All Chapters of Kakak Cantik, Jadi Mamiku!: Chapter 291 - Chapter 300

330 Chapters

Memberitahu Semua

“Kan ga enak, enaknya main sama Kai.” Emily merajuk setelah jatuh sampai terseret layangan.Aruna dan Ansel saling lirik mendengar keluhan Emily. Aruna sendiri fokus membersihkan luka di siku dan lutut Emily.“Kai juga mau main berdua dengan mama dan papanya. Emi juga harusnya gitu,” balas Ansel.Emily menatap ke Ansel dan Aruna hingga kemudian berkata, “Kenapa aku tidak punya adik sendiri, jadi kalau mau pergi ya bisa pergi sama adiknya. Kai ‘kan sama Uncle dan Aunti. Aku mau sama adik, Mami, dan Papi,” keluh Emily lagi.“Emi mau punya adik, kok.” Ansel mencoba memberitahu.“Mana? Ga ada,” balas Emily.“Ada, masih di perut Mami,” ucap Ansel lagi.Emily menoleh ke Aruna yang sedang mengobati lututnya, lantas melirik ke perut Aruna.“Ah … nanti adiknya pergi lagi,” balas Emily yang tak mau tertipu lagi.Ansel dan Aruna terkejut mendengar ucapan Emily apalagi gadis kecil itu belum paham.“Ya, Emi doakan agar adiknya ga pergi lagi. Biar Emi punya adik,” ucap Aruna menjelaskan.“Apa kalau
Read more

Makan Masakan Mertua

“Mereka itu, kalau mau datang suka sekali dadakan. Kalau ngabari dari pagi atau kemarin, kita bisa nyiapin yang mereka mau.” Ayana membantu suaminya menyiapkan menu makan malam yang diinginkan sang menantu.Deon malah tertawa melihat istrinya mengeluh. Dia sibuk membuat masakan untuk menantunya sampai pembantu pun dilarang ikut memasak.“Ya, ga papa. Mungkin mereka dadakan juga kepikiran ingin ke sini. Lagian tidak setiap hari mereka datang, tidak masalah sekali-kali repot,” balas Deon tak keberatan sama sekali jika diminta memasak meski dadakan seperti sekarang.Ayana menatap suaminya, lantas mengangguk sambil tersenyum. Dia senang bisa menyiapkan makanan untuk anak dan menantunya, hanya saja Ayana menggerutu karena Ansel mengabari dadakan, takut kalau sampai masakan yang disiapkan tak sesui dengan yang Aruna inginkan.Ayana menata meja dibantu pelayan, masakan buatan Deon pun sudah disajikan di meja.“Sudah semuanya?” tanya Deon sambil mengecek meja.“Sudah,” jawab Ayana.Baru saja
Read more

Bertanya ke Milea

“Kondisi janinnya sangat baik, beratnya juga sesuai dengan usianya. Tampaknya ibunya makan dengan lahap dan sehat,” ucap dokter yang baru saja memeriksa kondisi janin Aruna.Aruna tertawa kecil mendengar ucapan dokter. Dia memang memeriksa kedua kalinya setelah pemeriksaan pertama setelah tahu kalau hamil.“Jangan terlalu lelah dan banyak begadang, istirahat cukup dan selalu penuhi kebutuhan gizi,” ujar dokter itu lagi.“Iya, Dok.” Aruna mengangguk mendengar ucapan dokter.Ansel pun senang karena kehamilan kali ini Aruna sangat sehat hingga calon bayi mereka pun ikut sehat.Setelah selesai melakukan pemeriksaan, Aruna dan Ansel bertemu Sashi saat baru saja keluar dari ruang pemeriksaan.“Bagaimana kondisinya?” tanya Sashi.“Dia sangat sehat, kata dokter berat badan dan ukurannya juga sesuai dengan usianya,” jawab Aruna yang tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sashi pun terlihat sangat senang karena sang adik mendapat apa yang diharapkan.“Ingat pesan dokter, jangan bandel,” ucap S
Read more

Pernikahan Bumi

“Sedang apa?” tanya Ansel saat melihat Aruna berdiri di depan cermin.“Lagi memantau, kenapa perutku belum besar?” Aruna menjawab pertanyaan Ansel sambil memandang ke cermin besar yang ada di sampingnya.Aruna berdiri miring lantas memandang bayangan perutnya dari pantulan cermin.Ansel malah tertawa mendengar ucapan Aruna. Dia mendekat lantas memeluk dari belakang sambil meletakkan dagu di pundak Aruna.“Baru juga 10 minggu, ya belum besar, Runa. Setidaknya nanti kalau sudah 16 minggu baru kelihatan,” ucap Ansel sambil mengusap perut Aruna.“Tahu dari mana?” tanya Aruna sambil melirik Ansel yang bergelayut manja.“Dari internet, aku penasaran jadi baca-baca soal perkembangan janin dan kondisi ibu hamil,” jawab Ansel.Aruna tertawa karena ternyata Ansel sangat memperhatikan soal kehamilannya.“Padahal dulu saat bersama Citra, kamu juga melihat perubahan tubuhnya saat hamil, kan?” tanya Aruna.“Ya, tapi aku tak pernah tah
Read more

Belum Siap

“Kalian akan tinggal di sini setelah menikah, kan?” tanya ibu Winnie.Bumi langsung menoleh Winnie untuk membuat keputusan.“Tidak, Ma.” Winnie langsung memberi keputusan tanpa berpikir.Acara pernikahan Winnie dan Bumi sudah selesai sejak beberapa jam lalu, mereka kini sedang duduk bersama orang tua dan kakak Winnie.“Kenapa tidak tinggal di sini?” tanya ibu Winnie.Winnie menoleh Bumi, lantas menatap ke sang mama.“Papa Anta tinggal sendiri. Dia menjalankan usahanya sendiri, jadi aku berpikir untuk tinggal di sana bersamanya. Di sini Mama dan Papa masih punya Miko, sedangkan Papa Anta tak punya siapa-siapa lagi selain Bumi,” jawab Winnie menjelaskan alasan keputusannya.Bumi hanya diam mendengar ucapan Winnie. Dia sendiri tak pernah memaksa Winnie mau tinggal di mana karena itu semua keputusan Winnie murni atas pemikiran gadis itu sendiri.Orang tua Winnie saling pandang mendengar jawaban putrinya, lantas kembali menatap Winn
Read more

Mertua Penyayang

“Bu, ada kiriman,” kata Siska saat masuk ke ruangan Aruna. Aruna yang sedang mengecek berkas pun langsung menatap ke staffnya itu. “Kiriman apa?” tanya Aruna dengan dahi berkerut halus. “Sepertinya makanan,” jawab Siska lantas meletakkan paper bag yang dibawa ke meja. Aruna berdiri untuk melihat isi paper bag itu, memang benar jika isinya kotak makanan. “Siapa yang antar?” tanya Aruna sambil mengeluarkan kotak makan itu. Aruna melihat gurame bumbu sambal mangga muda, juga ada buah yang sudah dipotong-potong. “Kurir yang tadi antar, Bu,” jawab Siska. Aruna langsung tersenyum saat bisa menebak siapa yang mengirim. “Ini dari mertuaku, terima kasih, ya.” Aruna menatap Siska dengan senyum semringah. Siska pun meninggalkan ruangan itu. Aruna langsung membuka kotak berisi gurame, tampaknya sang mertua masih ingat menu yang dimakannya saat hamil pertama. Aruna mengambil ponsel, lantas menghubungi sang ayah mertua. “Kamu sudah menerima makanan yang papa kirimkan?” tanya Deon dari se
Read more

Pernikahan Hanzel

“Nanti aku jalan sama Kai lho, Mami. Bawa bunganya Aunti Milea,” celoteh Emily saat rambutnya sedang disisir Aruna. Hari itu pernikahan Milea dan Hanzel akan digelar. Aruna sedang mendandani Emily yang akan jadi pengiring pengantin bersama Kai. “Iya, seperti saat Mami dan Papi nikahkan?” Aruna menanggapi celoteh Emily sambil mengepang rambut gadis kecil itu sebelum kemudian menyisipkan jepit bunga. “Iya, tapi kalau dulu ‘kan Emi sendiri, sekarang ada Kai, jadi ada temennya,” balas Emily yang duduk anteng menunggu Aruna selesai mendandaninya. Aruna memulas senyum mendengar balasan Emily. “Sudah, cantik sekali anak mami.” Aruna memuji penampilan Emily yang manis dan menggemaskan. Emily turun dari kursi, lantas memutar tubuh hingga gaun yang dikenakannya mengembang seiring gerakan kaki Emily saat berputar. “Tentu saja harus cantik, kan anaknya Mami sama Papi,” balas Emily sambil memberikan senyum lebar. Aruna tertawa melihat tingkah Emily yang menggemaskan. Dia pun mengusap rambut
Read more

Membujuk Kai

Cheryl sedang bicara dengan tamu yang hadir, hingga saat akan menghampiri sang kakak ipar yang duduk bersama mertuanya, tiba-tiba saja dia mendengar dua tamu malah bergunjing tentang Milea, membuat wanita itu murka dan langsung menggampar kepala salah satu wanita.“Kalian bicara apa tadi, hah?” Cheryl langsung mengamuk mendengar dua wanita itu bergosip soal Milea.Aruna yang awalnya ingin melabrak, kini sangat syok melihat Cheryl mengamuk lebih dahulu.“Memangnya bicara apa? Kenapa asal pukul?” Wanita itu melayangkan protes sambil memegangi kepala yang terkena gampar.“Kalian ini tak tahu malu, datang mengucap selamat, tapi bergunjing di belakang! Kalau mau bergunjing, pergi dari sini!” amuk Cheryl.Pertengkaran itu pun menarik perhatian para tamu yang datang, bahkan Milea dan Hanzel pun sampai terkejut saat melihat Cheryl bertengkar.“Benar, kalian bercerita yang bukan-bukan. Aku mendengarnya,&rdquo
Read more

Sudah Terbuka

“Kamu ingat saat pertama kali merayuku?” “Kenapa dibahas sekarang?” Hanzel menoleh Milea yang tiba-tiba membahas masa lalu mereka. Sejujurnya dia malu karena banyak cara dilakukan untuk bisa mendapatkan wanita itu tapi semuanya zonk meski akhirnya bisa bersama. Milea menoleh Hanzel, lantas tertawa. “Soalnya kamu lucu,” ucap Milea jika ingat bagaimana pria yang dua tahun lebih muda darinya itu dulu mengajaknya kencan padahal mereka dulu rival balapan. Hanzel menatap Milea yang malah tertawa lagi. Jika ingat bagaimana dulu dirinya berjuang mendapatkan hati wanita itu, bukankah sepadan dengan apa yang didapatkannya sekarang, sebab itu Hanzel tak bisa melepas Milea begitu saja. Hanzel mendorong tubuh Milea ke belakang hingga jatuh ke ranjang, membuat Milea terkejut dan berhenti tertawa. Milea menatap Hanzel yang mengunci dirinya di bawah tubuh, membuat jantungnya berdegup dengan sangat cepat. “Dulu aku selalu mengikutimu seperti penguntit. Merayumu dengan apa pun agar bisa mendapatk
Read more

Nitip Kai

“Kalian jangan mencemaskan apa pun. Kami akan jaga Kai dengan baik. Tapi kalau ada apa-apa, segera hubungi kami,” ucap Aruna saat Milea dan Hanzel menitipkan Kai ke mereka.Kai tidak mau ditinggal Milea dan Hanzel pergi. Bocah itu tidak mau bersama orang tua mereka, hingga akhirnya Milea dan Hanzel meminta tolong Aruna karena hanya Emily yang bisa membuat Kai betah.“Maaf merepotkanmu,” ucap Milea karena tak mungkin membawa Kai, takut jika nantinya sang putra cerita ke keluarga soal apa yang mereka lakukan di Singapore.“Tidak apa, lagi pula Kai juga seneng kok.” Aruna mencoba membuat Milea agar merasa tenang.Milea mengangguk-angguk mendengar ucapan Aruna, lantas menoleh ke Kai yang sedang duduk bersama Emily.“Kai di sini sama Emi. Harus bersikap baik dan nurut sama Bibi Runa juga Oma Bintang,” ucap Milea.“Iya, Kai pasti jadi anak baik. Mama sama Papa tenang saja. Pergi aja ga papa.&rd
Read more
PREV
1
...
282930313233
DMCA.com Protection Status