All Chapters of Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya: Chapter 41 - Chapter 50

85 Chapters

Bab - 41. Mili menangis di pelukan Bowo.

Tapi di dalam pelukan Bowo,justru Mili semakin terisak dan menangis histeris,dengan keberanian nya Bowo pun membelai lembut rambut Mili yang sedikit acak-acakan itu,dan entah kenapa Mili semakin erat mengencangkan pelukan nya."Mbak,maaf tolong jangan terlalu erat memeluk saya,perut saya jadi engap Mbak!"ucap Bowo yang nafas nya terbata-bata,mendengar ucapan Bowo sontak Mili pun langsung melepas pelukan nya dan meminta maaf pada Bowo."saya minta maaf Mas,saya emosi dan rasa nya ingin mencekik leher Seto si brengsek itu Mas,"sahut Mili yang sedikit menggeser bokong nya agar sedikit menjauh dari Bowo."iya Mbak gak apa-apa,saya tau Mbak Mili sedang emosi,dan itu pasti,sekarang lebih baik Mbak sarapan dulu ya,setelah itu Mbak istirahat saja di kamar tamu!"ucap Bowo seraya mengambil roti bakar yang sudah siap kan sejak dari tadi,dan Mili pun mengambil nya dan memakan nya.Setelah sarapan Mili pun mengikuti apa kata Bowo,dia langsung ke kamar tamu untuk beristirahat,sedang kan Bowo setela
Read more

Bab - 42. Kabar Seto

Ketika Seto tengah berdiri di sebuah Mobil mewah yang berhenti di depan nya, yang lalu turun lah seorang perempuan dari dalam Mobil itu yang ternyata itu Nilam.Dia datang dengan mesra nya memeluk Seto dan hal yang sama di lakukan Seto, karena ternyata Seto datang untuk menemui Mili hanya untuk merayu nya agar dia kembali dan bisa di jadikan ATM berjalan nya lagi.Selama Seto menjalin hubungan dengan Mili, Seto tidak pernah menganggap Mili sebagai kekasih yang di idam-idam kan, tapi Seto hanya memanfaat kan Mili saja.Dan ketika melihat itu semua Mili pun teringat kembali dengan kata-kata yang sering papa nya ucap kan dan juga teringat dengan apa yang Bowo kata kan dulu.Mengingat itu semua seketika air mata Mili menetes kembali,dia menyesal telah mempertahan kan Seto waktu itu dan menolak tawaran papa nya untuk di jodoh kan dengan Bowo,karena memang benar ada nya bahwa penyesalan itu datang nya pasti di akhir.Selama Mili berpacaran dengan Seto sudah ratusan juta dia keluar kan untuk
Read more

Bab - 43. Proyek yg selalu dapat pujian

Waktu telah berlalu,hari berganti minggu dan minggu berganti bulan,pembangunan Mall yang megah itu telah selesai dan kini saat nya peresmian,Mall yang di bangun dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun itu kini berdiri dengan megah nya.Mall dengan berbagai fasilitas modern di dalam nya dan juga tersedia tempat bermain untuk anak,ada juga rest area dan fasilitas Mall lain nya pada umum nya."Alkhamdulillah ya Mas hasil nya sangat memuas kan,"ucap Mili yang tengah berdiri berdampingan bersama Bowo menatap hasil kerja mereka."iya Mbak,hasil yang sangat memuas kan,semoga saja Mall nya ramai pengunjung,"sahut Bowo ysng tersenyum dengan bangga nya melihat hasil desain yang di cipta kan nya."Aamiin Mas."Setelah pemotongan pita para tamu undangan dari pengusaha-pengusaha dan juga penanam modal pun di persilah kan untuk mengelilingi area Mall,begitu juga dengan Bowo dan Bulan,mereka mendampingi para tamu-tamu itu dan menjelas kan konsep dari Mall yang mereka Desain.Senyum bangga,bahagia
Read more

Bab - 44. ke sensitivan Mili

Pagi itu udara terasa sangat sejuk dan segar,Bowo yang hari itu libur ke kampus dia pun akan menikmati pagi ini dengan santai di rumah,sebelum dia berangkat untuk mengadakan pertemuan dengan para Arsitek-Arsitek untuk membahas kembali pembangunan jembatan yang akan di laksanakan dua bulan ke depan.Bowo menikmati udara sejuk dan pemandangan pagi hari dari lantai atas Balkon rumah nya,dengan piyama yang masih menempel di tubuh nya,serta secangkir kopi panas yang di seduh nya sendiri Bowo berdiri di ujung balkon sambil memperhatikan halaman belakang rumah nya,lumayan kotor dan dedaunan yang gugur mulai mengambang di area kolam renang.Sesaat Bowo berfikir kalau sudah saat nya dia untuk mencari Asisten Rumah tangga dan seorang tukang kebun untuk merawat rumah nya,mungkin juga seorang satpam untuk menjaga pos satpam yang berada di rumah nya.Dengan segera Bowo membuka ponsel nya,dia mulai mencari-cari sebuah Yayasan yang menyediakan para pekerja dan juga seorang satpam yang berpengalaman
Read more

Bab - 45. Pak De Jono

Ketika Bowo dan Mili sudah meninggal kan pendopo, Bulan tidak segera untuk pergi,tapi dia masih merenungkan sikap Mili kepada nya,entah kenapa Mili seakan tidak suka ketika dia berbicara dengan Bowo.Sementara itu di dalam Mobil Bowo,Mili diam saja dan dia lebih sibuk dengan ponsel nya seakan-akan dia sedang di dalam Mobil sendirian."Mbak Mili ada masalah apa dengan Mbak Bulan?"tanya Bowo seraya menoleh kan pandangan nya sekilas kepada Mili."aku cuman gak terlalu suka saja kalau dia terlalu dekat dengan Mas Bowo,"jawab Mili tanpa ada rasa ragu."memang nya kenapa Mbak?"tanya Bowo penasaran."yah pokok nya gak suka aja Mas,kalau di tanya apa alasan nya,aku juga gak tau apa alasan ku,"sahut Mili yang tidak mau menjelas kan apa yang dia rasakan pada Bowo.Sejak Mili berpisah dengan Seto,saat itu hari-hari Mili selalu di temani oleh Bowo,karena memang saat Mili terpuruk pak Kusuma meminta Bowo untuk selalu membawa Mili jalan-jalan,ngobrol dan juga kegiatan lain yang tujuan nya agar Mili
Read more

Bab - 46. FLASHBACK OFF

"Kamu itu jadi anak muda jangan males Bowo,cari kerja yang bener,jangan cuma bisa nya cari utangan saja!"ucap pakde Jono yang sedikit memalingkan wajah nya sambil menikmati rokok yang terselip di sela-sela jari nya."iya lho Wo,bude sama pakde mu ini bukan bank,tiap datang pinjam uang,datang lagi pinjem uang lagi,wes ngrepotin terus kerjaan kamu sama Mbok Mini itu,"sahut istri nya pakde yang melintas di ruang tamu seraya membawa sekantong plastik belanjaan yang di beli nya dari warung dan langsung berlalu menuju ke dapur."iya pakde saya paham,saya juga minta maaf karena selalu ngrepotin pakde,kalau Ibu gak sakit saya juga gak minta tolong kok pakde,cuman kali ini saja saya mau bayar rumah sakit uang nya kurang pakde,"ucap Bowo dengan nada melas dan takut."minggu lalu juga Mbok Mini pinjam lima puluh ribu buat beli beras,sekarang kamu,terus besok siapa lagi yang kamu suruh pinjam ke sini,"ucapan pakde Jono sunggung membuat hati Bowo sakit,tapi Bowo berusaha untuk tetap sabar.Sebenar
Read more

Bab - 47. Pak Tono dan Mak Ijah

Pagi itu Bowo mendapat pesan dari yayasan penyalur Asisten rumah tangga,bahwa Asisten yang dia pesan hari ini akan datang bersama dengan seorang tukang kebun,mereka ini adalah pasangan suami istri yang usia nya setengah baya namun kedua nya masih sangat lincah dan rajin dalam pekerjaan."selamat pagi pakde,"sapa Bowo kepada pakde Jono yang tengah duduk di teras depan rumah yang bersiap-siap untuk menjaga pos satpam,saat itu pakde Jono sedang merapikan sepatu nya."eh pagi Le,gimana pakde gagah kan,"ucap pakde Jono yang pamer seragam nya."gagah banget pakde,semangat ya pakde!"sahut Bowo yang memuji pakde Jono."pasi nya Le,ya sudah pakde mau ke pos dulu ya,"sambil berdiri pakde Jono pamit pada Bowo dan Bowo pun mengiya kan serta memberi semangat pada pakde nya itu.[["gak nyangka pakde yang dulu sombong kini bekerja di rumah ku,dunia itu benar-benar berputar,lihat Bu orang yang sering menyakiti hati Ibu,sekarang ada di sini kerja sama anak mu yang selalu di hina nya dulu"]] gumam Bowo
Read more

Bab - 48. Bowo mengutarakan isi hatinya

Bahkan sampai di kampus pun Mili masih terdiam,turun dari mobil Bowo pun Mili tidak lagi berpamitan seperti biasanya,tapi Bowo berusaha mengejar Mili setelah mobil nya terparkir dengan aman."Mbak tunggu..,Mbak Mili jangan marah!"panggil Bowo seraya setengah berlari mengejar Mili,tapi Mili tetap saja tidak mau menoleh,dia masih terus saja berjalan dengan cepat.Karena Mili terus saja berjalan,maka Bowo pun berlari mengejar Mili dan akhir nya dia bisa menghentikan langkah Mili dengan cara menarik tangan Mili,seketika itu juga tubuh Mili terpental ke pelukan Bowo,dan kedua nya panik."Mas apa-apaan sih,"pekik Mili yang membuat perhatian orang di sekitar nya tertuju pada Mili dan Bowo."maaf Mbak,maaf..!"sahut Bowo yang langsung menarik tubuh nya mundur beberapa langkah dari tubuh Mili."Mas mau apa,kalau gak mau ya sudah Mili juga gak akan maksa,"ucap Mili masih dengan lantang nya."husssttt..,Mbak kalem ya,kita bisa kan ngobrol pelan-pelan!"sahut Bowo yang meletak kan jari telunjuk di
Read more

Bab - 49. suka dan duka

Mendengar apa yang Bowo kata kan,seketika itu juga bibir Bulan merasa kelu,dia tidak dapat berkata apa-apa,jantung nya berdebar sangat kencang,tubuh nya bergetar,namun dia merasa seakan suasana malam itu bertabur bintang-bintang yang indah mengelilingi diri nya,bunga-bunga seakan mekar indah dalam pandangan mata nya."Mbak tidak perlu menjawab nya sekarang,karena Mbak pasti masih bingung,tapi jujur saja saya merasa lega karena telah mengutarakan ini semua pada Mbak Bulan,perasaan yang selama ini saya pendam,perasaan yang terus saya jaga hingga saat ini,dan sejak awal saya bertemu dengan Mbak Bulan saat itu juga saya sudah jatuh cinta,maaf jika saya sudah lancang mengungkap kan ini semua Mbak!"ucap Bowo yang sebenar nya dia juga merasa gugup saat mengucap kan kata-kata itu,tapi jika dia terus-terusan menyimpan nya maka justru itu akan menjadi beban dalam hidup nya,dan di terima atau tidak seenggak nya dia sudah berani untuk mengatakan nya,dan secara otomatis Bulan akan tau tentang pera
Read more

Bab - 50. mili kecewa dan sakit hati

Kegelisahaan Bowo semakin menjadi-jadi,dia pun tidak menghentikan Mobil nya di tepi jalan raya dan merenung kan semua kata-kata Bulan,Bowo sulit menghubungi Bulan,karena posisi Bulan sudah berada di dalam pesawat dan secara otomatis ponsel sudah di non aktif kan.[["kenapa pikiran ku jadi kacu seperti ini,ya Allah lindungi lah kekasih ku Bulan dan juga Abah Jaya dalam perjalanan nya"]] gumam Bowo dalam hati.Lambat laun suasana hati Bowo mulai membaik,karena dia tidak ngin larut dalam kegelisahan nya yang terlalu dalam,maka dia melajukan Mobil nya kembali dan menuju ke kampus,kali ini dia tidak menjemput Mili karena jarak nya sudah lumayan jauh,jadi Mili pun berangkat dengan mengendarai Mobil nya sendiri.Setelah sampai di kampus Bowo lebih banyak diam dan merenung,apa pun itu tetap saja dia memikir kan Bulan,karena sebelum dia bisa berbicara dengan Bulan dia tidak akan bisa merasa tenang,Bowo duduk di bawah pohon yang di sekeliling nya terdapat tempat duduk."Mas kok gak jemput Mili
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status