Sisil tentang apa saja yang sudah terjadi. Yuna percaya karena Sisil bukan orang yang akan menceritakan keburukan orang lain. Tapi tetap saja namanya rahasia sudah diketahui orang lain ada rasa cemas yang tak mungkin bisa hilang begitu saja.“Nggak denger apa yang Mama bilang sih.” Pulang ke rumah langsung disambut omelan sang mama. Dari raut wajah Yuna, Hana sudah bisa menebak yang terjadi pada putrinyaWanita muda itu menghempaskan tubuh di samping mamanya.“Untung cuman Sisil yang tau,” adunya.“Sekarang Sisil doang, lama kelamaan yang lain juga bakalan tahu. Kalian nikah karena kecelakaan, itu pun bukan hal yang disengaja. Sedangkan Kia, ada di tengah-tengah kita dalam keada

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Akankah Menerima?

    “Udah lama pulang, Rin?” Ia langsung mengalihkan pembicaraan.“Baru kemarin malam, Mas. Mau liburan dulu, nanti kalau udah kerja Rinda tinggal di kota soalnya.”Afnan mengangguk. “Bapak ada, Rin?”“Ada, Mas. Lagi sarapan, masuk yuk. Sekalian ikut sarapan.”“Makasih, Rin. Aku tadi udah sarapan.”“Ya udah, duduk dulu. Biar Rinda buatkan kopi.”“Nggak usah repot-repot, Rin.” Afnan menolak dengan halus. “Aku di teras aja ya.”“Rinda suka direpotin Mas Afnan kok.” Gadis itu tersenyum manis sebelum melangkah masuk ke dalam rumahnya.Rinda masih sama, gadis manis yang murah senyum. Ia sama sekali tidak pernah merendahkan Afnan karena kondisinya yang tak punya apa-apa. Mereka dari dulu teman mengobrol, kalau ikut bapaknya mengontrol kebun, Rinda pasti sesekali ikut hanya untuk melihat Afnan.Di saat gadis di luaran sana menyukai lelaki yang tampan, kaya dan keren. Tapi Rinda tidak, ia terpesona dengan kesederhanaan sosok Afnan. Bisa dibilang Afnan itu cinta pertamanya. Bahkan banyaknya lelaki

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Akibat Gengsi Tinggi

    "Afnan, dada aku sakit." Yuna meringis sambil memegangi dadanya.Masih dalam posisi berbaring, ia terusik dari tidur karena nyeri di payudaranya karena ASI yang tidak dikeluarkan."Afnan!" Kembali Yuna memanggil namun tidak ada sahutan dari si pemilik nama.Akhirnya ia menyambar ponsel miliknya untuk menelpon Afnan, namun ponsel lelaki itu tergeletak di atas nakas.Yuna mengernyit heran. Menghela napas berat lalu mengubah posisi menjadi duduk."Dia kemana? Handphonenya nggak dibawa lagi." Yuna mendengkus, ia sangat sensitif setelah melahirkan, lebih mudah marah."Yuka ...." Memanggil adik keduanya karena tahu mamanya tidak ada di rumah mengantar si bungsu ke tempat Oma Rani.Pintu kamar terbuka, Yuka datang dengan sendok di tangannya. Ia sedang menikmati akhir pekan sambil menonton acara kesukaannya, malah diganggu sang kakak."Apa, Kak?""Bang Afnan mana?"Yuka mengernyit. "Loh, kemarin 'kan pulang. Kakak lupa kalau Bang Afnan pulang sama Kia?"Deg.Kenapa aku bisa lupa?Kehadiran Af

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Takdir Pahit

    "Minum, nanti kalau dingin nggak enak." Afnan menyerahkan gelas berisi cairan putih itu pada Yuna."Mau dingin, mau anget sama. Nggak enak, aku nggak suka." Yuna memilih kembali fokus pada tontonannya.Sedangkan Afnan tampak menghela napas. Ia menaruh gelas di atas nakas lalu duduk di samping Yuna membuat wanita itu tersentak, masalahnya jarak mereka begitu dekat. Padahal sebelumnya Afnan tidak pernah berani sedekat ini pada Yuna."Mau ... apa?" Yuna melotot, ia menahan pundak Afnan saat lelaki itu semakin mengikis jarak."Menurut kamu?" Sebelah alisnya terangkat.Tubuh Yuna malah membeku, seharusnya ia bisa bergerak menjauhTangan Yuna mengepal di atas pundak Afnan saking paniknya. Ia bahkan bisa merasakan napas hangat lelaki itu menyentuh kulit wajahnya."Minum susunya atau saya yang minum ...." Pandangan Afnan turun."Iya, aku minum."Afnan menarik tubuhnya dengan bibir terkulum menahan senyum. Menyerahkan gelas itu pada Yuna menunggu sang istri menghabiskan cairan putih itu tepat

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Dia Cemburu

    "Oh, dia cuman koki baru di rumah. Udah ya, aku mau makan dulu."Sebelum Angel kembali bicara, Yuna lebih dulu mematikan panggilan video itu.Ia melirik tajam pada Afnan yang masih berdiri mematung."Kenapa bisa temen aku tau soal kamu? Sengaja ya?" tudingnya dengan mata melotot.Afnan menggeleng, wajahnya tampak polos. Ia memang tidak berniat melakukan itu, bahkan kaget saat keluar kamar mandi mendapati gadis yang tak dikenalnya. Ia bahkan seperti akan dikuliti karena merasa ditatap begitu intens oleh Angel yang sudah terpesona pada pandangan pertama."Sengaja mau tebar pesona? Jangan sok ganteng deh, kalau si Angel tahu kamu orang kampung, dia juga pasti nggak mau," sewot Yuna."Maaf, tapi saya nggak sengaja.""Dimana ketemu Angel?" Kedua tangan dilipat di dada dengan tatapan mengintimidasi."Di depan ... kamar mandi.""Dasar mesum!" Yuna melempar apel yang ada di meja ke arah Afnan. "Kamu mau ngintip ya!"Afnan meringis, ia tak sigap jadi benda bulat berwarna merah itu mengenai dad

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Mulai Tegas

    "Dia cuman nanyain papa kamu."Yuna menatap Afnan penuh curiga. "Jangan bohong!" Ibu muda yang sedang hamil itu tampak gelisah.Sekarang Afnan tahu satu kelemahan Yuna lagi selain takut pada orang tuanya. Ganta, lelaki yang katanya pacar wanita itu."Tanyain langsung sama orangnya kalau kamu nggak percaya.""Awas ya kalau kamu berani macem-macem. Aku pulangin kamu ke kampung," ancamnya dengan mata melotot.Bukannya membuat takut, Afnan malah terkekeh geli dengan tingkah sang istri."Kamu ngusir saya, orang tua kamu akan bawa saya kembali."Yuna menghentakkan kakinya kesal. "Berani ya sekarang." Ia berkacak pinggang, persis seperti ibu yang sedang memarahi anaknya."Saya suami kamu, jadi tolong dengar apa yang saya bilang. Ini buat kebaikan kamu juga. Hanya sebentar, Yuna. Tidak sampai satu tahun, setelah itu. Saya akan pergi dari hidup kamu, bersama bayi itu."Perkataan Afnan berhasil memantik sesuatu yang aneh dalam hatinya, tapi Yuna tidak tahu itu apa.Bukan Yuna namanya kalau tida

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Penggemar Rahasia Afnan

    “Maaf, tapi Pak Nata belum pulang, Mas,” jawab Afnan sopan meski lelaki di depannya sudah jelas lebih muda.“Baguslah.” Dengan santainya Ganta melangkah masuk. Ia sudah sangat merindukan kekasihnya.Dari pintu gerbang yang sedikit terbuka Afnan bisa melihat, pemuda yang beberapa detik lalu bicara dengannya kini memeluk Yuna dengan erat.“Udah ah, nanti kalau Mama lihat bisa berabe.” Meski tak rela, Yuna mengurai pelukannya.Bukan untuk menjaga perasaan Afnan tapi karena takut ketahuan Hana."Masuk yuk.""Papa kamu masih lama pulangnya 'kan, Baby?"Yuna mengedikkan pundak. "Nggak tahu. Tadi sih kata Mama ada meeting, kamu mending pulang dulu. Aku 'kan nggak minta kamu datang.""Kamu ngusir aku?""Bukan gitu. Kamu tahu sendiri Papa gimana, nanti kamu makin buruk loh di mata Papa. Kalau di sini ada cowok lain sih nggak masalah, ini kamu sendiri doang cowoknya."Ganta memang datang tanpa pemberitah

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Pertemuan Suami dan Mantanku

    Laissa menceritakan semuanya pada Yuna tanpa ada yang ditutupi sedikitpun, ia ingin membantu sang adik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tidak tega juga melihat Yuna yang harus bertarung dengan badai dalam hidupnya di usia yang masih muda seperti ini."Apa jangan-jangan dia mau balas dendam, Kak? Kayak di drakor-drakor itu loh, jadi balas dendamnya lewat orang terdekat."Ada manfaatnya juga Yuna suka menonton drama Korea karena apa yang dilakukan oleh Aura memang ingin menghancurkan Laissa lewat orang-orang terdekatnya karena kalau langsung pada orangnya sudah tidak ada celah."Terus suami kamu juga terlibat?"Yuna mengedikan bahu. "Mana aku tahu, bisa jadi iya bisa juga nggak. Ya, kakak cari tahu dong. Aku capek, Kak. Bawaannya lemes, kepala pusing mana mual lagi. Kakak ada kenalan dokter yang bisa aborsi nggak?"Laissa melotot. "Sembarangan! Sebenci apapun kamu ke bayi itu, jangan berpikir melenyapkannya. Dia berhak lahir, Yuna

DMCA.com Protection Status