Home / Romansa / Tertawan Cinta Bodyguard Tampan / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Tertawan Cinta Bodyguard Tampan: Chapter 211 - Chapter 220

346 Chapters

Bab 210. Saatnya Kembali

Lima belas orang tamu tak diundang masuk ke dalam Golden Dragon sepuluh menit setelah Venus diikuti oleh mobil tak dikenal. Shao Chen sedang melakukan rencana yang telah disusun oleh Ares diam-diam sebelum ia pergi.Ares King membuka dan menyebarkan secara rahasia denah bangunan yang menjadi markasnya selama ini. Tujuannya adalah memancing SRF masuk untuk menyerang saat mereka mengira jika Ares telah pergi. Ia hanya tidak menyangka jika denah itu jatuh ke tangan Edgar Luther yang kemudian menukarnya dengan sebuah bantuan untuk menculik Venus.“AKU BUTUH BANTUAN! KAMI DISERANG!” lapor Sanders pada Shao Chen yang masih tenang. Sekarang ia berada di ruangannya dengan semua tampilan kamera pengawas dari seluruh ruangan. Ia bisa memantau semua pergerakan.“Aku akan mengirimkan bantuan! Lakukan apa pun untuk merebut Nona Harristian kembali” perintah Shao Chen pada Sanders.“BAIK, TUAN CHEN!”Mata Shao Chen masih pada salah satu kamera tapi tangannya mengambil ponsel dan menghubungi anggota
Read more

Bab 211. Penuh Kegusaran

Gareth Moultens begitu kesakitan dengan wajah terluka tergeletak di atas trotoar di depan minimarket. Asistennya Duke yang selama kontak senjata itu tak berani menolong, baru berlari ke arah bosnya setelah semua orang-orang itu pergi. Duke menolong Gareth dan memapahnya untuk masuk ke dalam mobil.“Kita harus pergi sebelum Polisi datang!” ucap Duke sambil memapah Gareth. Gareth yang mengerang begitu kesakitan karena dipukuli hanya bisa menurut sambil terus memanggil nama Venus.“Venus ... Venus ... aahhkk!” Gareth separuh berbaring di jok belakang sambil terus memegangi perutnya.“Sabar, Pak! Kita akan sampai ke rumah sakit ...”“Panggil dokter saja! Aaahkkk!” erang Gareth lagi menolak untuk dibawa ke rumah sakit. Duke hanya mengangguk menuruti permintaan Gareth.Sementara Edgar Luther yang juga terluka akibat dipukul oleh Sanders kala ia menarik Venus keluar dari mobilnya, menggeram marah. Ia dan sis
Read more

Bab 212. Tempat Pulang Terakhir

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Ares dengan kebingungan dan ketakutan."Aku harus menjaga agar lukanya tidak infeksi. Tapi untuk saat ini, aku butuh darah!" ujar dokter itu lagi. Ares membesarkan matanya."Ambil darahku, Dokter!" sahut Jason pertama kali."Aku juga!" sahut Ares menimpali."Aku bersedia!" Brema menunjuk dirinya."Aku juga!" sahut Aldrich mengikuti. Dokter itu mengangguk dan memberikan petunjuknya."Aku tidak memiliki tes untuk darah di sini, yang aku punya hanya kantung darah. Jadi jika kalian semua ingin membantu, aku akan mengajukan beberapa pertanyaan!" ujar dokter itu lagi dan semuanya mengangguk mengerti termasuk Dion yang juga bersedia mendonorkan darahnya jika perlu. Semua anggota The Seven Wolves juga ikut berdiri."Apa ada yang tahu golongan darah Andrew Miller?" tanya dokter itu lagi."Golongan O negatif!" jawab Shawn pada dokter itu. Kini semua terdiam dan beberapa ada yang kecewa."Aku ti
Read more

Bab 213. Panik

JAKARTAPeter dan Jasman tidak mendapatkan cuti libur untuk Natal dan Tahun Baru tahun ini. Mereka tetap bekerja seperti biasa. Bahkan Peter yang mendapatkan jatah pengamanan misa Natal di gereja Katedral harus bergantian dengan Jasman menyisihkan waktunya untuk sesaat mengikuti misa.Dengan ketidakhadiran Dion, maka tugas mereka pun sedikit lebih banyak dari biasanya. Usai apel dan akan segera berangkat ke lapangan, Peter menarik Jasman sesaat untuk berdiskusi beberapa hal terutama soal kasus Laras yang tengah mereka pantau.“Gue dapet kabar dari salah satu penyidik. Katanya Pak Angsana Nugroho mengajukan ijin untuk memberikan layanan Psikiater sama Mbak Laras. Gue denger kemarin dia coba buat bundir lagi!” ujar Peter separuh berbisik-bisik pada Jasman.Jasman ikut mengernyit dan terperangah. Ia sempat dia beberapa saat sebelum mengangguk mengerti.“Terus?”“Ya lu tahu sendiri kalo uda ada pemeriksaan jiwa artinya apa!” sahut Peter begitu s
Read more

Bab 214. Dewiku Yang Terluka

“Ven?” panggil Dion begitu ia melihat Venus berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan sebelah lengannya dipasang penyangga. Dion begitu kaget seketika cemas saat melihat Venus terluka.“Sayang …” Dion segera menghampiri dan Venus yang menyadari Dion datang segera bangun lalu tersenyum menangis.“Mas Dion!” sahut Venus berusaha turun dari ranjang tapi Dion langsung memeluknya.“Sayangku …” Dion mendekap dan memeluk seraya mencium kepala Venus berkali-kali. Dion lantas melepaskan pelukannya lalu memegang wajah Venus menatapnya begitu cemas.“Kenapa sama kamu, Sayang? Kenapa kamu terluka? Ada apa sama tangan kamu?” tanya Dion beruntun separuh panik dan cemas melihat Venus. Venus masih menangis dan malah memeluk Dion lagi.“Kamu pulang, Mas!” gumam Venus di dalam dekapan Dion tanpa menjawab pertanyaan Dion. Dion masih memeluk Venus beberapa saat dan mengelus-elus p
Read more

Chapter 215. Menyimpan Rencana

Dion masih larut dalam pikirannya dengan mata terbuka tidak bisa terpejam sama sekali. Sesekali, ia mengecup Venus dan membelai pundak atau lengannya lagi. Sampai waktu menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas tapi Dion masih berada di posisi yang sama, tidak bergerak agar Venus tidak terganggu dan bisa tidur dengan nyaman.Dion masih berpikir keras tentang kejadian yang menimpa Venus selagi kekasihnya itu telah tertidur. Tiba-tiba, pintu kamar Venus diketuk seseorang perlahan dari arah luar. Dion menoleh ke arah pintu yang bergeser perlahan. Terlihat kepala Ares King muncul dan menengok ke arah Dion. Dion pun tersenyum.Ares membuka pintu lebih lebar dan masuk ke dalam. Ia membuat suara seminimal mungkin agar tidak membangunkan Venus.“Dia sudah tidur?” tanya Ares dengan suara berbisik nyaris tidak terdengar. Dion tersenyum mengangguk. Ia hendak bangun tapi Ares melarangnya. Ares meminta Dion tetap pada posisinya dan mereka bisa bicara tanpa harus b
Read more

Bab 216. Lamaran Yang Gagal

Sekitar pukul sepuluh pagi, Venus mulai bangun dan menggeliat kecil di dalam pelukan Dion. Dion yang sempat terlelap sebentar akhirnya jadi ikut bangun. Ia tersenyum mendekatkan bibirnya dan menciumi rambut Venus lembut.“Mas Dion gak tidur?” tanya Venus dengan suara kecil. Venus sedikit menaikkan wajahnya menatap Dion yang menunduk dan tersenyum padanya.“Tidur kok. Kamu yang kurang istirahatnya. Tidurnya cuma sebentar tadi.” Venus tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya. Mata Venus tiba-tiba membesar seperti orang sedang kaget.“Tapi bukannya Mas Dion ada wawancara kerja hari ini?” sahut Venus separuh memekik. Ia bahkan berusaha untuk duduk dan Dion membantunya.“Udah terlambat. Sekarang sudah jam 10,” jawab Dion tersenyum ikut menegakkan posisi duduknya. Ia merapikan rambut Venus dengan membelainya lembut.“Lho? Jadi bagaimana?”‘Ya gak gimana-gimana, artinya aku gagal
Read more

Bab 217. Harus Berakhir

“Kok gimana? Sebenarnya saya malah punya dua tawaran lagi sama kamu tapi dua-duanya bukan di New York melainkan di Miami.” Dion masih diam mendengarkan tawaran yang diberikan Arjoona.“Kim Corp butuh orang. Saya pikir kamu mungkin cocok di sana. Cuma masalahnya ... Venus mungkin gak setuju. Tapi kamu kan belum tanya.” Dion tersenyum kecil dan mengangguk. Praktis sudah ada lima tawaran dengan posisi pimpinan di lima anak perusahaan yang berbeda untuk Dion saat ini.“Sebaiknya kamu memutuskan secepatnya. Kamu pulang setelah tahun baru kan?” Dion mengatupkan bibirnya dan mengangguk.“Tapi saya bohong sama Venus bilang kalau saya pulang lusa,” balas Dion sedikit berbisik.“Lho kenapa?”“Gak, Om. Dari pada dia memaksa harus melobi lebih baik saya bilang kalo saya mau pulang.” Arjoona sejenak tertegun menoleh pada Dion lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.“Kamu ad
Read more

Bab 218. Tawaran Dan Keinginan

Langkah Dion yang hendak kembali ke rumah sakit untuk menemui Venus jadi terhenti karena kedatangan Jupiter dan Rei. Rei pulang ke kediamannya sementara Jupiter mengikutinya.“Mas Dion mau ke mana?” tanya Rei melihat Dion yang telah rapi dan bersiap pergi.“Mau kembali ke rumah sakit. Ada apa yang kalian memerlukan saya?” balas Dion setelah duduk di sofa ruang tengah bersama Jupiter dan Rei yang berada di sebelah Jupiter.“Begini Mas. Ares bilang Mas Dion gak jadi wawancara kan tadi pagi?” Dion mengangguk pada Jupiter.“Jadi dari pada lama-lama, aku bawa kontrak kerja yang harus Mas Dion bisa baca sebelum kita ketemu sama direksi dan pemegang saham besok ...”“Huh, apa? Maksudnya?” potong Dion sontak kebingungan sekaligus kaget. Jupiter menaikkan lengkungan senyumannya dan mencoba menjelaskan dengan baik pada Dion.“Aku ingin Mas Dion bergabung dengan King Enterprise sebagai C
Read more

Bab 219. Kesempatan Di Balik Kesempatan

Golden Dragon terlihat lengang usai hal besar hampir terjadi pada mereka.  Setelah semua penyusup ditangkap dan anggota kartel itu dihabisi, satu persatu mayat mereka dibuang ke begitu saja sebagai peringatan agar tidak bermain dengan kelompok gangster tersebut. Hanya ada satu orang yang masih selamat dan tersisa saat ini yaitu Adryl Brooke yang dulunya adalah polisi di NYPD.Setelah dipecat dan buron akibat membantu Edgar Luther, Daryl yang beralih profesi menjadi residivis akhirnya bisa ditangkap oleh Golden Dragon kala ia menjadi sopir truk yang mengantarkan anggota kartel SRF untuk masuk ke dalam markas naga.“Kalian tidak akan bisa melukaiku karena aku tidak takut pada kalian!” ucap Daryl yang duduk di atas kursi di depan meja di ruang tertutup tanpa cahaya sama sekali. Hanya ada satu lampu dan beberapa orang di dalamnya. Salah satunya adalah Shao Chen yang menjadi penasihat Leader Ares King di Golden Dragon.“Apa menurutmu begitu?&rd
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
35
DMCA.com Protection Status