Semua Bab Calon Mertuaku Menjadi Maduku: Bab 11 - Bab 20

47 Bab

Bab 11 Rumah kecil

Tak ada sedikitpun keinginan Puteri untuk membantah, atau membalas ucapan Bu Nova.Puteri adalah tipe seorang perempuan yang suka memperhatikan tanpa memberi komentar, apalagi masalah tentang hidupnya, dia menyerahkan seluruhnya pada sang ayah.Keceriaan dan keramahannya, hanya sebatas dengan teman- temannya saja. Puteri dapat menjadi seorang yang periang dan pendiam, sesuai dengan siapa dia berinteraksi."Bik, bawa perempuan ini kekamarnya, setelah itu jelaskan semua apa yang aku katakan tadi ?" ucap Bu Nova pada pembantunya."Saya tunggu mas Akbar, Bu ?" "Mas. Eehh suami saya sebaya ayahmu ! Sok istri beneran saja kamu." Bentak Bu Nova yang sudah tersulut emosi karena cemburu.Malas dengan situasi yang ada, Puteri langsung berdiri sambil membawa kopernya, yang sejak tadi ada disampingnya. " Ayo bik ! permisi Bu " Puteri pergi meninggalkan Bu Nova, mengikuti bik Sumi yang sudah berjalan meninggalkan ruang makan.Tanpa melihat sekelilingnya, Puteri berjalan dengan wajah sendu dan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-28
Baca selengkapnya

Bab 12 Keputusan

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar.Puteri seolah menulikan telinga, enggan untuk membukanya."Nyonya...nyonya muda ...!" suara bik Sumi terdengar dari luar memanggil - manggilnya.Sedikitpun Puteri tidak ada niat, untuk beranjak dari pembaringannya, hingga suara itu tak terdengar lagi, Puteri merasa lega."Mana Puteri nya bik ?" tanya pak Akbar yang sudah duduk dimeja makan."Saya sudah memanggilnya tuan, tapi tak ada jawaban." Jawab bik Sumi."Sudahlah pa...! kita makan dulu, nanti kalau lapar dia akan turun sendiri, mama sudah lapar !" ucap Bu Nova dengan gaya judesnya."Mama kalau lapar, makanlah dulu, papa mau lihat Puteri." ujar pak Akbar dan akan bangkit dari duduknya."Jadi mama makan sendiri, gitu..? sementara papa akan makan bersamanya. Adil macam apa itu..!" sarkas Bu Nova tiba-tiba."Kalau begitu, mama tunggulah sebentar, papa akan melihatnya. Mungkin dia masih canggung dengan situasi disini." tutur pak Akbar, kemudian melangkah menuju lantai dua, tempat dimana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-28
Baca selengkapnya

Bab 13 Anak kost

Beberapa hari disibukkan oleh banyak masalah, akhirnya pak Akbar mengambil keputusan, untuk mengambil alih semua pekerjaan yang telah ia berikan dulu kepada puteranya.Berdiri diatas kaki sendiri itu lebih baik. Terlalu kecewa dengan perbuatan sang istri dan sang anak, namun dia tidak bisa menghukum, hanya bisa pasrah dan ikhlas atas takdir Allah. Semoga diusianya yang tidak muda lagi, Allah selalu memberi kesehatan padanya. Itu doa yang selalu dia panjatkan."Kenapa papa bisa secepat itu mengambil keputusan, bukankah papa ingin fokus pada bisnis kesehatan saja." tutur Bu Nova setelah beberapa saat mereka saling diam."Mungkin papa akan melepaskan jabatan sebagai dosen dan akan mengurangi jam terbang operasi. Sudah banyak para dokter syaraf yang jenius dan sudah berpengalaman untuk menggantikan jam kerja papa." jawab Akbar menjelaskan rencananya pada istri pertamanya.Bu Nova hanya mendesah pelan, dengan keputusan sang suami. Walaupun dia kecewa tentang keputusan Akbar yang membelokir
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-28
Baca selengkapnya

Bab 14 Tidur bersama

Menahan sesuatu yang telah bergelora, pak Akbar perlahan mendekati sang istri yang tengah terlelap.Pandangan Akbar terhadap Puteri yang sedang terlelap ibarat seekor singa yang tengah kelaparan, namun iman dan akal sehat selalu ada di gerbang terdepan hati dan fikirannya.Puas dengan penglihatannya, pak Akbar mengambil ponsel dari genggaman istrinya yang masih memutar film Hindia romantis, "ternyata kamu pecinta film romantis juga Ruhi..!" ucapnya lirih.Sangat penuh hati- hati Akbar mengangkat membenarkan posisi tidur sang istri yang menurutnya telah berputar arah dari kepala tempat tidur.Menyibakkan anak rambut yang selalu berjuntai di dahi dan telinga istrinya. Membelai wajah, dan mencium sekilas bibir gadis yang sudah hampir satu minggu ini telah menjadi istri sahnya.Tak lama pak Akbar membuka kaus rumahan yang dia pakai, kini dia hanya menggunakan celana training panjang dan bertelanjang dada. Sudah menjadi kebiasannya kalau tidur selalu bertelanjang dada.Sekitar jam sebelas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-28
Baca selengkapnya

Bab 15 Masih kecewa

Selesai solat berjamaah dengan sang istri muda, Akbar kembali masuk ke kamar utama, tempat Bu Nova istri tuanya berada."Mama sudah selesai solat ?" tanya Akbar begitu melihat istrinya yang masih tiduran diranjang dan tidak menjawab sedikitpun pertanyaannya.Kemudian Akbar duduk ditepi ranjang, disamping istrinya itu." Ma...memang sulit dan sakit bagi mama untuk menerima Puteri, tapi bagaimanapun bencinya mama dengannya, itu tidak akan merubah statusnya lagi." nasehatnya."Apa papa akan terus mempertahankan dia sebagai maduku ?" tanya Nova. Kini diapun ikut duduk disisi suaminya."Papa tidak akan menceraikan kalian berdua. Kalian adalah jiwa dan raga papa. Mama adalah raganya papa selama ini." jawab Akbar.Pria dewasa yang semakin berkharismatik diusianya yang tidak muda lagi itu, menghela nafas berat."Bukan mau papa untuk menyakiti mama, dan bukan mau papa untuk melepaskan tanggung jawab papa pada Puteri. Tolong tetaplah berdiri disebelah kanan papa." ucap Akbar penuh kelembutan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-02
Baca selengkapnya

Bab 16 Hati yang luka

" Mas !" ucap Puteri spontan. Dan langsung berdiri, sambil menoleh kearah sang suami yang sedang membungkuk, berbisik dan mencium telinganya.Dengan sigap pak Akbar meraih pinggang Puteri yang tiba-tiba berdiri dihadapannya yang menubruk dada bidangnya." Mas ..." ujar Puteri dengan lirih.Tanpa ragu, Akbar melumat bibir Puteri yang masih mengunyah nasi gorengnya.Puteri sangat terkejut dengan perlakuan Akbar." Mas... Jorok, aahh...! ucapnya setelah berhasil melepaskan lumatan suaminya.Biasanya Puteri hanya diam tanpa melawan, tapi kali ini, Puteri tanpa ragu protes.Akbar yang menyaksikan reaksi istri mudanya, bukannya marah, dia malah tersenyum senang, dan tetap mengeratkan pelukan tangannya dipinggang Puteri."Mau kemana ?" tanya Akbar, menyudahi godaannya."Aku mau izin pergi kekost an ku mas," jawabnya lirih, setelah menelan sisa nasi goreng yang masih ada dimulutnya." Kapan ?" tanya Akbar yang melepaskan pelukannya dan langsung duduk dikursi yang ditempati Puteri tadi, memaka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-02
Baca selengkapnya

Bab 17 Rumah idaman

Selesai dengan tugas operasinya, Akbar segera bersiap- siap untuk pergi keperusahaan yang selama hampir tiga tahun sudah dikelola sang anak tunggal. Perusahaan yang bergerak dibidang proyek bangunan jangka panjang ini adalah perusahaan peninggalan almarhum ayahnya pak Akbar.Sebagai seorang anak pak Akbar tetap mengambil alih perusahaan papanya, tanpa meninggalkan cita- citanya ingin menjadi seorang dokter ahli syaraf.Dengan kecerdasan dan kemampuan yang diberikan Allah, seorang Akbar mampu memegang perusahaan dan sekaligus menjabat sebagai dosen dan dokter senior yang terkenal dengan kepintarannya.Karena tuntutan pekerjaan yang banyak menyita waktu dan fikirannya, pak Akbar memerlukan seorang pendamping yang bisa menjadi teman, penghibur dan dapat melayaninya dengan baik.Untuk itu dengan pemahaman agama yang baik, seorang Akbar memutuskan untuk nikah muda, pada waktu dulu.Gelora jiwa muda dan nafsu yang dia akui besar dalam dirinya, membuat dia tidak mau sembarangan untuk melamp
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-05
Baca selengkapnya

Bab 18 Komunikasi yang baik

" Mas...aku suka rumahnya," ucap Puteri saat mereka sedang berada didapur, dapur terbuka yang menyatu dengan taman kecil, tidak ada sekat antara dapur dan taman tersebut, sehingga membuat suasana dapur begitu asri.Teras samping rumah sebelah kiri telah disulap menjadi ruang santai, menyatu dengan kolam ikan hias kecil, yang mengeluarkan suara percikan dan pancuran air kecil. Ditambah akuarium besar seperti melihat dasar pemandangan laut yang ada didalam kaca.Ruang tidur yang hanya memiliki empat kamar saja, dan satu diantaranya adalah kamar khusus pelayan.Dalam dua hari semua telah sempurna dilakukan oleh orang suruhan Akbar.Sementara ruang makan, menyatu dengan dapur terbuka namun ada pembatas dinding kaca transparan. Satu kamar utama yang bersebelahan dengan ruang tamu, dua kamar yang lain ada di deretan ruang santai, sedangkan satu kamar lagi da didekat dapur.Teras samping yang sebelah kanan yang memiliki halaman sedikit luas, telah disulap menjadi taman buah cangkokan yang d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-05
Baca selengkapnya

Bab 19 Jiwa ragaku

Hampir jam sembilan malam pak Akbar dan Puteri sampai dirumah utama, berjalan tetap beriringan, Puteri berusaha melepaskan tautan jemari Akbar dijemari- jemarinya. Namun Akbar tidak memberi kesempatan untuk melepaskannya."Ayo...mas antar !" tawar Akbar." Enggak usah mas, aku bisa sendiri, mas masuk saja kekamarnya sana." jawab Puteri."Kamarmu juga kamarnya mas, Ruhi..." ucap Akbar, yang terus menggandeng tangan istri mudanya, keduanya terus menaiki anak tangga menuju kamar Puteri.Sedikitpun mereka tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang sudah banjir dengan air mata, menyaksikan kemesraan Akbar untuk Puteri.Sungguh jelas dipandangan Bu Nova kalau suaminya kini telah memiliki rasa pada Puteri.Penyesalan terus menggerogoti hatinya yang terasa sesak.Setelah melihat drama pasangan beda usia itu tidak nampak lagi, Nova segera melangkah masuk kedalam kamar utama, kamar yang banyak menyimpan kenangan indah antara dia dan suaminya."Mas pergilah, lihat Bu Nova sana, sudah seharian
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-05
Baca selengkapnya

Bab 20 Menstruasi

Pukul setengah tujuh pagi, pak Akbar menyelesaikan sarapan pagi bersama Bu Nova."Papa berangkat dulu ya ma." ucapnya, setelah menghabiskan minuman ginsengnya."Papa akan pamit dulu dengan Puteri," tanpa menunggu jawaban sang istri, Akbar melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju lantai dua.Seperti biasa Akbar membuka pintu dengan memakai kunci cadangan. "Assalamualaikum " ucapnya lirih." Kok gelap." fikirnya."Gorden masih tertutup rapat, tumben lampu mati." Bathinnya.Akbar lalu menghidupkan saklar lampu yang ada disamping pintu kamar mandi." Masih tidur ?" Gumannya." Ruhi...!" Panggilnya lembut, saat dia melihat sang istri masih tidur dengan cara menungging dibalik selimut memegangi perutnya.Perlahan, Akbar duduk ditepi ranjang memegang dahi sang istri yang berkeringat. " Enggak panas " bathinnya."Huuuuh..." suara lenguhan kecil terdengar keluar dari bibir indah Puteri.Puteri memutar posisi wajahnya membelakangi sang suami. Akbar mengernyit heran, semalam baik-baik sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status