Home / Romansa / Tertawan Cinta Bodyguard Tampan / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Tertawan Cinta Bodyguard Tampan: Chapter 201 - Chapter 210

346 Chapters

Bab 200. Jalur Akhir

“Tetap pada jalur kalian teman-teman. Semoga berhasil!” terdengar suara Earth sebagai operator utama yang membuka tutup jalur komunikasi. Dion sudah memakai seluruh peralatannya dengan lengkap termasuk earpiece yang terhubung dengan sambungan radio pada operator serta komunikasi satu arah dengan Ares.Ia duduk di sebelah Aldrich yang menjadi pengendara sementara Arjoona dan yang lainnya berada di belakang. "Terowongan ini jalan surga bagi pengedar kokain!" ujar Eriksson pada Aldrich begitu mobil mereka masuk dan berjalan di depan mobil pertama. Aldrich pun mengangguk pada Erikkson dan mengiyakan. Aldrich membawa mobil dengan kecepatan yang imbang dengan mobil di depannya dan mobil ketiga mengikuti mereka. Jarak tempuh mereka bisa terpangkas lebih dari 70 persen melewati jalur itu, sehingga kurang dari dua jam mereka akan tiba.Tak lupa Dion tetap mengawasi mobil di belakang selama perjalanan tersebut. Jemari tangannya saling bergesekan tanda jika ia
Read more

Bab 201. Asap Itu Akan Menelanmu

Entah karena kurang makan atau karena situasi yang terjadi, Venus merasa agak sedikit pusing dengan kepalanya. Ia duduk di salah satu sudut ruangan dan tidak mau beranjak pulang. Terlebih hari ini ia pun masih mengambil cuti.“Kamu makan dulu, Sayang. Tadi sarapan kamu sedikit sekali,” ujar Claire menyodorkan sepiring Blackened Shrimp and Asparagus Skillet untuk putrinya. Venus langsung mengernyit seperti tak ingin.“Enggak, Mom! Aku gak pengen makan udang. Sebenarnya gak ingin makan apa pun sih,” jawab Venus pelan pada ibunya. Claire menghela napasnya membelai pundak Venus.“Kamu kenapa sih? Belakangan kamu jadi makin kurus. Kamu mikirin Dion terus? Dia kan sudah kembali.” Venus tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.“Sudah jangan bersedih lagi, nanti kerutan kamu makin banyak!” goda Claire.“Ih, Mommy!” balas Venus terkekeh. Claire pun beranjak dari sisi Venus dan mencium ujung kep
Read more

Bab 202. Jebakan Asisten

Loriander Siren adalah salah satu asisten pribadi yang bekerja untuk Venus selama beberapa tahun belakangan ini. Ia memulai dari salah satu siswa dalam agensi artis sebagai make up artist sebelum kemudian Alicia, manajer Venus menawarkannya pekerjaan yang lebih baik.Tugas Lori adalah memastikan jika Venus mendapatkan semua kebutuhannya sehari-hari. Dari kebutuhan pekerjaan sampai pribadi. Lori akan melapor pada Alicia untuk segalanya yang berhubungan dengan Venus. Ia juga memiliki budget sendiri untuk membelikan apa pun yang diminta oleh Venus padanya.Venus juga tidak pernah memperlakukan hal-hal buruk pada Lori atau pun Gina, asistennya yang lain. Mereka diberikan gaji yang layak, asuransi, sampai bisa menginap di hotel dan kamar yang sama jika Venus berada di sana. Sebagai asisten Lori menemukan kenyamanan yang sesungguhnya. Namun tidak saat ia kembali ke rumahnya.Lori tinggal bersama adik laki-lakinya bernama Tony. Orang tua mereka sudah meninggalkan merek
Read more

Bab 203. Pelindung Yang Tak Terencana

“Aahhkk! Lepaskan dia, apa yang kalian lakukan!?” teriak Lori mencoba menghalangi. Namun Lori dicekal oleh pria lainnya sehingga terjadilah keributan di dalam apartemen itu.“Tolong lepaskan Adikku!” pinta Lori memohon sambil menangis. Ia lalu dipaksa duduk di sebuah kursi dengan meja kecil di depannya. Sementara Tony juga dipaksa duduk di lantai setelah dihajar oleh pria yang menangkapnya tadi.“Duduk dan dengarkan!” ucap Luiz Cortez pada Lori. Lori hanya bisa terengah dan menurut. Seorang pria lalu masuk dan duduk di depan Lori. Lori sedikit mengernyitkan keningnya sepertinya ia pernah melihat pria itu sebelumnya.“Namamu Lori Siren?” tanya pria itu. Lori masih diam dan mengangguk kemudian. Pria itu mengangguk lalu tersenyum.“Senang bertemu denganmu. Namaku Edgar Luther, mungkin kamu sudah mendengar namaku disebut beberapa kali selama ini, iya kan?” lanjut Edgar memperkenalkan dirinya pada Lor
Read more

Bab 204. Menerobos Masuk

Dion meletakkan senjatanya dan berlutut dengan sebelah kaki. Ia memasang sarung tangan khusus lalu memakai kacamata, memperbaiki earpiece dan menyelaraskan jam. Dion juga menurunkan sedikit pet topinya dan menunggu perintah untuk bergerak.“Tim kedua, kalian sudah bisa bergerak. Semoga berhasil, sampai jumpa di pintu gerbang ...” ucap Earth memberikan perintah pada kelompok yang dipimpin oleh Arjoona Harristian itu.“Baik.” Arjoona menoleh ke belakang dan memberi kode pada Aldrich dan Dion untuk bergerak di depan.Dion dan Aldrich akan bergerak lebih dulu sekaligus sebagai pembuka jalan. Dion mengiringi di kiri sedangkan Aldrich berada di kanan. Dion pun memberikan kode pada Aldrich untuk bergerak ke depan dan ia mengangguk.Aldrich menyusup sambil sedikit berlari. Ia berhenti dengan cepat lalu berlutut untuk membidik ke arah depan. Sementara Dion yang menyisir dari sisinya dan melewati Aldrich. Sedangkan Arjoona, Bryan, Erikkson dan Blake serta satu oran
Read more

Bab 205. Hati Yang Tulus

Di lapangan utama, Devon menggunakan kacamata khusus untuk mengendalikan drone yang akan menembak. Dengan konsentrasi penuh, ia dan Brema membidik satu persatu anggota kartel SRF. Mereka memberi ruang bagi kartel Cordona untuk masuk dan melakukan penyerangan terbuka.Tujuannya adalah untuk memprovokasi mereka melakukan saling serang dan itu membuat SRF berpikir jika Cordona menggunakan drone untuk menembak."Kamu jaga sebelah kiri, aku sebelah kanan!" ucap Aldrich dan Dion mengangguk mengerti."Jangan lepaskan tembakan sebelum kita bisa masuk!" Dion balik memberi petunjuk. Aldrich pun mengangguk."Ayo bergerak sekarang!" Aldrich dan Dion saling bergerak bersamaan dan saling melindungi. Mereka punya tugas mengamankan salah satu menara. Aldrich yang tak begitu dekat dengan Dion dan dulu sering bersikap sinis padanya kini sangat kompak bergerak bersama.Dion dan Aldrich masuk beriringan sebagai perisai untuk Arjoona dan sisa tim, untuk menyusup dan me
Read more

Bab 206. Memasang Jebakan

Setelah mendapatkan ijin dari Shao Chen, Venus pun keluar dari pintu samping dengan pengawalan Kyle. Kyle masuk ke dalam mobil setelah membukakan pintu untuk Venus. Cuaca sedang tidak baik. Hujan salju mulai kembali menebal. Venus harus memakai hoodie untuk menghindari salju yang mengenai rambutnya.Di dalam mobil, sudah ada salah satu anggota elite Golden Dragon bernama Sander yang membawa mobil. Kyle juga meminta Edward untuk mengikuti dengan satu mobil lainnya.Pintu gerbang samping dibuka oleh salah satu anggota Golden Dragon dalam pekatnya hujan putih dengan langit super mendung dan cukup gelap. Salah satu mobil keluar dan berlalu begitu saja. Di ujung jalan, mobil lain ikut bergabung.Mobil yang sudah berdiri di luar bangunan Golden Dragon semenjak dua jam yang lalu lantas melaporkan pada Edgar jika Venus sepertinya sudah mengambil umpannya.“Ikuti dia!” perintah Edgar yang memimpin langsung misi tersebut.Dari arah menara pengawas Golden Dra
Read more

Bab 207. Bukan Pahlawan Yang Diinginkan

Akhirnya mobil itu berbelok ke jalan 42 Aster Road dan melintasi kawasan yang sangat sepi dengan salju yang mulai menebal. Hanya ada beberapa mobil yang parkir dan mulai tertutup salju. Mata Duke akhirnya menemukan satu mini market di tengah-tengah bangunan-bangunan yang mengapitnya. Dan tempat itu buka.“Aku menemukan mini market, Tuan ...” Duke baru saja hendak mengerem, Gareth yang tengah kesal langsung membuka pintu mobil untuk turun.“Tuan?” Gareth langsung menutup pintu dan berjalan akan masuk ke mini market itu. Sementara Duke hanya bisa menghela napas panjang dan menggelengkan kepalanya. Ia memarkirkan mobilnya ke sisi jalan lalu menunggu Gareth sampai ia selesai.“Apa kamu baik-baik saja?” TING – lonceng di depan pintu berbunyi tanda ada pelanggan yang masuk. Tiba-tiba sudah ada kasir yang menyambut Gareth. Sementara Venus sedang berbicara pada Lori.“Aku kedinginan ...” ucap Lori menggigil. T
Read more

Bab 208. Terjebak Mantan

"Teman-teman, waktu kalian tinggal sepuluh menit! Itu waktu maksimal, jangan buang waktu terlalu lama!" terdengar perintah dari Earth yang menjadi operator utama. Ia mengawasi pergerakan konvoi militer yang tengah bergerak ke arah mansion SRF.Dion menoleh pada Aldrich yang juga ikut menoleh padanya. Aldrich mengambil binokularnya dan memantau pergerakan di depan gerbang. Ia terengah dan semua makin kacau."Mereka sudah dekat!" ucap Aldrich pada Dion yang tengah mempersiapkan senjatanya."Tetap pertahankan posisimu, Profesor!" perintah Dion tegas dan mulai menembak lagi. Mereka harus menjauhkan sebisa mungkin anggota kartel untuk meringsek masuk ke dalam. Dion lalu melindungi Glenn dan Aidan yang datang ke arah mereka. Glenn pun memanjat lalu menepuk pundak Aldrich."Aldrich, turunlah! Masuk ke dalam dan bantu Ares!" ucap Glenn yang datang posisinya untuk berjaga bersama Dion. Aldrich mengangguk dan melihat ayahnya Aidan sudah di bawah menunggu.Di
Read more

Bab 209. Perjuangan Di Akhir

“VENUS ... AAKKH!” Gareth masih pontang-panting menarik Venus bersamanya. Kyle dan Sanders terpaksa berkelahi untuk melepaskan diri. Edward juga tak kalah sibuk. Ternyata Edgar melibatkan banyak orang untuk menculik Venus. Salah satu pria lantas mengeluarkan sebuah pisau dan mencoba menyerang Kyle yang sedikit lagi bisa meraih Venus.Venus yang masih melawan sebisanya ikut melihat pisau tersebut dan hendak menghalangi, tetapi Gareth sempat menarik Venus untuk membawanya lari.“Aaahhhkk!” pisau itu salah sasaran dan mengenai lengan bawah Venus. Kyle tidak menyerah dan melakukan sebuah tendangan untuk pria yang telah melukai Venus sampai ia tersungkur ke belakang. Sambil merangkak, Gareth yang sempat ditendang saat  menarik Venus lantas ditarik kembali oleh Edgar yang tiba-tiba datang. Wajahnya langsung ditendang oleh Edgar.“Ahhkkkhh ...” Gareth mengerang kesakitan. Edgar yang hendak meraih Venus lantas melakukan perlawana
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
35
DMCA.com Protection Status