—Lila WinterDua hari yang berjalan cepat, singkat.“Maaf, Lila. Hanya seperti ini yang bisa kuberikan. Waktu dua hari—”“Diamlah, Ferdi.” Kutempelkan beberapa jariku ke bibirnya. “Terima kasih sudah mewujudkan mimpiku dalam waktu dua hari.”Sadar sesadar sadarnya, aku sedang berjinjit sekarang. Mengenakan gaun indahku tanpa alas kaki, karena para periasku kuminta keluar sebab aku ingin bicara dengan pengantin prianya. Hanya berdua saja.“Kau tahu? Aku terkejut bisa sampai ke tahap ini.”“Sekaligus takut?” Aku mengedipkan sebelah mataku. Menggodanya yang bertelapak tangan basah, bahkan dingin. Dia gugup. Menggemaskan sekali! Sungguh, dia pria yang jujur.“Yap. Aku takut sesuatu terjadi padamu. Itu sebabnya, kutinggalkan apa pun demi datang memenuhi permintaanmu.”Benar, kan? Dia pria jujur. Akan bodoh dan sangat tolol, bila aku tidak jatuh hati secepatnya pada pria ini.“Dan aku baik-baik saja, bukan?”“Aku sangat bersyukur karena itu.” Dia datang bersama pelukannya. Mengangkat tubuhk
Last Updated : 2024-03-23 Read more