“Ryan?” Briana menatap mata Ryan dengan seksama. “Kau mabuk?”Sesaat kemudian Ryan membuang napas kasar, tersadar tengah dikendalikan oleh emosinya, sedangkan sudah sejak lama dirinya tidak pernah lagi menyukai wine. Dirinya paling benci dikendalikan efek alkohol.Malam yang begitu berat baginya untuk berpikir keras, kenapa sang ayah malah membiarkan White kembali menjalin hubungan persahabatan dengan keluarganya. Bahkan, kali ini tidak menolak Aaron mendekati Briana. Misi apa lagi yang tengah direncanakan sang ayah.Ryan menghela napas, mencoba kembali sadar. “Maafkan aku. Tapi aku ingin istirahat, sebaiknya kau pulang.”“Aku menunggumu sedari tadi, hanya ini yang kuterima?” tanya Briana dengan tatapan kecewa.Perlahan Ryan pun melepaskan kedua tangannya di pundak Briana, kemudian mengambil kunci berupa kartu dari saku celananya, lalu menggesekkannya ke sebuah alat di sisi pintu.Setelah pintu itu terbuka, Ryan meraih tangan Briana dan mengajaknya masuk ke dalam penthouse.“Ayo, masu
Terakhir Diperbarui : 2024-06-14 Baca selengkapnya